Halte Purwosari Wonogiri, setidaknya masih ada 4 halte di lintas cabang tersebut. Namun telah non-aktif sejak berhentinya feeder. Termasuk bagian sejarah jadi dipindah ke Museum Kereta Api Ambarawa. Seperti balik lagi ke empunya (NISM).
Pendahuluan
Jalur KA Purwosari Wonogiri memang unik. Boleh dibilang satu-satunya jalur reguler di Indonesia yang punya lintasan di jalan raya utama dengan lalu lintas padat. Di sana terdapat 5 stasiun yang melayani perjalanan KA Batara Kresna. Namun sejatinya terutama di segmen Wonogiri masih terdapat 4 halte disamping Stasiun Solo Kota, Sukoharjo, dan Pasar Nguter.
Apa Nama 4 Halte Purwosari Wonogiri
Keempat halte tersebut bernama Kronelan, Kalisamin, Kepuh, dan Tekaran. Halte Kronelan dan Kalisamin berada di antara Stasiun Solo Kota dan Sukoharjo. Kepuh di segmen Pasar Nguter, dan Tekaran berada di segmen akhir Wonogiri. Itu bila nggak menghitung Baturetno yang telah ditutup permanen.
4 Halte Purwosari Wonogiri Dioperasikan NISM
Bersama dengan segmen menuju Stasiun Wonogiri, keempat halte ini secara resmi mulai dioperasikan oleh NISM pada 1 April 1922. Ini merupakan perluasan dari jalur Tram Solo yang semula milik SoTM. Semula SoTM mengoperasikan jalur Tram Kuda dari Purwosari ke Stasiun Solo Jebres via Benteng Vastenberg. Dengan pengoperasian lintas baru ini, peninggalan SoTM sebelumnya ditutup.
Kondisi Jalur Kereta Api Wonogiri Pasca Kemerdekaan
Jalur Kereta Api Wonogiri peninggalan NISM masih beroperasi setelah Indonesia merdeka. Namun sebagaimana kebanyakan lintas cabang di era 1970-an mengalami titik nadir juga dialami di lintas ini. Walaupun secara komersial masih jaluh lebih bagus dibanding percabangan lain yang harus menghadapi kembang kempis akibat persaingan dengan jalan raya.
Sayang pembangunan Waduk Gajah Mungkur yang membuat lintas ini bernasib sama dengan percabangan lainnya. Tahun 1973 jalur menuju Baturetno ditutup total karena terputus akibat pembangunan tersebut. Sehingga menjadikan Stasiun Wonogiri terminus.
4 Halte Purwosari Masih Layani KA Feeder
Untuk Jalur KA Purwosari Wonogiri tetap beroperasi seperti biasa dengan layanan Feeder. Keretanya cukup unik. Menggunakan Lokomotif D301 atau BB300 menarik satu kereta ekonomi dan kadang dua kereta. Layaknya Kereta Wisata Ambarawa Tuntang. Kereta Feeder ini beroperasi cukup lama.
Keberadaannya bahkan menjadikan Jalan Slamet Riyadi punya keunikan tersendiri. Terdapat rel aktif di jalan raya padat lalu lintas. Nah ini merupakan bagian dari Jalur Wonogiri di segmen Purwosari ke Stasiun Solo Kota.
Bagaimana dengan keempat halte Purwosari Wonogiri? Ketika itu masih tetap beroperasi melayani kereta Feeder. Bersama dengan 4 stasiun di segmen Wonogiri sampai dengan tahun 2011.
Feeder Berhenti Halte Tutup
Sayangnya kebersamaam 4 Halte Purwosari Wonogiri hanya sampai tahun 2011. Sejak itu Halte Kronelan, Kalisamin, Kepuh, dan Tekaran ditutup. Bersama dengan KA Feeder Wonogiri yang berhenti beroperasi karena merugi dan sarana yang udah nggak layak beroperasi secara reguler.
Jalur KA Purwosari Wonogiri memang menggeliat lagi seiring beroperasinya KA Batara Kresna sebagai pengganti Feeder. Sayangnya itu nggak dibarengi pembukaan kembali keempat halte tersebut. PT. KAI Daop 6 Yogyakarta fokus pada 4 stasiun yang ada di lintas cabang tersebut.
Jadi Koleksi Museum: Kembali ke Empunya
Biar gimanapun juga keberadaan 4 Halte Purwosari Wonogiri adalah bagian dari sejarah. Sehingga bangunannya dipindah dan dijadikan koleksi Museum Kereta Api Ambarawa. Museum ini dulunya adalah Stasiun Ambarawa (Willem I) yang dibangun dan dioperasikan NISM.
Nah dengan pemindahan ke Ambarawa, halte-halte ini seolah kembali ke Empunya. Karena Jalur KA Purwosari Wonogiri dulu juga dioperasikan oleh NISM (sebagiannya melanjutkan SoTM).
Kesimpulan
4 Halte Purwosari Wonogiri : Kronelan, Kalisamin, Kepuh, dan Tekaran dioperasikan NISM bersama dengan Jalur KA Purwosari Wonogiri di tanggal 1 April 1922. Keempatnya masih tetap eksis hingga Indonesia merdeka dan penutupan segmen Baturetno tahun 1973. Sayang bersama dengan KA Feeder Wonogiri berhenti beroperasi, keempatnya pun ditutup.
Keberadaan KA Batara Kresna yang menggantikan Feeder nggak menolong sama sekali. Akhirnya keempat halte tersebut dipindahkan dan jadi koleksi Museum Kereta Api Ambarawa yang juga bekas stasiun NISM. Pemindahan tersebut menjadikannya seolah kembali ke empunya.
Leave a Reply