Hah? Jakarta Bandung 9 Jam?! Nggak salah nih? Itu pernah terjadi ketika jalur kereta api pertama kali tembus Priangan Barat via Bogor dan Sukabumi. Waktu tempuh segitu udah termasuk transit dan pindah kereta. Alasan dibangunnya shortcut.
Pendahuluan
Kereta Api Jakarta Bandung punya sejarah panjang. Tentunya semua diawali pada tahun 1884 ketika si ular besi untuk pertama kalinya tembus wilayah Priangan. Dimana Bandung adalah bagian di dalamnya.
Bandung yang semula hanyalah desa terpencil lambat laun berkembang menjadi sebuah kota. Tak lepas dari peran kereta api juga De Groote Posweg yang sebelumnya telah terbangun.
Setelah tahun 1884 pembangunan jalur kereta api dilanjutkan hingga berhasil menembus Priangan Timur hingga tersambung dengan segmen Jawa Tengah, yakni Cilacap-Jogja sehingga otomatis Jakarta (Batavia) tersambung dengan Surabaya dalam waktu 10 tahun sejak rel kereta api menembus Bandung. Membentuk Trans Jawa.
Namun jangan dikira perjalanan Jakarta Surabaya waktu itu senyaman masa kini. Nggak usah dibandingin sama perjalanan naik Argo Bromo Anggrek, juga KA Argo Semeru. Jangankan itu nggak bisa juga dibandingin naik ekonomi sekelas Airlangga.
Jakarta Bandung 9 Jam Naik Kereta Lokal
Setelah jalur kereta api selesai di tahun 1884, otomatis Jakarta dan Bandung tersambung rel kereta api. Meski demikian penumpang dari Jakarta, Stasiun Batavia Noord, lebih dulu naik kereta yang dioperasikan NISM ke Bogor (Buitenzorg). Karena segmen Batavia-Buitenzorg dioperasikan NISM (Nederlandsch Indische Spoorweg Maatschappij).
Dari Buienzorg penumpang berganti ke kereta api milik Stats Spoorwegen (SS) menuju Bandung hingga Stasiun Cicalengka. Adapun waktu tempuh antara Jakarta dan Bandung waktu itu 9 jam. Bila full trip ke Cicalengka 9 Jam 11 menit. Lama banget ya? Namanya juga kereta lokal. Itupun udah sama transit di Buitenzorg.
Bagi pemerintah kolonial sendiri, tersambungnya rel kereta api hingga Bandung dan Cicalengka membuka peluang untuk menyatukan seluruh jaringan kereta api yang ada di Pulau Jawa. Terlebih Staats Spoorwegen juga telah membangun jalur kereta api Surabaya Pasuruan, dan juga yang menuju Stasiun Solo Jebres.
Jakarta Bandung 9 Jam Hanya Ada Satu Perjalanan
Bukan hanya waktu tempuh lama, perjalanan Jakarta Bandung 9 Jam lewat Bogor dan Sukabumi juga hanya ada satu perjalanan. Mengingat waktu itu pihak Staats Spoorwegen belum bisa mengadakan perjalanan malam. Aspek keamanan jadi pertimbangan belum adanya jadwal malam.
Dari 6 perjalanan secara keseluruhan, hanya 2 perjalanan yang full dari Batavia Noord ke Stasiun Cicalengka via Buitenzorg. Selebihnya 2 perjalanan Batavia Noord – Cianjur via Buitenzorg PP dan Cianjur Cicalengka PP.
Jakarta Bandung 9 Jam Pemandangan Eksotis
Sebetulnya jalur kereta Manggarai Padalarang ini (nama resmi sekarang) punya suguhan pemandangan eksotis. Dari Bogor aja udah dimanjakan view Gunung Salak dan aliran Sungai Cisadane. Kemudian masuk Stasiun Cigombong yang memiliki jalur lekung.
Walaupun tanpa ada jembatan ekstrem sebagaimana Jalur KA Cikampek Padalarang nantinya, di sini hanya ada 2 bentang jembatan yang boleh dikatakan ekstrem. Pertama Jembatan Cisokan dekat Stasiun Ciranjang dan satunya lagi Rajamandala di atas Sungai Citarum.
Nggak lupa juga Terowongan Lampegan, tertua di Indonesia dan (mungkin Asia Tenggara). Inilah spot paling ikonik yang ada di jalur ini. Mestinya perjalanan 9 jam itu nggak akan berasa bila menikmati pemandangan. Namun sayang bagi kebanyakan orang selama itu dianggap membuang waktu.
Alasan Dibangunnya Shortcut Cikampek Padalarang
Jalur kereta api ini akhirnya tersambung dengan lintas lainnya di tahun 1894. Sehingga membentuk jalur kereta api Trans Jawa. Sayangnya belum dibarengi dengan waktu tempuh lebih cepat. Dan lagi penumpang harus transit di Stasiun Yogyakarta.
Seperti halnya Batavia – Buitenzorg, Lintas Kereta Api Mataram menghubungkan Yogyakarta dan Solo dioperasikan oleh NISM. Nggak hanya itu juga terdapat perbedaan gaunge yakni 1.435 mm. Kalo Batavia – Buitenzorg masih pake 1.067 mm.
Jakarta Bandung 9 jam (termasuk transit) ditambah lagi nanti pindah ke kereta NISM di Yogyakarta tentu sangat menyita waktu. Atas dasar itulah Staats Spoorwegen (SS) akhirnya membangun Jalur KA Cikampek Padalarang untuk memperpendek waktu tempuh.
Benar aja selesainya Shortcut tersebut Batavia ke Priangan bisa dipangkas jadi hanya 3-4 jam saja. Itu artinya ada pengurangan sebanyak 5-6 jam dari awalnya 9 jam lewat Buitenzorg, Sukabumi, dan Cianjur.
Kesimpulan
Jakarta Bandung 9 Jam memang pernah terjadi ketika jalur kereta api dari Jakarta (Batavia) tersambung sampai menembus Priangan Barat di tahun 1884. Hal yang sekaligus peluang bagi Staats Spoorwegen untuk memperpanjang lagi hingga membentuk Trans Jawa.
Lamanya waktu tempuh tersebut udah termasuk transit di Bogor (Buitenzorg). Sekilas memang nggak akan terasa dan terbayar dengan suguhan pemandangan Gunung Salak, Aliran Sungai Cisadane, hingga Terowongan Lampegan. Namun tetap aja itu dianggap terlalu lama dan membuang waktu.
Terutama setelah Trans Jawa tersambung, Staats Spoorwegen (SS) membangun jalur KA Cikampek Padalarang sebagai shortcut untuk memperpendek waktu tempuh. Khususnya di sisi priangan. Selesainya shortcut membuat perjalanan jadi hanya 3-4 jam saja.
Leave a Reply