Lokomotif C24 telah lama menjadi koleksi Museum Kereta Api Ambarawa. Namun belum banyak yang tau bahwa dulu pernah jadi penguasa Kedu Raya. Khususnya Lintas Magelang dan Percabangan ke Parakan Temanggung.
Pendahuluan
Lokomotif uap jadi koleksi utama Museum Kereta Api Ambarawa. Bahkan ada sebagian yang masih bisa dinas. Walaupun hanya sebatas menarik Kereta Wisata dengan sistem sewa. Mayoritas lokomotif uap tersebut pernah mengalami masa keemasan dalam sejarah perkeretaapian Indonesia.
Bahkan ada yang beroperasi hingga dekade 1970 hingga awal 1980-an. Seiring dengan dieselisasi, banyak lokomotif uap berakhir dirucat. Namun tetap ada sedikit yang bisa diselamatkan meski pada akhirnya hanya dimonumenkan. Nah yang diselamatkan itu biasanya bagian dari sejarah perkeretaapian Indonesia
Lokomotif C24 dan Kereta Api Magelang
Salah satu yang jadi koleksi Museum Kereta Api Ambarawa ialah Lokomotif C24 (seri 07). Awalnya ini didatangkan oleh NISM. Namun boleh jadi belum ada yang tau bahwa loko uap ini sebetulnya sangat terikat dengan Sejarah Kereta Api Magelang.
Berbicara tentang Magelang, khususnya soal perkeretaapian, yang selama ini ada dalam pikiran pastilah Kereta Kayu Magelang. Kereta ini sempat terpajang di Terminal Kebon Polo Kota Magelang. Sebelum dibawa ke Museum Kereta Api Ambarawa.
Kondisinya telah loss tanpa tempat duduk. Padahal interiornya terbilang mewah dibanding kereta kayu lainnya. Juga punya pintu di tengah sebagai pembeda. Karena kebanyakan kereta kayu pintu keluar masuk ada di ujung dekat persambungan.
Selain kereta kayu Magelang masih ada satu lagi yang terkait dengan sejarah kereta api di kawasan tersebut. Apalagi kalo bukan lokomotif uap yang satu ini.
Lokomotif C24: Dibeli NISM 1909-1912
Lokomotif buatan Werkspoor Belanda ini didatangkan NISM secara bertahap dalam kurun waktu 3 tahun yakni 1909-1912. Didesain untuk beroperasi di lintas pegunungan, NISM menempatkannya di jalur kereta api Jogja Ambarawa segmen Magelang (sampai Secang) dan percabangan dari Secang ke Parakan di Kabupaten Temanggung. Dimana lintasan kereta api di Karesidenan Kedu tersebut memiliki kontur pegunungan.
Lokomotif C24: Penguasa Separuh Kedu Raya
Dilihat dari wilayah operasionalnya, lokomotif ini bisa dibilang sebagai penguasa separuh Karesidenan Kedu atau Kedu Raya. Sepertiga Jalur Kereta Jogja Ambarawa berada di wilayah tersebut, yakni Kota dan Kabupaten Magelang.
Kemudian percabangan Secang-Parakan via Temanggung sejauh 28 km yang mulai beroperasi tahun 1907 seluruhnya berada di Kedu Raya. Nah disinilah lokomotif uap legendaris ini dinas sampai di akhir masa operasional tahun 1976.
Kereta Ekspres dan Campuran
Setelah Indonesia Merdeka Lokomotif C24 masih tetap dinas. Di masa perang kemerdekaan pernah menarik rangkaian kereta api untuk menunjang logistik dan mobilitas para pejuang di sepanjang lintas Yogyakarta – Magelang – Secang – Parakan (Kedu Raya). Menjelang akhir masa dinas pernah membawa rangkaian kereta campuran penumpang dan barang.
Senjakala Perkeretaapian Kedu Raya
Dekade 1970-an merupakan senjakala perkeretaapian di wilayah Kedu Raya. Termasuk Kereta Api Magelang. Performa Lokomotif C24 yang pernah menarik kereta ekspres semakin menurun seiring usia. Perawatan minim dampak dari banyaknya SDM kereta api yang terlibat gejolak politik 1965. Sehingga kondisi lintas cabang termasuk Kedu Raya kurang perawatan.
Persaingan dari angkutan jalan raya semakin memperburuk kondisi perkeretaapian Kedu Raya. Puncaknya tahun 1976, bencana Banjir Lahar Gunung Merapi mengakhiri semuanya. Selain jalur kereta Jogja Ambarawa, percabangan Secang – Parakan juga ikut ditutup.
Lokomotif C24 di Museum Kereta Api Ambarawa
Kebanyakan loko uap yang pernah dinas di lintas cabang dan masih bisa sedikit diandalkan dialihkan ke lintas utama. Namun program dieselisasi membuat populasinya terus menyusut. Sehingga mayoritas loko uap jadi afkir dan berakhir dirucat. Meski begitu masih ada sebagian kecil yang bisa diselamatkan.
Salah satunya Lokomotif C24 seri 07 dijadiakan salah satu koleksi Museum Kereta Api Ambarawa. Keberadaannya bersama dengan Kereta Kayu Magelang merupakan bukti bahwa Si Ular Besi pernah dinas di wilayah Kedu Raya.
Kesimpulan
Lokomotif C24 didatangkan NISM tahun 1909-1912 untuk dinas di Karesidenan Kedu (wilayah Kedu Raya) yang mencakup Jalur Kereta Jogja Ambarawa (segmen Magelang) dan percabangan Secang-Parakan. Pernah menarik kereta ekspres, menunjang mobilitas pejuang kemerdekaan Indonesia, dan rangkaian campuran barang penumpang menjelang akhir masa tugas.
Sebagaimana perkeretaapian Kedu Raya, lokomotif ini mengalami senjakala di dekade 1970-an. Harus berhenti dinas di sini bersamaan dengan penutupan seluruh jalur kereta api tahun 1976. Dampak dari bencana banjir lahar Gunung Merapi. Bersama Kereta Kayu Magelang jadi koleksi Museum Kereta Api Ambarawa.
Leave a Reply