Lokomotif CC 200 15 adalah satu dari 27 unit lokomotif diesel pertama di Indonesia. Nasibnya masih lebih baik ketimbang saudara-saudaranya meski hanya sekedar jadi koleksi museum kereta api Ambarawa. Bayangkan hidup lagi dan dinas Kereta Wisata Ambarawa Tuntang.
Pendahuluan
Museum Kereta Api Ambarawa bukan hanya menyimpan lokomotif uap. Tetapi juga lokomotif diesel yang jadi sang pelopor modernisasi Perkeretaapian Indonesia di awal dekade 1950-an. Lokomotif yang satu ini punya sejarah panjang.
Dalam sejarahnya terdapat 27 unit dimana 16 unit telah beroperasi lebih dulu di tahun 1953. Tahun kedatangan sang pelopor. Namun seiring berjalan waktu kondisinya kian memprihatinkan. Dari 27 unit tinggal tersisa 3 unit saja. Itupun hanya satu yang masih utuh dan memungkinkan untuk dihidupkan lagi.
Mengingat telah jadi koleksi Museum Kereta Api Ambarawa, bisa dibayangkan apabila sang pelopor ini hidup lagi. Boleh jadi akan dinas mendampingi D300 23 membawa Kereta Wisata Ambarawa Tuntang.
Lokomotif CC 200 15 dan Modernisasi di era DKA
Satu-satunya yang terselamatkan dan masih utuh ialah Lokomotif CC 200 15. Merupakan pelopor nya lokomotif diesel Indonesia sekaligus simbol modernisasi perkeretaapian nasional di era DKA awal dekade 1950-an. CC 200 sendiri punya sejarah panjang dan mengalami banyak dinamika.
Lokomotif CC 200 15 Termasuk Angkatan Pertama
Tanggal 4 Desember 1951 DKA melakukan kontrak pembelian 27 unit Lokomotif diesel CC 200 dari General Electrik Amerika. Dua unit tiba di Pelabuhan Tanjung Priok Jakarta 8 September 1953. Menyusul kedatangan 9 unit di bulan November 1953.
Pada bulan Desember 1953 telah tersedia 18 unit lokomotif. Semuanya didinaskan di lintas Jakarta-Bandung, Jakarta-Cirebon, dan Jakarta-Surabaya. Jumlah lokomotif telah lengkap sebanyak 27 unit di bulan Januari 1954.
Lantas masuk batch berapakah CC 200 15? Jika dilihat dari nomor urutnya itu masuk unit yang telah datang sebelum akhir tahun 1953. Dengan kata lain masih masuk angkatan pertama. Walaupun itu juga datangnya bertahap.
Parahijangan dan Ekspres Siang
Belum diketahui dengan pasti Lokomotif CC 200 15 ini dipakai dinas kereta mana. Tapi yang jelas, Sang Pelopor pernah dinas KA Parahijangan rute Bandung Jakarta PP per 1 Desember 1953.
Kereta ini disebut juga KA Cepat atau oleh media Belanda dinamai “Vlugger Vier”. Pada bulan April 1955 membawa rombongan Konferensi Asia Afrika (KAA) I dari Jakarta ke Bandung.
Selain itu CC 200 dipakai untuk dinas KA Ekspres Siang (Eendaagsche Express) dari Stasiun Gambir Jakarta ke Surabaya Pasar Turi dan sebaliknya. Kereta Cepat/Kilat lainnya juga kemudian menyusul.
Masa-Masa Kelam CC 200
Sayangnya masa-masa keemasan sang pelopor hanya berlangsung selama kurang lebih satu dekade. Memasuki era 1960-an banyak terjadi gejolak politik di tanah air yang diikuti dengan krisis ekonomi parah. Kondisi tersebut turut berdampak pada dunia Perkeretaapian Indonesia.
Jumlah lokomotif diesel CC 200 yang beroperasi pun ikut terdampak. Dimana terjadi penurunan jumlah unit yang siap operasi. Hal tersebut sebagai akibat dari kendala suku cadang. Krisis ekonomi turut mempengaruhi pengadaan suku cadang CC 200 yang merupakan jenis ALCO lantaran harganya mahal.
Meski situasi membaik jelang dekade 1970-an, PNKA (Perusahaan Nasional Kereta Api) waktu itu lebih mendukung operasional dan perawatan unit baru. Sebagai tambahan saat itu sejumlah lokomotif diesel baru banyak didatangkan. Mulai BB 200, BB 301, BB 304, hingga CC 201 yang lebih ringan dan bertenaga.
Pada saat itu CC 200 sendiri masih ada yang dinas membawa kereta penumpang dan barang. Namun alokasinya lebih difokuskan di Dipo Lokomotif Cirebon. Hal yang dikemudian hari menjadikannya sebagai icon Cirebon.
Akhir Kisah Lokomotif Diesel CC 200
Kondisi lokomotif Diesel pertama di Indonesia, termasuk CC 200 15 mengalami penurunan. Terutama pada tahun 1980-an. Ini menjadi permulaan dari akhir kisah lokomotif diesel CC 200. Sebanyak 17 unit dinyatakan afkir tahun 1986 dan kemudian dirucat.
Jumlah ini terus berkurang memasuiki dekade 90-an. Sehingga tinggal sisakan 4 unit termasuk Lokomotif CC 200 15. Bahkan itupun statusnya telah Konservasi dan nyaris dinyatakan afkir.
Namun unit yang satu ini akhirnya masih bisa tertolong dan jadi satu-satunya yang masih bisa hidup. Setelah mengorbankan saudara-saudaranya yang masih tersisa. Sampai akhirnya CC 200 15 dipreservasi dan dibawa ke Museum Kereta Api Ambarawa.
Lokomotif CC 200 15 Sebagai Monumen Statis
Walaupun masih bisa menyala, kondisinya batuk-batuk. Karena itu di Museum Kereta Api Ambarawa sang Pelopor untuk saat ini masih dijadikan monumen statis. Meski begitu hal tersebut tetap harus disyukuri. Pasalnya dua unit lagi telah yakni CC 200 08 dan 09 dibiarkan mangkrak di Balai Yasa Yogyakarta.
Berharap Kembali Meski Hanya Dinas Kereta Wisata
Keberadaannya di Museum Kereta Api Ambarawa sebagai monumen statis membuat sebagian kalangan membayangkan bisa dihidupkan lagi. Tentu ini jadi semacam harapan. Satu-satunya CC 200 yang masih utuh bisa kembali meski hanya dinas Kereta Wisata Ambarawa Tuntang.
Duh sekarang cuma bisa membayangkan. Lokomotif CC 200 15 bergantian dengan DD 301 23 membawa dinas kereta wisata tersebut. Melintas di segmen Ambarawa Tuntang dengan Panorama Danau Rawapening.
Kesimpulan
Lokomotif CC 200 15 yang kini jadi monumen statis di Museum kereta Api Ambarawa merupakan satu dari 16 unit pertama yang dinas tahun 1953. Pernah mengalami masa keemasan namun pada akhirnya harus tergeser seiring kedatangan sejumlah unit baru.
Mulai menghuni Dipo Lokomotif Cirebon jelang akhir masa tugas, hingga nyaris dinyatakan afkir. Namun pada akhirnya menjadi satu-satunya yang masih bisa hidup meski harus mengorbankan saudara-saudaranya. Meski hanya monumen statis, inilah satu-satunya yang masih utuh.
Leave a Reply