jembatan renville agresi militer ke 1 dan sungai luk ulo

Jembatan Renville : Agresi Militer Belanda 1 dan Sungai Luk Ulo

Meski bukan lagi bangunan asli, Jembatan Renville di atas Sungai Luk Ulo Kabupaten Kebumen tetap punya nilai Sejarah. Terkait dengan Agresi Militer Belanda 1 yang berujung pada perundingan tersebut. Berada kurang lebih 500 meter sebelah barat Stasiun Kebumen.

Pendahuluan

Baik jembatan maupun sungai di Kabupaten Kebumen ini memang nggak sepopuler Jembatan Sungai Serayu yang telah dibahas sebelumnya. Hal tersebut karena Jembatan Kereta Serayu di Maos maupun Jembatan Serayu Kebasen itu menyeberangi sebuah sungai besar.

Bahkan ukuran besar dan kedalaman Sungai Serayu membuatnya bisa dilayari kapal berukuran kecil hingga sedang. Nggak sedikit yang membandingkan dengan Chao Praya River di Bangkok Thailand.

Namun bedanya wahana kapal susur sungai Serayu masih sebatas kegiatan wisata. Sedangkan Chao Praya telah berfungsi sebagai sarana transportasi umum.

Nah nggak ada yang menyangka bahwa sebelum memasuki Stasiun Kebumen kita akan menyeberangi sebuah sungai. Meskipun nggak sepopuler Serayu, ada nilai sejarah di sini.

Jembatan Renville : Baru Dikenal Setelah Tahun 1947 (Aslinya Dibangun 1887)

Jadi 500 meter sebelah barat Stasiun Kebumen itu terdapat Jembatan Renvile. Berada tepat di atas Sungai Luk Ulo. Nah itulah nama sungainya. Memang terdengar asing bagi kebanyakan traveller.

Jembatan ini merupakan bagian dari Jalur KA Cilacap Jogja yang dibangun pada tahun 1887 oleh Staats Spoorwegen (SS). Dioperasikan pertama kali tahun 1894. Namun pada saat itu belum memiliki nama.

Sedangkan nama Renville itu baru dikenal setelah 1947. Merujuk pada sebuah perundingan di Kapal USS Renville antara Republik Indonesia dan Kerajaan Belanda dalam rangka gencatan senjata. Juga sebagai bentuk usaha pengakuan kedaulatan RI secara lebih luas.

Jembatan Renville dan Agresi Militer Belanda 1

Penamaan tersebut memang merujuk pada sejumlah peristiwa sejarah terkait perjuangan untuk mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Sebelumnya pada 25 Maret 1947 baik Republik Indonesia maupun Kerajaan Belanda telah menandatangani Perundingan Linggarjati.

Sayangnya perjanjian damai ini hanya berlangsung 4 bulan. Karena pada tanggal 21 Juli 1947 terjadi Agresi Militer Belanda 1. Salah satu lokasi pertempuran antara kedua belah pihak adalah di Jembatan ini. Ketika Belanda mencoba untuk menerobos lebih dalam wilayah Republik.

Pertempuran baru bisa dihentikan saat Perundingan Renville mulai dilaksanakan tanggal 8 Desember 1947 dan ditandatangani 17 Januari 1948. Sebelumnya Indonesia-Belanda telah sepakat gencatan sejnata di tanggal 17 Agustus 1947.

Hasil dari perundingan tersebut, Republik Indonesia hanya mendapat 1/3 wilayah Pulau Jawa. Nah Jembatan ini dan Sungai Luk Ulo merupakan batas antara wilayah Republik Indonesia di sisi timur dengan wilayah pendudukan Belanda di sebelah barat. Jadi cukup relevan dengan penamaannya.

Jembatan Renville : Udah Nggak Asli Tapi Tetap Bernilai Sejarah

Sayangnya Jembatan Renville yang ada sekarang bukanlah bangunan asli. Pembangunan Double Track Lintas Selatan mulai tahun 2017 harus mengorbankan konstruksi asli karena nggak bisa mendukung Double Track. Sehingga berdirilah jembatan baru (BH 1751) yang beroperasi saat ini

Walaupun begitu nilai sejarah yang ada di sini nggak ikut hilang. Karena Tugu Renville masih tetap berdiri di sebelah Timur Jembatan. Sebagai pengingat bahwa pernah terjadi satu peristiwa sejarah di sini.

Terkait dengan Perundingan Renville dan keberadaan Garis Van Mook yang memisahkan wilayah Republik Indonesia dengan Pendudukan Belanda.

Sekilas Tentang Sungai Luk Ulo

Keberadaan Sungai Luk Ulo tepat dibawah Jembatan Renville mau nggak mau keduanya jadi bagian yang tak terpisahkan. Seperti telah disinggung di awal, sungai ini memang nggak sepopuler Sungai Serayu.

Begitupula Jembatannya yang nggak sepopuler Jembatan Kereta Serayu di Maos dan Jembatan Serayu Kebasen. Meski begitu ada nilai sejarah penting yang tak bisa diabaikan gitu aja.

Sungai Luk Ulo sendiri alirannya berasal dari Gunung Jenggot di Pegunungan Serayu Selatan Kabupaten Wonosobo. Kemudian mengalir melintas daerah Kebumen dan bermuara di Samudera Hindia. Membelah sisi barat dan timur Kabupaten Kebumen.

Kesimpulan

Jembatan Renville dibangun 1887 dan beroperasi 1894. Namun nama tersebut baru populer setelah tahun 1947 merujuk pada sebuah perundingan untuk menghentikan pertempuran antara Republik Indonesia dan Kerajaan Belanda.

Saat ini konstruksi jembatan telah menggunakan yang baru untuk mendukung Double Track. Tanpa menghilangkan nilai sejarah yang ada di situ.

Adapun Sungai Luk Ulo yang berada di bawahnya mengalir dari Pegunungan Serayu Selatan di Kabupaten Wonosobo dan bermuara di Samudera Hindia. Membelah sisi barat dan timur Kabupaten Kebumen.

Galeri Foto

Video