Blue Train Japan Kereta Tidur Legendaris

Blue Train Japan, Kereta Legendaris Jepang

Blue Train Japan, namanya sangat populer, melegenda, dan punya sejarah Panjang. Dulu merupakan favorit bepergian antar kota (intercity). Sayang kehadiran Shinkansen membuat okupasinya menurun hingga akhirnya berhenti beroperasi. Pamornya pun terus menyusut.

Melihat kereta yang satu ini memang merupakan kereta dengan kelas tersendiri di masanya. Jauh sebelum Kereta Api Bima beroperasi, kereta ini udah lebih dulu eksis. Bahkan nggak Cuma satu rangkaian saja. Melainkan banyak sekali. Namun untuk pembahasan ini, kita akan fokuskan ke 2 kereta saja yakni Fuji Blue Train dan Blue Train Asakaze.

Kedua kereta tersebut sama-sama purnatugas di tahun 2009 setelah puluhan tahun berpetualang mengarungi negeri matahari terbit. Juga sama-sama melayani koridor Tokyo – Pulau Kyushu. Kini peran keduanya telah diambilalih oleh Tokaido Sanyo Shinkansen. Dengan trainset jenis N700 series.

Blue Train Japan, Overnight Service.

Mungkin boleh aja kita mengenal blue train hanya dari eksteriornya aja yang berwarna biru. Seperti juga kereta api Bima Ketika masih membawa kereta tidur. Namanya disingkat Biru Malam.

Namun baik Bima maupun Blue Train bukan soal eksterior semata. Lebih dari itu merupakan kereta dengan layanan real sleeper atau kereta tidur. Layaknya hotel berjalan. Sering juga disebut sebagai Overnight Service. Bahkan nggak jarang durasi tempuhnya sampai 24 jam.

Oke itu sekilas tentang Blue Train yang ternyata nggak semata tampilan fisik. Melainkan lebih ke pelayanannya seperti hotel berjalan. Serta pada umumnya beroperasi sore hingga malam hari dan tiba esok harinya di stasiun tujuan.

Fuji Blue Train, Sang Pelopor

Pertama-tama kita akan membahas Blue Train Japan tertua dan boleh dibilang sebagai sang pelopor yakni Fuji Blue Train. Kereta ini mulai beroperasi pada tahun 1912 atau di era Taisho. Awalnya dinas tanpa nama. Sementara nama Fuji itu sendiri baru digunakan pada bulan September 1929. Hmm, berarti udah eranya Showa kalo gitu ya?

Fuji Blue Train merupakan satu dari dua blue train Japan generasi pelopor. Satunya lagi Sakura Blue Train. Keduanya sama-sama kereta unggulan di jaman itu. Cuma ada perbedaan dari segi kelas layanan.

Jika Sakura punya layanan kelas dua, Fuji layanannya kelas satu dan dilengkapi dengan observation deck. Fasilitasnya tentu saja berbeda. Namun walaupun yang satunya kelas dua, itu ukuran kelas dua untuk kereta elite. Sedangkan Fuji punya nilai plus dari segi fasilitas seperti Observation Deck itu tadi

Blue Train Fuji beroperasi di Tokaido Sanyo Line, melayani rute Tokyo-Shimonoseki. Blue Train ini terintegrasi dengan layanan ferry tujuan Pusan, Korea, dimana pada saat itu Semenanjung Korea berada dibawah kekuasaan Kekaisaran Jepang.

Dari Pusan Korea, penumpang bisa melanjutkan perjalanan menuju daratan Tiongkok, Manchuria, bahkan bisa aja terus ke Eropa melalui Rusia.

Namun sayang Fuji Blue Train mesti menghentikan layanannya bulan April 1944 akibat Perang Dunia ke-2. Seperti kita ketahui, di tahun tersebut Kekaisaran Jepang terus ditekan pihak Sekutu sebelum akhirnya menyerah di tahun 1945

Kebangkitan Blue Train Japan (Fuji) Pasca Perang

Kurang lebih 16 tahun setelah perang, tepatnya di tahun 1961, Fuji Blue Train Kembali beroperasi di Tokaido Sanyo Line. Kali ini mengambil rute Tokyo-Kobe menggunakan trainset EMU 151 Series. Dinas dibawah operator Japanese National Railway (JNR) sebagai pengganti Japanese Government Railway (JGR) sebelumnya.

Fuji Blue Train akhirnya kembali menunjukkan jati diri eksteriornya yang berwarna biru setelah mendapatkan rangkaian baru 20 series sleeping car di tahun 1964. Bersamaan peluncuran Tokaido Shinkansen, 1 Oktober 1964, rutenya diperpanjang jadi Tokyo – Oita.

Perpanjangan Rute ke Nishi Kagoshima, Rekor 24 Jam.

Fuji Blue Train memecahkan rekor menjadi kereta dengan rute terpanjang di Jepang dan waktu tempuh terlama yakni 24 jam. Ketika sang pelopor rutenya diperpanjang dari semula ke Oita jadi Nishi-Kagoshima.

Jarak antara Tokyo di Pulau Honshu ke Kagoshima di Kyushu sejauh 1.574,2 km atau setara dengan 978,2 mil. Fuji Blue Train berangkat dari Tokyo Station jam 18.00 dan tiba di Kagoshima keesokan harinya di jam 18.03. Perpanjangan rute dan pecahnya rekor terjadi selama 1,5 dekade (1965 – 1980)

Mungkin belum ada yang memecahkan rekor perjalanan terlama. Sejauh-jauhnya Twilight Express dari Osaka ke Sapporo via Hokuriku Line cuma hamper memecahkan rekor yakni 22-23 jam.

Untuk Indonesia sendiri rekor perjalanan terlama di era modern baru dibukukan KA Mutiara Selatan ketika mengambil rute Gambir – Malang via Bandung dan Surabaya Gubeng.

Kala itu, di Gapeka 2019 yang hanya seumur jagung gegara keburu Pandemi Covid-19, mantan Raja Selatan itu menempuh waktu perjalanan selama 20 jam. Melintas jalur selatan yang ekstrem ditambah ritual putar loko di Surabaya Gubeng.

Fuji-Hayabusa dan Masa Pensiun

Tahun 1975 jalur Shinkansen diperpanjang ke Hakata jadi mencakup Tokaido-Sanyo Shinkansen Line. Perpanjangan rute tentu berdampak pada okupasi Fuji Blue Train. Di awal 1980-an hingga tahun 1997, rutenya diperpendek jadi hanya sampai Miyazaki. Bahkan di tahun 1993 layanan kereta makan atau dining car ditiadakan.

Penurunan okupasi ternyata terus berlangsung seiring makin bertambahnya Shinkansen. Tanggal 1 Maret 2005 Fuji digabung dengan Hayabusa dan melayani rute Tokyo – Moji.

Dampak dari penggabungan ialah adanya ritual putus sambung rangkaian kereta. Layanan Fuji Blue Train berakhir di Moji. Sedangkan Hayabusa melanjutkan perjalanan ke Hakata hingga Kagoshima.

Ritual ini masih berlangsung hingga kini. Salah satu rangkaian yang mengalami ialah Fuji Exursion yang digabung dengan Kaiji Limited Express. Rangkaian gabungan berakhir di Otsuki.

Fuji Exursion melanjutkan perjalanan ke Kawaguchiko via Fujikyu Line. Sedangkan Kaiji Limited Express ke Kofu. Rangkaian ini menggunakan trainset E353 Series. Salah satu armada terbaik milik JR East diluar Shinkansen.

Balik lagi ke Fuji Blue Train, penggabungan dengan Hayabusa nyatanya nggak menolong dari penurunan okupasi. Apalagi belakangan Shinkansen juga bablas hingga Kagoshima di Fukuoka. Alhasil orang lebih memilih kereta dengan waktu tempuh lebih cepat ketimbang harus bermalam.

14 Maret 2009 setelah kurang lebih hampir seabad (97 tahun) beroperasi, Fuji Blue Train akhirnya pensiun. Satu rangkaiannya kini dimuseumkan di Simoyoshida Station, bagian dari Fujikyu Line, Yamanashi Prefecture.


ex Fuji Blue Train sekarang jadi Blue Train Terrace di Shimo

Sisa rangkaian Fuji Blue Train dimuseumkan di dekat Shimoyoshida Station, Yamanashi Prefecture, bagian dari Fujikyu Line. Lokasi outdoor museum ini berada di Kaki Mount Fuji


Asakaze Pendahulu Nozomi

Selain Fuji yang legendaris dan beroperasi sejak fase awal modernisasi Jepang, ada lagi Blue Train Japan yang juga beroperasi di jalur sama, Tokaido-Sanyo Line, yakni Blue Train Asakaze.


Salah satu rangkaian ex Blue Train Japan Asakaze di The Railway Museum Saitama. Sebelum hadirnya Shinkansen terutama Sanyo Shinkansen Line, kereta ini pernah jadi unggulan dan berjaya di masanya. Namun seiring beroperasinya jalur Shinkansen ke Pulau Kyushu tersebut, okupasi Asakaze terus menurun hingga akhirnya purnatugas di tahun 2009


Bedanya Asakaze mulai dinas tahun 1956 di era Japanese National Railway (JNR) dan termasuk kereta unggulan sebelum kehadiran Shinkansen 8 tahun kemudian. Mulanya kereta ini beroperasi tanpa AC.

Di tahun 1958, Asakaze mendapat trainset 20 series sleeping car terbaru sebanyak 14 kereta. Terdiri dari 7 kereta kelas satu dan 7 kereta kelas dua. Ini agak spesial dimana Asakaze adalah satu-satunya yang mendapat alokasi 20 series kelas satu. Sedangkan lainnya kelas dua, termasuk sang legenda Fuji, wallohu a’lam.

Secara Fuji juga mendapatkan alokasi 20 series tahun 1964 untuk menggantikan trainset EMU 151 Series.

Persaingan Dengan Shinkansen, Mengurangi Kapasitas

Beroperasi melayani Tokyo dan Hakata membuat Asakaze mau nggak mau harus menghadapi persaingan frontal dengan Shinkansen. Meski jelas jalurnya beda dengan shinkansen. Apalagi dengan penambahan Sanyo Shinkansen Line tahun 1975 sehingga menjadi satu paket Tokaido-Sanyo Shinkansen.

Untuk menyiasati penurunan okupasi akibat persaingan alot tersebut, ketika mendapat alokasi Series 24 tahun 1974 kapasitasnya cuma 34 per kereta. Sebelumnya juga sempat mendapatkan Trainset 14 Series yang kapasitasnya 48 penumpang per kereta.

Dan di tahun 1975 menurunnya minat menaiki Blue Train Japan, termasuk Asakaze, nggak bisa dihindari lagi. Menyusul sang legenda Fuji, Asakaze pun akhirnya sama-sama harus purnatugas di tahun 2009. Satu rangkaiannya kini dipajang di The Railway Museum Saitama.

Akhir Kejayaan Blue Train Japan, Tergerus Shinkansen

Era Millenium boleh dibilang sebagai akhir dari kejayaan Blue Train Japan atau Overnight Service sebagai layanan penumpang reguler. Berakhirnya kejayaan tersebut nggak bisa disangkal lagi karena tergerus oleh Shinkansen.

Untuk katagori overnight service yang lebih muda pun seperti Twilight Express harus berhenti beroperasi juga. Rutenya ke Sapporo di Hokkaido jelas mendapat persaingan keras dari Hayabusa Shinkansen.

Kini, Twilight Express telah dikonversi menjadi kereta wisata dengan nama Twilight Express Mizukaze. Mengambil konsep cruise train melayani koridor Kyoto-Osaka-Shimonoseki. Nah kamu yang minat mesti menyewa dengan harga selangit. Mencapai ratusan juga kalo dirupiahkan.

Apakah overnight service semisal Blue Train Japan masih eksis? Sunrise Izumo yang masih beroperasi hingga kini bisa jadi satu-satunya “blue train” yang masih tersisa. Itupun digabung dengan Sunrise Seto yang pisah rangkaian menuju Pulau Shikoku via Jembatan Seto Ohashi.


Infografis Blue Train Japan kereta Legendaris Jepang

Timeline perjalanan panjang sang legenda dan sang pelopor selama 97 tahun. Fuji Blue Train pernah merasakan pahit dan getir Perang Duna ke-2 sampai harus dihentikan operasionalnya gegara posisi Kekaisaran Jepang yang semakin terpojok oleh Sekutu di bulan April 1944.

Satu setengah dekade mengalami vakum akhirnya Fuji Blue Train kembali beroperasi di tahun 1961 (Tokyo-Kobe gunakan EMU 151 Series dan 3 tahun kemudian mendapatkan rangkaian baru 20 series sleeping car dan memecahkan rekor setahun berselang sebagai kereta terjauh dan durasi perjalanan paling lama di Jepang. Rutenya Tokyo – Nishi Kagoshima. Sebelumnya, 1956, Asakaze lebih dulu beroperasi melayani Tokyo-Hakata.

Kemunduran dan penurunan okupasi mulai terjadi terutama setelah Sanyo Shinkansen Line beroperasi hingga menjadi sepaket Tokaido-Sanyo. Fuji memperpendek rute bahkan sempat digabung dengan Hayabusa. Hingga akhirnya purnatugas bersama Asakase.