Lokomotif Uap Tasikmadu X (TM X) Penghubung Lintas Utama

Loko Uap Tasikmadu X (TM X): Sang Penghubung

Loko Uap Tasikmadu X (TM X) merupakan penarik angkutan tetes tebu dari PG Tasikmadu ke Stasiun Kemiri di lintas utama. Sayang aktivitas tersebut telah terhenti sejak 1986 dan armadanya dimonumenkan di Agrowisata Sondokoro

Pendahuluan

Ternyata jalur kereta wisata Sondokoro Tasikmadu nggak sebatas yang ada di situ aja. Bukan hanya untuk aktivitas pariwisata sebagaimana sekarang. Maupun untuk aktivitas angkutan tebu di hari-hari kerja di lingkungan Pabrik Gula.

Siapa sangka dulunya Pabrik Gula legendaris tersebut terhubung langsung dengan lintas kereta Solo Surabaya (jalur utama) melalui Stasiun Kemiri. Bahkan terdapat armada khusus untuk mengangkut hasil panen dan tetes tebu.

Sayangnya aktivitas tersebut telah terhenti sejak 1986. Alhasil tak ada lagi pengangkutan menggunakan moda transportasi kereta api yang sejatinya lebih efisien. Bahkan armadanya kini jadi monumen di Agrowisata Sondokoro.

Sejarah Singkat Pabrik Gula Tasikmadu

Pabrik Gula Tasikmadu didirikan tahun 1871 oleh Mangkunegara IV. Gunakan modal dari keuntungan Pabrik Gula Colomadu (1861). Keduanya didirikan pada masa Tanam Paksa.

Namun yang istimewa kedua pabrik yang terletak di Kabupaten Karanganyar itu dimiliki oleh pribumi. Status Mangkunegara IV sebagai raja mendapat hak istimewa dari pemerintah kolonial Belanda untuk mendirikan Pabrik Gula.

Untuk memproduksi gula, didapat hasil panen tebu dari perkebunan tebu di sekitaran. Pengangkutan masih menggunakan moda tradisional seperti pedati. Sayangnya seiring berjalannya waktu era kejayaan gula dan tebu meredup.

Bahkan Pabrik Gula Colomadu kehabisan supply dari petani tebu sehingga terpaksa harus ditutup dan kini menjadi museum. Adapun Pabrik Gula Tasikmadu masih aktif hingga kini. Bersama dengan Agrowisata Sondokoro.

Loko Uap Tasikmadu X : Angkutan Ke Lintas Utama

Seperti udah disinggung tadi, pengangkutan masih menggunakan tradisional. Namun seiring waktu mulai menggunakan kereta lori dengan gaunge yang lebih kecil dari lintas utama, sekitar 700-750 mm.

Sedikit info, pada periode awal Pabrik Gula Tasikmadu terdapat dua lintas utama dengan operator berbeda. Lintas kereta Solo Surabaya milik Staats Spoorwegen (SS) dengan gaunge 1.067 mm. Satunya lagi Semarang – Vortenslanden (NIS), 1.435 mm, termasuk didalamnya Lintas Kereta Api Mataram.

Nah hasil produksi gula itu diangkut menggunakan moda transportasi kereta api untuk selanjutnya menuju pelabuhan. Terutama yang akan diekspor. Untuk itu dibuatlah jalur khusus penghubung Tasikmadu dan lintas kereta Solo Surabaya via Stasiun Kemiri.

Di jalur ini beroperasi kereta khusus pengangkut gula dan tetes tebu menuju lintas kereta Solo Surabaya. Ditarik loko uap Tasikmadu X (TM X atau TM 10). Dari Tasikmadu ke Stasiun Kemiri.

Loko Uap Tasikmadu X Beroperasi Hingga Pertengahan 1980-an

Setelah Indonesia Merdeka, pengangkutan gula dan tetes tebu menggunakan kereta yang ditarik Loko Uap Tasikmadu X (TMX) masih berlangsung. Meski tentunya Pabrik Gula sendiri mengalami periode pasang surut.

Aktivitas pengangkutan tersebut berlangsung hingga pertengahan 1980-an. Perkiraan sekitar tahun 1986. Setelahnya angkutan menggunakan kereta khusus pun berakhir. Seiring berakhirnya kejayaan kereta tebu (spoor tebu).

Angkutan pun berganti ke moda transportasi jalan raya (ban karet) seperti truk. Karena dianggap lebih efisien. Bisa langusng misalnya dari Pabrik Gula menuju Pasar Induk bahkan Pelabuhan untuk ekspor.

Monumen Loko Uap Tasikmadu X di Agrowisata Sondokoro

Kini kita masih bisa menyaksikan Loko Uap Tasikmadu X (TM X) di dekat pintu masuk utama Agrowisata Sondokoro. Sebagai bukti bahwa si ular besi pernah memiliki peran besar dalam proses agribisnis tebu dan gula.

Nggak jauh dari situ juga ikut dipajang kendaraan khusus dan kereta inspeksi milik Mangkunegara. Bukti jasa besar Mangkunegara selaku pendiri sekaligus pemilik Pabrik Gula Tasikmadu.

Dan kini keberadaan loko uap tersebut seakan menjadi bukti bahwa wahana kereta wisata Sondokoro Tasikmadu merupakan unggulan di sana. Meskipun yang dinas untuk wisata itu TM 1 bergantian Loko Nomor 3.

Pabrik Gula masih aktif beroperasi. Juga kereta lori untuk angkutan tebu menuju tempat produksi. Namun bersama dengan itu juga dikembangkan Agrowisata Sondokoro dengan Kereta Wisata Sondokoro Tasikmadu sebagai unggulannya.

Kesimpulan

Loko Uap Tasikmadu X (TM X / TM 10) merupakan armada khusus untuk mengantarkan kereta angkut hasil produksi Pabrik Gula Tasikmadu menuju Lintas Kereta Solo Surabaya via Stasiun Kemiri.

Hasil produksi berupa gula dan tetes tebu. Aktivitas pengangkutan berlangsung hingga sekitar tahun 1986. Setelahnya pun beralih menggunakan truk karena dianggap lebih efisien.

Kini armada lokomotif terpajang di dekat pintu masuk Agrowisata Sondokoro. Nggak jauh dari situ juga terdapat kendaraan khusus dan kereta inspeksi milik Mangkunegara. Sekaligus bukti pendirian dan kepemilikan oleh Mangkunegara.

Galeri Foto