Gapeka 2021 mulai berlaku tanggal 10 Februari 2021 kemarin. Beberapa jadwal perjalanan kereta api mengalami perubahan tentunya. Sedikit lebih baik lantaran tak ada lagi yang namanya penyiksaan dengan dikembalikannya beberapa rute seperti sediakala. Disini juga mulai berlaku SO5 untuk Perka KRL Commuter Line. Namun tetap masih ada catatan
Terhitung mulai 10 Februari 2021 PT. KAI memberlakukan Grafik Perjalanan Kereta Api (Gapeka) baru sebagai ganti dari Gapeka 2019 kemarin yang sejatinya cuma seumur jagung gegara dihantam pandemi Covid-19. Di sini juga masih dalam situasi Pandemi dan jadwal perjalanan kereta belum selengkap dulu. Ketika pandemi Covid-19 belum menyerang. Karena situasi pandemi perjalanan lokal justru lebih banyak dari sebelumnya.
Kebutuhan perjalanan lokal tentu berhubungan dengan kebutuhan para pekerja maupun masyarakat di satu kota. Walaupun cuma boleh kerja di kantor 50% tetap aja sebagian dari pekerja membutuhkan akses transportasi massal. Begitu juga warga yang hendak berbelanja pasti butuh. Pandemi memang belum usai tapi bukan berarti roda perekonomian nggak boleh berputar. Terutama berkaitan kebutuhan primer.
Gapeka lama sebetulnya udah cukup mengakomodir perjalanan lokalan. Termasuk KRL Commuter Line untuk menunjang aktivitas perekonomian di ibukota. Cuma ada banyak perubahan mulai akhir 2020 lalu. Salah satunya ujicoba KRL Jogja-Solo sebagai peningkatan layanan KA Prameks sebelumnya. Beberapa ruas double track juga mulai beroperasi, seperti terowongan Ijo baru yang mengakomodir itu guna mempercepat perjalanan kereta.
Karenanya diberlakukan Gapeka baru mulai tahun ini. Di antara yang paling menonjol di sini tentu saja keberadaan KRL Jogja Solo. Peningkatan layanan kereta perkotaan di wilayah Mataram. Kabar baiknya lagi, setelah 2 tahun Pandemi syarat perjalanan KAJJ ikut dilonggarkan. Kini selama telah mendapatkan vaksin booster, nggak perlu lagi test Covid-19.
Pendahuluan
Sebelum kita bahas lebih jauh, konten ini sejatinya merupakan konten revisi atau repackage dengan menyesuaikan situasi dan kondisi terkini. Sebelumnya sudah pernah tayang di situs Mangalyang ID untuk katagori Transportasi Umum. Judulnya “Gapeka 2021 Sedikit Lebih Baik Tapi ……” Mengingat peruntukan situs yakni Pariwisata dan Transportasi Non-Kereta Api menjadikan konten kereta api harus dipindahkan ke halaman ini.
Sementara ini adalah konten lama yang disusun sesuai dengan situasi dan kondisi pada saat itu. Dimana masih bergelut dengan Pandemi Covid-19. Syarat perjalanan yang ribet dan memakan biaya tambahan hanya untuk test Covid-19. Juga pemberlakuan PPKM berlevel terutama sejak serangan varian Delta yang melumpuhkan Faskes. Untuk Bandung aja sempat dua kali masuk level 3.
Meski telah disesuaikan dengan kondisi terkini, konten asli yang disusun pada tanggal 11 Februari 2021 ini masih bisa dibaca. Penasaran sama artikel asli? Langsung aja klik di sini >> Gapeka 2021, Sedikit Lebih Baik Tapi ……
Gapeka 2021, Kembali ke Khitah
Selain KRL Jogja Solo, Gapeka baru ditandai kembalinya sejumlah rute perjalanan kereta ke khitahnya. Seperti kita tahu sebelumnya KA Argo Wilis, KA Malabar, KA Mutiara Selatan, dan KA Turangga rutenya diperpanjang hingga ke Jakarta. 3 kereta (Wilis, Mutiara Selatan, Turangga) ke Stasiun Gambir, adapun KA Malabar ke Stasiun Jakarta Pasar Senen. Alasannya sih karena Bandung-Jakarta jalur gemuk yang peminatnya tinggi.
Perpanjangan rute tersebut tentu disambut antusias sebagian besar kalangan. Terutama mereka yang mengaku maniak kereta. Cuma sayangnya perpanjangan tersebut sejatinya nggak lebih dari penyiksaan. Bayangin aja udah menempuh perjalanan jauh belasan jam lebih masih harus ditambah 3 jam lagi ke Jakarta.
Namun di Gapeka sekarang nggak ada lagi penyiksaan. Rute perjalanan KA Argo Wilis, KA Malabar dan KA Turangga dikembalikan seperti semula jadi cuma nyampe Bandung. Nggak lagi disiksa sampe ke Jakarta.
Siksaan macam ini berlaku buat armada, kru, dan penumpang. Masih mending kalo disediain semacam Sleeper Car seperti Sunrise Izumo di Jepang. Atau seperti dulu di eranya Fuji Blue Train Japan dengan rekor waktu tempuh 24 jam.
Lintas Garut dan Pola Perjalanan SO5
Di tahun 2022 ditandai dengan dioperasikannya lintas Cibatu Garut. Sebetulnya jalur bersejarah ini telah selesai dan siap dilewati kereta api sejak 2 tahun lalu. Gapeka 2019 pun sejatinya telah mengakomodasi hal ini. Namun Qodarallohu keburu Pandemi dan terjadi pembatasan total. Sehingga lintas Garut pun batal dioperasikan.
Namun kini telah dilayani perjalanan KA Lokal Garut Cibatuan dan satu KAJJ, KA Cikuray rute Garut – Jakarta Pasar Senen PP. Semoga aja kedepannya makin banyak rangkaian kereta api menuju Kota Dodol. Secara minat masyarakat di sana juga cukup antusias dan tinggi menyambut kembali si ular besi.
Selain beroperasinya lintas Garut, Gapeka 2021 turut membawa perubahan pada perjalanan KRL Commuter Line Jabodetabek. Di akhir Mei 2022, PT. KAI Daop 1 Jakarta menerapkan pola perjalanan Switching Over 5 (SO5). Disini terjadi lagi penyederhanaan rute dimana rute Bogor – Jatinegara via Kampung Bandan (Yellow Line) dihapus. Sebagai gantinya jadi Cikarang Loop Line (Blue Line).
Pola perjalanan baru ini mengharuskan penumpang dari Bogor, Nambo dan Depok yang hendak ke Sudirman dan Tanah Abang transit Manggarai. Mengingat Bogor Line hanya menyisakan satu line saja yakni Bogor – Jakarta Kota (Red Line). Namun namanya catatan tetap aja ada. Penerapan SO5 ini pula memicu terjadinya Drama Manggarai.
Drama Manggarai bukannya tanpa solusi. PT. KCI pun langsung mengoperasikan rangkaian Feeder dari Manggarai ke Kampung Bandan guna mengakomodir penumpang ke Stasiun Sudirman dan Tanah Abang. Keberadaan Citayam Fashion Week juga membuat Stasiun Sudirman makin ramai. Untuk mengurai kepadatan, Stasiun BNI City dibuka untuk melayani Perka KRL Commuter Line.
Gapeka 2021 dan KAJJ Baru
Di Gapeka 2021 terdapat beberapa Perka Jarak Jauh Baru. Memang nggak semuanya baru. Ada juga layanan lama tapi dihidupkan lagi dan ditingkatkan. Untuk KAJJ baru diantaranya KA Airlangga (Jakarta Pasar Senen – Surabaya Pasar Turi), KA Cikuray (Jakarta Pasar Senen – Garut), dan KA Kertanegara (Purwokerto – Malang).
Pembaruan Perka lama: KA Bangunkarta berganti nama jadi KA Brawijaya dan rutenya diperpanjang ke Stasiun Malang, KA Bangunkarta edisi reborn rute Jakarta Pasar Senen – Jombang dengan layanan eksekutif dan ekonomi plus, KA Pangrango rute Bogor – Sukabumi PP dengan peningkatan di layanan ekonomi menjadi ekonomi plus new image.
KA Pangrango kini bisa diakses dari Stasiun Bogor tanpa perlu pindah ke Bogor Paledang. Dan yang terakhir ialah KA Ciremai Ekspres, Semarang Tawang – Bandung. Layanan kelas bisnis nya digantikan ekonomi plus new image.
Namun ada juga layanan yang di downgrade. Bukan dari segi kelas melainkan rute yang diperpendek. KA Bima yang semula sampai Stasiun Malang kini dikembalikan seperti semula yakni Surabaya Gubeng. Hal ini juga terjadi di KA Mutiara Selatan. Nggak lagi bablas Stasiun Gambir dan dibalikin ke Gubeng.
Masih Banyak Catatan
Tak ada gading yang tak retak. Meski terlihat jauh lebih baik ketimbang Gapeka 2019 yang hanya seumur jagung, Gapeka 2021 kali ini pun sejatinya masih memiliki banyak catatan. Bukan hanya catatan tentang Drama Manggarai sebagai dampak dari pemberlakuan SO5. Lebih dari itu pernah ada kejadian tentang pelanggan protes layanan Premium di KA Fajar Utama Yogya.
Singkat cerita si pelanggan kecewa lantaran trainset yang digunakan bukan stainless steel sebagaimana rutin digunakan oleh KA Fajar Utama Yogya. Melainkan trainset cadangan mild steel dan KA Premium “downgrade” ke ekonomi plus Dirjen. Kejadian ini sempat viral. Namun digantinya rangkaian sampai jadi “downgrade” itu lantaran keterbatasan juga.
Gapeka 2021 dan Rolling Trainset
Pandemi Covid-19 memberi pukulan berat buat PT. KAI. Bukan semata kerugian tapi juga dari sisi trainset. Namun memang imbas dari itu juga. Perusahaan tentunya ingin meminimalkan biaya operasional. Karenanya banyak trainset yang akhirnya dirolling untuk dipakai bersama.
Kasus rolling ini seperti kita saksikan di KA Lokal Bandung Raya, KA Garut Cibatuan, dan KA Walahar. Ketiga rangkaian lokalan ini memakai satu trainset yang sama secara bergantian. Makanya jangan heran kalo sekarang nggak bisa lagi tektok naik Cibatuan ke Purwakarta terus balik dengan kereta yang sama. Karena trainsetnya akan lanjut ke Cikarang sebagai KA Walahar.
Contoh lainnya yang terlihat jelas ialah KA Kahuripan dan KA Pasundan yang berbagi trainset. Sehingga nggak ada lagi cerita trainset menginap di Stasiun Kiaracondong. Begitu KA Pasundan tiba nggak lama kemudian balik lagi sebagai KA Kahuripan. Begitupula KA Kahuripan datang pagi beberapa jam kemudian berangkat lagi sebagai KA Pasundan.
Beberapa Perka Jarak Jauh yang kini statusnya Fakultatif juga diakibatkan kekurangan trainset dan kebijakan rollingan ini. Perka Fakultatif antaralain: KA Malioboro Ekspres (Yogyakarta – Malang PP), KA Mutiara Timur (Yogyakarta – Ketapang PP), dan KA Pangandaran (Gambir – Banjar PP). Status Fakultatif lantaran belum ada trainset yang bisa dipake.
Sedikitnya Perka memang menjadi tantangan tersendiri. Sedangkan saat ini kondisi Pariwisata mulai perlahan bangkit. Semoga saja kerugian bisa teratasi, trainset ditambah, dan perka menjadi normal kembali seperti sediakala.
Leave a Reply