Empat Hari setelah sang Legenda pensiun, KA Malabar diluncurkan dengan trainset sama ditambah kereta ekonomi dan gerbong barang. Inikah keturunan asli KA Parahyangan? Yuk kita bahas
Prologue
Tanggal 26 April 2010 menjadi akhir dari masa dinas Kereta Api Parahyangan yang telah melegenda di Priangan Barat. Posisinya digantikan oleh rival-nya, KA Argo Gede, yang kemudian rebranding jadi KA Argo Parahyangan.
Empat hari setelahnya, 30 April 2010, PT.KAI meluncurkan sebuah layanan baru yang belum pernah ada sebelumnya. Rangkaian kereta api langsung dari Bandung ke Malang.
Kini masyarakat kedua kota bisa menikmatinya tanpa harus singgah dulu di kota lain. Misalnya di Jakarta atau Surabaya, dan berganti kereta api jurusan Kota Apel. Jadi benar-benar menjawab kebutuhan masyarakat kedua kota.
KA Malabar Jawaban Kebutuhan
Kereta yang dimaksud adalah KA Malabar. Singkatan dari Malang Bandung Raya. Nama tersebut juga diambil dari sebuah gunung di Bandung Selatan bernama Gunung Malabar.
Nggak hanya itu dulu di era kolonial pernah ada stasiun radio Malabar yang terletak di kaki Gunung Malabar tersebut. Memiliki sistem pemancar disebut-sebut tercanggih di masanya.
Kini Malabar hadir dalam wujud si ular besi. Sekaligus jawaban atas kebutuhan masyarakat Bandung Raya dan Malang Raya akan adanya transportasi kereta api langsung. Tanpa harus transit dulu. Sehingga lebih efisien dari sisi waktu.
Produk Baru Trainset Lama
Meskipun merupakan produk baru, ternyata KA Malabar menggunakan trainset ex-Kereta Api Parahyangan. Nggak hanya trainset, bahkan krunya pun sebelumnya dinas dan akrab bersama Sang Legenda.
KA Malabar Sendiri memiliki sisi unik di masa itu. Dengan layanan kereta eksekutif, bisnis, dan ekonomi dalam satu rangkaian. Juga ditambahkan kereta barang. Lho kok ada kereta ekonomi ya?
Disinilah gimmick marketing ala KAI dimainkan. Kereta ekonomi di KA Malabar bukanlah seperti kereta ekonomi pada umumnya. Di sini disebut sebagai ekonomi plus.
Dimana keretanya steril dari segala pedagang asongan, pengamen, dan gelandangan. Harap maklum tahun 2010 itu belum masuk pada eranya sterilisasi. Stasiun masih dipenuhi pedagang. Sterilisasi baru dimulai 2012.
Kereta ekonomi nya sendiri merupakan tambahan sebanyak 2 gerbong. Sedangkan eksekutif, bisnis dan kereta makannya memakai ex-Parahyangan. Namun seiring perjalanan waktu trainset ex-Parahyangan nggak lagi digunakan.
Terlebih saat pemberlakuan Gapeka 2019 yang membuat rute kereta ini bablas hingga Jakarta. Trainsetnya udah pake punya Dipo Malang (ML). Bahkan untuk kereta eksekutif sejak PLH 2014 itu udah jarang pake bekasan sang legenda.
Ternyata Keturunan Asli Parahyangan
Nah bila dilihat pada masa operasionalnya, masih pake trainset ex-Parahyangan begitu juga dengan kru nya, bisa dibilang bahwa KA Malabar inilah keturunan asli dari Sang Legenda.
Jadi bukannya KA Argo Parahyangan ya. Meskipun di satu sisi itu adalah hasil perkawinan Parahyangan dan Argo Gede, tapi bicara soal siapa melanjutkan siapa, KA Argo Parahyangan adalah penerusnya KA Argo Gede.
Label sebagai keturunan asli sang legenda Kereta Api Parahyangan nggak lantas memudar hanya karena trainset nya. Memang saat ini trainsetnya memakai milik Dipo Malang (ML). Begitu juga kru nya bukan lagi ex-Parahyangan.
Saat ini keturunan sang legenda tinggal di Daop 8 Surabaya tepatnya Dipo Malang. Itu terjadi sejak pemberlakuan Gapeka 2019 yang hanya seumuran jagung. Cuma 3 bulan “mabal” Jakarta sebelum balik lagi Bandung-Malang PP.
Leave a Reply