Selama bertahun-tahun ada anggapan bahwa Kereta adalah KAI dimana keduanya seperti bagian yang tak terpisahkan. Namun sejak 2019 ada MRT Jakarta yang juga mengoperasikan kereta perkotaan. Masih relevankah itu?
Pendahuluan
Harus diakui memang bahwa sejak awal Indonesia merdeka, perkeretaapian kita dioperasikan oleh negara atau perusahaan negara. Mulai dari DKARI (Djawatan Kereta Api Republik Indonesia) pasca kemerdekaan.
Kemudian DKA (Djawatan Kereta Api) setelah pengakuan kedaulatan, PNKA (Perusahaan Negara Kereta Api), PJKA (Perusahaan Jawatan Kereta Api), Perumka, PT.KA, hingga PT. KAI (Kereta Api Indonesia).
Tentunya dengan sejarah panjang itulah, PT. KAI kemudian menjelma menjadi operator tunggal perkeretaapian Indonesia. Termasuk layanan kereta api perkotaan atau komuter.
Memang sih untuk layanan komuter kini dipegang oleh anak usaha yakni PT. Kereta Commuter Indonesia (KCI). Tapi tetap aja masih menginduk pada PT.KAI.
Akhir Monopoli 2007
Tahun 2007 sebetulnya ada semacam regulasi yang membuka peluang bagi pihak swasta untuk membangun jaringan kereta api dan menjadi operator. Nah sejak saat itulah yang namanya sepur bukan lagi monopoli “PT. Sepur”.
Selama memiliki modal cukup bisa-bisa aja ada perusahaan selain KAI yang bisa menjadi operator layanan kereta api. Tentunya juga memiliki jaringan sendiri berikut sarana dan pra sarananya.
Kereta Adalah KAI? Kemunculan JakPro dan MRT Jakarta
Jakarta 2019, ketika impian warga Jakarta selama hampir 3 dekade menjadi kenyataan. Waktu itu dua moda transportasi berbasis rel perkotaan yakni LRT Jakarta dan MRT Jakarta diluncurkan dan beroperasi untuk pertama kalinya.
LRT Rawamangun Kelapa Gading
LRT Jakarta memang masih di koridor pendek yakni Rawamangun-Kelapa Gading. Dimulai dari Stasiun Velodrome Rawamangun dan berakhir di Stasiun Pegangsaan Dua, Kelapa Gading, Jakarta Utara.
LRT Jakarta dioperasikan oleh JakPro. Sementara itu kereta MRT Jakarta MRT Jakarta. Baik JakPro maupun MRT Jakarta adalah BUMD (Badan Usaha Milik Daerah) DKI Jakarta.
MRT Jakarta Sejatinya Impian Bung Karno
MRT Jakarta memulai Fase 1 dari Stasiun Bundaran HI ke Stasiun Lebak Bulus Grab. Nah yang ini bahkan aslinya udah pernah diwacanakan di era Bung Karno. Ketika itu beliau menganggap bahwa Tram peninggalan Belanda sudah nggak cocok lagi.
Jakarta membutuhkan semacam Metro atau kereta bawah tanah seperti di London dan Tokyo. Tram Batavia yang terakhir dioperasikan PPD pun pensiun di tahun 1954.Sayangnya kereta bawah tanah itu masih sebatas wacana. Tram kolonial itu malah digantikan bus kota dan cikal bakal angkot
Kemudian dihidupkan lagi di masa pemerintahan Pak Harto. Dimana kala itu wacananya koridor Blok M – Kota. Makanya itu Stasiun Blok M BCA aslinya rencana lama. Namun sama juga belum terealisasi. Malah untuk Blok M – Kota lebih dulu dibangun busway alias Transjakarta BRT yang kini jadi Koridor 1
Sampai akhirnya MRT Jakarta baru bisa terwujud di 2019. Untuk pertama kalinya juga kawasan Blok M bisa ditembus si ular besi dan roda besi menapaki tempat nongkrong favorit kawula muda itu. Memang bukan terminus seperti rencana awal. Karena terminusnya di Stasiun Lebak Bulus Grab
Jargon Usang Kereta Adalah KAI
Kemunculan LRT Jakarta (JakPro) dan MRT Jakarta seolah menembus tradisi. Dimana sejak saat itulah layanan kereta bukan lagi monopoli PT. KAI. Sehingga boleh dibilang sejak itu juga jargon Kereta adalah KAI telah menjadi jargon usang.
Meskipun demikian tentu saja PT.KAI masih menguasai mayoritas jaringan kereta api yang ada di Indonesia. Tapi ya tetap aja kamu udah nggak bisa lagi pake jargon lawas Kereta adalah KAI
Kereta Adalah KAI Nggak Lagi Relevan!
Di satu sisi PT.KAI masih menguasai mayoritas jaringan kereta api di Indonesia. Termasuk jaringan kereta api perkotaan tentunya. Namun dengan adanya JakPro dan MRT Jakarta kita nggak bisa lagi bilang Kereta Adalah KAI.
Baik JakPro maupun MRT Jakarta keduanya juga punya jaringan rel kereta perkotaan sendiri. Juga mengoperasikan kereta komuter perkotaan. Meskipun baru satu koridor.
Tapi kalo masih menganggap Kereta Adalah KAI jelas banget itu udah nggak lagi relevan. Mau dikemanain JakPro? Mau dikemanain MRT Jakarta? Keduanya bukan KAI tapi operator kereta perkotaan juga.
Kesimpulan
Jadi menganggap Kereta Adalah KAI di masa sekarang itu jelas nggak lagi relevan. Itu telah menjadi semacam jargon usang. Terlebih sejak LRT Jakarta dibawah JakPro beroperasi. Begitu juga kereta MRT Jakarta.
Leave a Reply