KA Pangandaran Berhenti Beroperasi? Pertanyaan boleh jadi menggema karena terakhir kali beroperasi di akhir Maret 2020 atau sebelum PSBB Total. Waktu itu hanya dijalankan satu rute Gambir Banjar PP gegara okupasinya minim. Apakah masih ada di Gapeka sekarang?
Konten tentang KA Pangandaran pernah dimuat di situs Manglayang ID katagori Transportasi Umum dengan judul Kereta Api Pangandaran, Sang Raja Priangan. Konten tersebut disusun hanya beberapa hari sebelum Pandemi Covid-19. Sempat terjadi perubahan pola perjalanan dengan hanya menjalankan satu trainset dari Stasiun Gambir mengingat rute Bandung Banjar yang minim okupasi
Namun sayangnya pola perjalanan baru itu hanya berjalan kurang lebih 2 pekan. Karena pada akhir Maret 2020 pemerintah mengambil kebijakan pembatasan ketat untuk menghambat laju penularan Covid-19. KA Pangandaran memang masih masuk Gapeka 2021 dengan status Fakultatif.
Sementara situs Manglayang ID akan lebih difokuskan untuk konten pariwisata dan transportasi umum non kereta api. Adapun konten kereta api nya difokuskan di halaman situs ini.
Penasaran dengan konten lama nya? Langsung aja download di sini ya >> Kereta Api Pangandaran, Sang Raja Priangan
Sempat fenomenal di awal tahun 2019 dan memunculkan euforia luar biasa. Karena bisa bepergian dengan kereta komersial yang tiketnya setara masuk toilet Mall BIP. Dimana PT KAI meluncurkan KA Pangandaran sebagai pengembangan dari KA Argo Parahyangan yang okupasinya sangat tinggi dan jadi andalan KAI meraup pendapatan.
Jika KA Argo Parahyangan beroperasi di koridor Jakarta Bandung atau Priangan Barat, nah KA Pangandaran tembus hingga Priangan Timur yakni Banjar. Rencananya kereta ini akan diperpanjang ke Pangandaran bila lintas cabang Banjar-Pangandaran-Cijulang direaktivasi kelak. Kebetulan pada saat launching tanggal 2 Januari 2019 masterplan ke sana memang udah ada. Meski yang baru dikerjakan reaktivasi Cibatu-Garut.
Promo tiket seribu rupiah berlangsung hingga bulan Juni 2019 atau Lebaran. Setelahnya mulai diberlakukan tarif normal. PT. KAI menetapkan harga tiket kelas eksekutif Rp 100.000 dan Premium Rp 50.000 untuk koridor Bandung Banjar. Sedangkan dari Gambir ke Banjar dan sebaliknya Rp 225.000 eksekutif dan Rp 135.000 premium. Gambir Bandung PP masih mengikuti tarif KA Argo Parahyangan (Rp 125.000 eksekutif dan Rp 95.000 premium)
Sayangnya begitu tarif komersial berlaku okupasinya menurun sangat tajam. Kecuali keberangkatan dari Gambir, yang rute Bandung Banjar itu benar-benar sepi kaya kereta hantu. Kalo dipersentase okupasinya nggak nyampe 30%
KA Pangandaran Berhenti Beroperasi di Koridor Bandung Banjar
Memasuki Gapeka 2019, PT KAI masih menjalankan dua rute KA Pangandaran yakni Gambir-Banjar PP dan Bandung-Banjar PP. Tarifnya masih pakai tarif komersial yang diberlakukan di pertengahan tahun. Nggak hanya itu PT KAI juga menambah pemberhentian Stasiun Cimahi dan Stasiun Leles. Namun itupun masih belum bisa menolong okupasi kereta agar bisa kembali normal. Tetap aja yang Gambir lebih laku. Sedangkan satunya tetap sepi layaknya kereta hantu.
Okupasi rendah berbanding lurus dengan pendapatan. Daripada merugikan perusahaan, KAI lantas meniadakan rute Bandung-Banjar di awal Maret 2020 dan hanya menjalankan satu Perka yakni Gambir Banjar PP. Keberangkatan dari Gambir dimajukan ke jam 05.30 WIB. Pemberhentian juga ditambahkan Stasiun Bekasi dan Purwakarta.
Pasca rute Bandung Banjar KA Pangandaran Berhenti Beroperasi, slot time nya dialihkan ke KA Argo Parahyangan. Untuk lebih mengoptimalkan pendapatan dari jalur gemuk itu. Apalagi di Gapeka 2019, Jakarta Bandung juga diramaikan KA Malabar cs. Ditambah lagi KA Pangandaran, KA Serayu dan tentunya titisan sang legenda.
Berhenti Total Gegara Pandemi Covid-19
Sayangnya perbaikan itu nggak berlangsung lama. Kasus harian Covid-19 yang terus naik disertai dengan kenaikan kasus kematian. Pemerintah akhirnya mengambil kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) Total di akhir Maret 2020. Ditetapkannya PSBB Total tentu memberi efek pada perjalanan kereta api khususnya antar kota.
Mengikuti kebijakan pemerintah, PT. KAI membatalkan semua perjalanan KAJJ sampai batas waktu belum ditentukan. Gapeka 2019 sendiri secara de facto sudah dinyatakan tamat pada saat itu. Ditambah lagi kebijakan larangan mudik lebaran 2020 secara otomatis juga meniadakan perjalanan kereta lebaran.
Akhirnya KA Pangandaran Berhenti Beroperasi akibat Pandemi Covid-19 yang diikuti kebijakan PSBB Total itu tadi. Apalagi sebelum pembatasan total terjadi, Stasiun Tasikmalaya pun udah ditutup total seiring pemberlakuan karantina wilayah di sana. Tasikmalaya merupakan salah satu destinasi penting yang dilayani KA Pangandaran.
KA Pangandaran Berhenti Beroperasi ? Nggak Kok, Tapi Fakultatif
Setelah KA Pangandaran Berhenti Beroperasi, otomatis rangkaiannya disimpan di Dipo Jakarta Kota (JAKK). PT. KAI memang sempat menjalankan KLB khusus untuk melayani rute-rute tertentu. Namun dengan syarat yang begitu ketat. Calon penumpang hanya bisa membeli langsung di loket. Kemudian diwajibkan untuk Test PCR dan melengkapi dokumen seperti untuk apakah tujuan naik kereta tersebut. Harga tiketnya dibanderol hingga 500 ribu.
Rute-rutenya hanya sebatas Jakarta – Surabaya atau Bandung – Surabaya. Dan disinilah rangkaian KA Pangandaran digunakan untuk rute Jakarta – Surabaya dengan nama KLB, karena KA Pangandaran Berhenti Beroperasi sejak akhir Maret 2020 bersamaan dengan pembatalan seluruh perjalanan KAJJ. Sebagian KAJJ baru dioperasikan lagi secara terbatas pasca Lebaran 2020. Tapi nggak termasuk KA Pangandaran.
Bulan Oktober 2020, Gapeka 2019 akhirnya benar-benar tamat. Diganti dengan Gapeka 2020. Dimana rute-rute kereta yang sempat diperpanjang ke Jakarta dikembalikan lagi seperti semula yakni hanya sampai Stasiun Bandung. Cerita Jakarta Bandung Naik KA Malabar pun usai. Lantas gimana dengan KA Pangandaran?
Di Gapeka 2020 sih masih ada, namun hanya beroperasi sebagai kereta fakultatif. Artinya baru dijalankan bila ada peningkatan penumpang di Koridor Jakarta Bandung dan Priangan Timur. Karena itu memang belum dijalankan. Trainsetnya sendiri sepertinya belum ada. Mengingat pasca pembatalan besar-besaran itu trainset banyak pengalami perubahan kepemilikan.
KA Pangandaran biasanya menggunakan trainset milik Dipo Bandung atau Jakarta Kota. Nah masalahnya terjadi keterbatasan di sana. Ada satu trainset mild steel telah dimutasi ke Purwokerto dan dioperasikan sebagai KA Kertanegara rute Purwokerto-Malang . Itu tadinya dipakai KA Argo Parahyangan.
PT. KAI sendiri masih belum bisa menambah trainset baru lantaran keuangannya babak belur dihantam Covid-19. Efek pembatasan total di 2020 itu KAI merugi untuk pertama kali sejak 2008. Boleh jadi sekarang hanya akan fokus untuk memaksimalkan rute-rute yang telah berjalan dulu. Terlebih syarat perjalanan kini udah lebih longgar daripada tahun 2020.
Semoga saja kondisi perkeretaapian secara umum bisa pulih kembali. Juga reaktivasi Banjar-Cijulang segera direalisasi dan dituntaskan. Supaya KA Pangandaran bisa beroperasi lagi bahkan sampai ke tujuan aslinya, Pangandaran. Kalo cuma sampai Banjar ada kemungkinan nggak begitu rame, apalagi hanya Bandung Banjar yang bersaing ketat dengan bus.
Leave a Reply