Turun dari KA Argo Wilis telah mendapati Malam di Surabaya. Meski waktu masih menunjukkan jam 18.08 WIB. Harus prioritaskan charger dulu ketimbang nostalgia. Waduh ada apa nih?
Prologue
Perjalanan Bandung Malang naik KA Argo Wilis masuk fase transit di Surabaya. Sebagaimana destinasi akhir si Raja Selatan tersebut. Tiba di Stasiun Surabaya Gubeng jam 18.08 WIB setelah menempuh hampir 10 jam perjalanan.
Namun ada satu kondisi yang urgen ketika transit kurang lebih 3 jam itu. Apalagi kalo bukan kewajiban untuk lebih dulu mencari charger handphone ketimbang mengurusi hal lainnya. Pasalnya itu sangat urgent.
Mulai fase Kereta Solo Surabaya aja udah galau karena batere makin berkurang. Semua gegara insiden tertinggalnya charger dan baru ngeh setelah hampir menempuh separuh perjalanan.
Padahal niatnya transit di Surabaya itu memanfaatkan setiap momen yang ada. Apalagi terdapat semacam nostalgia di sana. Duh apa ini ya? Berarti sebelumnya udah pernah dong?
Before We Go
Sedikit catatan buat kamu yang belum baca Part 1 hingga 4 silakan klik: (1). KA Bandung Malang 1 : Dari Bandung ke Cilacap; (2). Cilacap Jogja Kereta; (3). Lintas Kereta Api Mataram; (4). Kereta Solo Surabaya (Bandung Malang Part 4). Karena setiap part itu berhubungan.
Juga catatan lainnya ialah soal urutan waktu dimana ada flashback 2022 ke 1997. Meski konten ini direlease 2023, trip nya di bulan November 2022. Jadi mengikuti waktu perjalanannya bukan postingnya.
Tiba Malam di Surabaya, Internet Disambung Lagi
Jam 18.08 sebetulnya sih belum malam banget. Tapi langit di kota Pahlawan bahkan sejak Jombang udah mulai gelap. Rupanya matahari tenggelam lebih cepat di belahan timur Pulau Jawa.
Maka jadilah malam di Surabaya itu dimulai. Meski baru masuk sepertiga awal. Hal pertama ketika turun dari KA Argo Wilis ialah mencari counter handphone terdekat. Namun mesti lebih dulu hidupkan koneksi internet.
Alhamdulillah batere masih ada sekitar 4% lagi. Cukuplah untuk sedikit foto atau mengecek Google Maps. Sebab ini kali pertamanya menginjakkan kaki di Kota Pahlawan. Beneran masih asing banget.
Sempat Nyasar Sebentar
Nah karena asing itu bahkan sempat nyasar di awal. Harapan keluar lewat pintu timur atau Stasiun Gubeng Baru eh malah nyasar ke area pemukiman. Jadilah balik lagi arah stasiun. Coba naik ke viaduct di atasnya.
Karena melihat di seberang rel sana banyak gedung menjulang. Paling banter bisalah ketemu mall atau apalah. Intinya counter handphone. Nah disitupun jalannya was-was. Mengingat itu salah satu jalan Protokol nya Surabaya.
Akhirnya ketemulah sebuah mall di seberang sungai. Nggak mikir mall apa itu, lebih-lebih Tunjungan yang terkenal itu. Pokoke asal mall pasti adalah counter handphone.
Sepertinya Pernah Ke Sini Dah?
Ternyata mall tersebut Plaza Surabaya di Jalan Pemuda. Berada tepat di samping Monumen Kapal Selam. Wah kalo ini sih kelihatannya udah pernah dah. Dan bener baru ingat bahwa pernah datang ke Mall itu sekitar tahun 1997.
Waktu itu nggak sampai masuk ke dalam. Cuma beli McD aja. Nah McD nya ternyata masih eksis. Padahal waktu ke sana udah 25 tahun silam. Okelah langsung masuk dan scan PeduliLindungi seperti biasa.
Mulailah penjelajahan mencari counter handphone. Sampai akhirnya ketemu sebuah counter yang posisinya nggak jauh dari foodcourt. Nggak mikir original atau compatible. Pokoknya jalan lah.
Dan alhamdulillah dapat juga nih. Charger handphone seharga Rp 107.000,00. Sengaja beli agak mahal walaupun ada yang lebih murah. Kata penjualnya itu fast charging. Yang penting sih satu, awet.
Makan Malam di Surabaya
Selanjutnya mencari makan malam. Ketemulah gerai Burger King yang ada fasilitas stop kontaknya. Nah saatnya memanfaatkan momen untuk mengisi batere handphone meski mungkin masih dibawah 25%-an.
Jadilah sekalian makan malam disitu. Beli makanan lalu ambil posisi tempat duduk yang bisa sekalian ngecharge handphone. Sambil memperhatikan waktu juga. Ingat jam 20.45 WIB lanjut ke Malang naik Kereta Api Tumapel.
Menikmati Malam di Surabaya Walau Sebentar
Bereslah urusan di Plaza Surabaya. Mungkin sedikit nostalgia disitu. Apalagi bila memperhatikan Gerai McD di pintu Timur. Serasa menerawang lagi ke 25 tahun silam. Hanya saja waktu itu masih siang sedangkan sekarang udah gelap.
Nggak Jadi ke Kapal Selam
Bergerak dikit ada Monumen Kapal Selam. Melihat waktu kayanya masih sempat dan kata petugasnya juga masih buka. Sayangnya pembayaran Cash Only. Tarik dari ATM pas mau beli tiket nggak ada kembalian.
Yaudah lah cancel aja. Lagian itu juga nggak masuk dalam itinerary kok. Daripada ambil risiko ketinggalan kereta. Menukar uang kecil bukan perkara gampang. Destinasi wajibnya kan baru besok di Malang.
Pesona Jembatan Pemuda
Sebagai gantinya mengambil foto Kapal Selam Pasopati itu dari sisi luarnya. Salah satunya dari Jembatan Pemuda Surabaya. Nah disitulah spot paling bagus. Percis depan sungai lagi.
Beberapa foto suasana Malam di Surabaya itu juga diambil dari Jembatan Pemuda. Terlebih di Surabaya juga hanya transit menunggu keberangkatan Kereta Api Tumapel ke Malang. Nggak masalah sedikit yang penting everlasting.
Kembali Ke Stasiun Surabaya Gubeng
Setelah menikmati sedikit momen Malam di Surabaya, selanjutnya ialah balik ke Stasiun Surabaya Gubeng. Kebetulan waktu telah menunjukkan jam 19.30 WIB. Berarti sisa waktu yang ada kini tinggal 1 jam 15 menit.
Nggak ada lain selain standby di stasiun ketimbang melanjutkan explore. Intinya tujuan utama telah tercapai. Batere handphone juga telah terisi meski belum maksimal. Juga perut telah terisi.
Nostalgia? Itu juga udah tercapai ya. Eh, tadi di awal katanya masih asing dengan Surabaya? Kok malah bilang pernah datang 25 tahun silam? Gini, secara umum memang asing, tapi khusus Plaza Surabaya pernah ke sana tahun 1997.
Jadi disitulah nostalgianya. Malah kesempatan ini melengkapi momen di 1997 itu. Misalnya masuk ke dalam Mall. Dulu itu cuma nunggu di Parkiran. Sama juga mengabadikan Kapal Selam dan Jembatan Pemuda. Pokoke sekitaran Mall itulah.
Kesimpulan
Meski hanya sebentar Malam di Surabaya sebagai momen transit benar-benar meninggalkan kesan tersendiri. Secara umum memang masih asing dengan Kota Pahlawan. Namun di satu kawasan kebetulan pernah singgah disitu
Maksud membeli charger handphone di Plaza Surabaya malah seperti kembali ke tahun 1997. Maka jadilah momen nostalgia di mall tersebut, Monumen Kapal Selam, dan Jembatan Pemuda.
Nggak bisa explore lebih jauh karena mesti kembali lagi ke Stasiun Surabaya Gubeng menunggu Kereta Api Tumapel. Melanjutkan perjalanan ke Malang. Transit di Surabaya kali ini benar-benar everlasting.
Leave a Reply