Menaiki kabin Lokomotif CC 5029 yang kini jadi pajangan Museum Kereta Api Ambarawa. Flashback ketika sang legenda masih dinas di jalur pegunungan dan menarik kereta-kereta unggulan. Juga menjelang purnatugas di Jalur KA Cibatu Garut. Bayangkan bila masih dinas.
Pendahuluan
Awalnya Staats Spoorwegen (SS) mendatangkan 30 unit lokomotif uap CC 50 tahun 1927-1928. Lokomotif jenis mallet ini khusus dinas di jalur pegunungan dengan tikungan ekstrem. Dalam sejarahnya pernah membawa dinas kereta unggulan sekelas Eendaagsche Express.
Satu unit lokomotif uap CC 50 juga pernah ambil bagian dalam pembuatan film perjuangan berjudul Kereta Api Terakhir, yakni CC 5019. Namun menjelang masa purnatugas sang legenda justru dioperasikan di jalur KA Cibatu Garut hingga Cikajang yang tengah sekarat.
Dari 30 unit tersebut saat ini tinggal menyisakan 3 unit saja yang jadi pajangan museum. Ketiganya antara lain : CC 5001, CC 5022, dan CC 5029.
Mencoba Kabin Lokomotif CC 5029
Lokomotif Uap CC 5029 adalah satu dari tiga unit yang saat ini jadi pajangan Museum. Lokomotif yang satu ini ditaruh di Museum Kereta Api Ambarawa. Karena telah jadi koleksi museum, bukan masalah untuk memasuki kabin nya. Nah di Museum Kereta Api Ambarawa kita bisa mencoba merasakan kabin Lokomotif CC 5029
Dari Dalam Kabin Lokomotif CC 5029 : Cukup Rumit dan Hanya Searah
Berada du dalam kabin sang legenda memperhatikan sekilas isinya. Cukup rumit memang bila membayangkan bagaimana caranya mengoperasilkan si mallet ini. Dari segi bahan bakar, sebagaimana CC 50 lainnya, yang ini menggunakan tiga jenis bahan bakar: Batu bara, kayu jati, dan minyak residu.
Untuk menjalankan lokomotif uap seperti ini jelas masinis nggak bisa seorang diri. Di sini butuh tenaga seorang juru api yang berperan menaruh bahan bakar ke dalam boiler. Berbeda dengan lokomotif diesel, CC 50 hanya bisa dijalankan searah. Di sini peran turntable jelas dibutuhkan. Kalopun bisa dijalankan berlawanan arah itu artinya mengambil posisi mundur.
Di Kabin Lokomotif CC 5029 : Flashback Masa Dinas Sang Legenda
ketika berada di dalam kabin bukan sekedar membayangkan gimana cara menjalankannya. Lebih dari itu seolah flashback di masa-masa ketika Sri Gunung masih beroperasi. Lokomotif ini didatangkan tahun 1927-1928 untuk dioperasikan di jalur pegunungan.
Lintas Priangan dan Segmen Prupuk-Purwokerto
Jalur pegunungan dengan tikungan ekstrem banyak terdapat di Lintas Priangan dan Jalur KA Cirebon Kroya. Terutama di segmen Purwakarta-Bandung-Banjar untuk Priangan dan Prupuk-Purwokerto di Jalur KA Cirebon Kroya.
Lokomotif ini akan dipakai bila kereta telah memasuki titik awal lintasan ekstrem. Adapun titik pergantian unit lokomotif di Stasiun Purwakarta dan Banjar, serta Prupuk dan Stasiun Kereta Api Purwokerto.
Ambil Bagian Dinas Eendaagsche Express
Tahun 1929 Staats Spoorwegen (SS) mengoperasikan Eendaagsche Express rute Batavia – Surabaya. Untuk pertama kalinya kedua kota utama itu ditempuh hanya dalam wkatu 13,5 jam atau hanya sehari saja.
Terdapat dua keberangkatan Eendaagsche Express yakni dari Batavia melalui Jalur KA Cirebon Kroya dan dari Bandung. Kedua rangkaian kereta ini bertemu dan digandengkan di Stasiun Kroya. Nah Lokomotif Uap CC 50 mengambil peran untuk menarik kereta ini di segmen Prupuk-Purwokerto.
Nah dari dalam kabin lokomotif CC 5029 kita bayangkan membawa dinas kereta unggulan sekelas Eendaagsche Express. Melewati jalur pegunungan dengan tikungan ekstrem.
Mengarungi Tanah Priangan Bersama De Vlugger Vier
Staats Spoorwegen (SS) kembali membuat gebrakan di tahun 1934 dengan mengoperasikan De Vlugger Vier di rute Batavia-Bandung. Kereta ini melewati Jalur KA Cikampek Padalarang yang mulai dioperasikan 1906. Merupakan layanan ekspres pertama di Priangan Barat.
Lokomotif Uap CC 50 mulai mengambil peran ketika De Vlugger Vier tiba di Stasiun Purwakarta. Dinas sampai tiba di tujuan akhir Stasiun Bandung. Sampai di sini mungkin akan muncul pertanyaan apakah CC 5029 ini pernah membawa De Vlugger Vier? Wallohu a’lam.
Namun satu hal yang pasti Lokomotif Uap CC 50 memang dinas di segmen pegunungan Priangan mulai dari Purwakarta hingga berakhir di Stasiun Banjar.
Perjalanan Malam Bersama Java Nacht Express
Layanan ini mulai hadir di tahun 1936 dengan pola operasional kebalikan dari Eendaagsche Express. Java Nacht Express merupakan kereta malam di rute Batavia-Surabaya. Ini merupakan perjalanan malam perdana setelah sebelumnya nggak pernah ada.
Dari atas kabin lokomotif CC 5029 coba bayangin gimana rasanya dinas Java Nacht Express? Perdana di era kolonial. Padahal sebelumnya nggak pernah ada perjalanan malam.
Berakhir di Swiss Van Java
Lokomotif Uap CC 50 memang masih dinas setelah Indonesia merdeka. Mulai era DKA, PNKA, hingga PJKA. Dengan banyaknya lokomotif diesel yang mendominasi lintas utama, otomatis posisi sang legenda tersisihkan ke lintas cabang. Kalopun masih dinas lintas utama sebatas layanan kereta lokal.
Menjelang purnatugas, semua unit CC 50 ditempatkan di Cibatu. Hingga Stasiun Cibatu dan Dipo nya mendapat julukan Mecca of Mallet. Waktu itu sang legenda dinas Lokal Cibatu-Bandung yang merupakan cikal bakalnya KA Lokal Garut Cibatuan sekarang.
Selain itu juga dinas di Jalur KA CIbatu Garut dan percabangan ekstrem menuju Cikajang yang tengah dalam kondisi sekarat. Bahkan CC 50 sangat diandalkan di sana lantaran sulitnya lokomotif diesel dinas di jalur tersebut. Kondisi lintasan tua dan minim perawatan.
Bersamaan dengan dinonaktifkannya seluruh lintasan di tahun 1984, Sang legenda akhirnya purnatugas. Jadi beginilah bayangan dari Kabin Lokomotif CC 5029 ketika beroperasi di Jalur KA Cibatu Garut hingga Cikajang. Ditambah membawa rangkaian lokal Cibatu Bandung.
Dari Garut ke Ambarawa
Perjalanan sang legenda berakhir di Swiss Van Java. Untuk rangkaian lokal Cibatu Bandung pun akhirnya mendapatkan jatah lokomotif diesel sekitar tahun 1985. Beruntung bagi CC 5029 masih bisa diselamatkan. Dari Garut kemudian dikirim ke Museum Kereta Api Ambarawa.
Bayangkan Jika Dinas Kereta Wisata
Lokomotif Uap CC 50 memang nggak ada satupun yang masih dinas. Semuanya telah menjadi monumen statis atau pajangan museum. Dari kabin Lokomotif CC 5029 kita cuma bisa membayangkan apa jadinya bila sang legenda tetap dibiarkan dinas untuk kereta wisata dengan sistem sewa.
Kesimpulan
Berada di dalam kabin Lokomotif CC 5029 tentunya kita membayangkan bagaimana rasanya mengarungi masa kejayaan sang legenda. Ketika dinas kereta unggulan sekelas Eendaagsche Express, De Vlugger Vier, dan Java Nacht Express.
Juga membayangkan seperti apa kondisi Jalur KA Cibatu Garut hingga Cikajang menjelang ditutup sementara tahun 1984. Ditambah lagi dinas lokalan Cibatu Bandung sebelum diambil alih lokomotif diesel. Namun sayang sang legenda kini hanya menjadi pajangan museum Kereta Api Ambarawa.
Leave a Reply