Kereta Ex ABA pernah jadi yang terbaik di Indonesia. Sayangnya itu dulu dan jangan ditanya kaya gimana kondisinya sekarang. Ibarat from hero to zero, sangat memprihatinkan.
Prologue
Siapa nggak kenal rangkaian KA Argo Bromo Anggrek yang mulai meluncur tahun 2007? Suatu rangkaian yang unik memang. Beda dengan yang lain. Bodynya nampak lebih lebar. Kesan yang muncul akan ada prestise sendiri bila berhasil menaikinya.
Kereta Ex ABA Memiliki Bogie K9
Kereta ini mulai beroperasi pada 24 September 1997 sebagai KA Argo Bromo Anggrek (ABA). Keunikannya memiliki bogie K9 yang dikembangkan bersama Alstom menggunakan suspensi udara sehingga memungkinkan kereta melaju dengan kecepatan 120 km/jam.
Namun dalam perjalanannya Bogie K9 terlalu sensitive dengan kondisi rel di Indonesia pada saat itu. Sehingga kerap mengalami insiden. Seperti pernah terjadi di Stasiun Manggarai 30 Juli 2010. Dimana kereta api Argo Bromo Anggrek mengalami anjlok di sinyal masuk.
Kementerian Perhubungan memerintahkan PT.KAI untuk menarik semua kereta berbogie K9. Tak terkecuali kereta ex-ABA K197. PT. INKA Kemudian mengubah Bogie K9 menjadi K9 Re-Engineering (RE) agar sesuai dengan kondisi rel.
Kereta Ex ABA dan Super Eksekutif (KZ)
Di awal masa dinasnya kereta ini pernah memiliki layanan super eksekutif (KZ). Tingkat kenyamanan di atas kelas eksekutif (K1) yakni dengan adanya fasilitas komputer dan kursi yang lebih nyaman. Seiring berjalan waktu kelas ini dihapus sehingga seluruh layanan menjadi eksekutif (K1) saja.
Kereta Ex ABA Pernah Dipakai Kereta Lain
Kereta eksekutif K197 ternyata nggak eksekutif banget lho. Walaupun banyak dipakai untuk Argo Bromo Anggrek (ABA) sehingga jadi identik dengan itu, ternyata sempat pula dipakai kereta lain. Sebut aja KA Argo Lawu, terutama pasca anjlokan di Stasiun Manggarai.
Pindah ke KA Argo Muria dan Sindoro
Mulai tahun 2019 Argo Bromo Anggrek (ABA) mulai menggunakan trainset berbody stainless steel. Sejak saat itu trainset K197 dimutasi ke Dipo Semarang Poncol (SMC) untuk kebutuhan dinas KA Argo Muria dan Argo Sindoro.
Nah di momen ini ada sedikit anomali. Dipo Semarang Poncol (SMC) sama sekali nggak punya kereta stainless steel karena banyak dimutasi ke tempat lain. Contohnya trainset K318 batch 1 dimutasi ke Bandung (BD).
Namun meski akhirnya nggak punya Stainless Steel, Semarang punya K197 yang masih dianggap terbaik saat itu. Karena pernah dipakai Argo Bromo Anggrek (ABA), sejak itulah muncul istilah kereta ex ABA.
Akhir Cerita Kereta Terbaik
Seiring berjalannya waktu KA Argo Muria dan Sindoro malah mendapatkan alokasi kereta eksekutif angkatan 2000-an dan terkadang juga yang lebih tua namun telah direhab. Alhasil kereta ex ABA menjadi nggak terpakai.
Trainset gemuk itu diduga memiliki kesulitan ketika dalam masa perawatan. Terutama dengan Bogie K9-nya walaupun telah di Re-engineering. Makanya itu ketika telah tiba masanya untuk di PA (Perawatan Akhir) lagi lantas jadi status konservasi.
Nggak jelas kapan trainset ini mulai berstatus konservasi layaknya kereta-kereta tua. Intinya ketika Pandemi Covid-19 terjadi di awal 2020 semua ikut terkena dampak. Banyak terjadi pembatasan sehingga efeknya ke trainset. Boleh jadi Pandemi itu juga yang menjadi akhir dari sang kereta terbaik.
Kereta ex ABA di Stasiun Brumbung
Setelah berstatus konservasi, rangkaian keretanya terparkir di Stasiun Brumbung. Sebagian lagi disimpan di Stasiun Gubug, tempat dimana pernah terjadi PLH yang melibatkan KA Kertajaya dan Sembrani.
Di tempat peristirahatannya tersebut kondisinya makin miris. Banyak sekali kerak dan catnya mengelupas. Ibarat From Hero To Zero mesti berakhir dalam kondisi yang cukup memprihatinkan. Dibiarkan terkena hujan dan panas sampai muncul kerak dan mengelupas. Percis seperti kebanyakan kereta konservasi.
Kesimpulan
Rangkaian ini mulai beroperasi 24 September 1997 sebagai KA Argo Bromo Anggrek (ABA). Memiliki kemewahan tersendiri karena punya kelas super eksekutif (KZ) dengan fasilitas komputer dan kursi yang lebih nyaman. Ditambah lagi dengan Bogie K9 dengan suspensi udara yang memungkinkan kecepatan 120 km/jam.
Dalam perjalanannya pernah mengalami insiden seperti di Stasiun Manggarai. Dampak dari itu terjadi perubahan pada bogie K9 nya menjadi Re-engineering. Selain lekat dengan Argo Bromo Anggrek (ABA) sempat dipakai dinas KA Argo Lawu.
Pergantian rangkaian KA Argo Bromo Anggrek (ABA) ke Stainless Steel memuatnya dimutasi ke Dipo Semarang Poncol (SMC) untuk dinas Argo Muria dan Sindoro. Disini kemudian muncul istilah kereta ex ABA.
Namun di sini pula kereta ini harus mengakhiri masa tugasnya dan jadi konservasi. Kini terparkir di Stasiun Brumbung dalam kondisi yang sangat memprihatinkan. Padahal pernah menjadi kereta terbaik di Indonesia.
Galeri Foto


Leave a Reply