Mengenang Tragedi Bintaro 1 Sebuah malapetaka dimana terjadi tabrakan adu banteng dua kereta di Pondok Betung Bintaro Jakarta Selatan dan menewaskan 150 penumpang. Terbesar dalam sejarah perkeretaapian Indonesia pasca kemerdekaan.
Pendahuluan
Duh kayanya belum kelar juga nih bahas tentang PLH (Peristiwa Luarbiasa Hebat). Gegara kejadian di Cicalengka Jum’at lalu (5 Januari 2024). Gimana nggak di era serba canggih gini kok masih bisa kecolongan tabrakan adu banteng antar dua kereta.
Jumlah korban memang hanya 4 orang meninggal dunia. Tapi tetap aja musibah ini harus dijadikan pelajaran agar perkeretaapian kita bisa lebih baik dan aman ke depannya. Sambil menunggu investigasi selesai memang nggak salah kok flashback lagi peristiwa serupa yang pernah terjadi di masa lalu.
Biar gimanapun juga ini adalah bagian dari sejarah. Sebelumnya kita telah bahas flashback PLH Ratu Jaya 1993 yang punya kemiripan dengan Tragedi Cicalengka kemarin. Kini saatnya membahas peristiwa yang lebih besar lagi.
Tragedi Bintaro 1 : Senin Pagi 19 Oktober 1987
Peristiwa kelam tersebut ialah Tragedi Bintaro 1. Terjadi di Senin pagi tanggal 19 Oktober 1987. Dua bertabrakan adu banteng di Tikungan Letter S Pondok Betung Bintaro Jakarta Selatan.
Before We Go So Far
Sebelum membahas lebih jauh, sebenarnya Tragedi Bintaro 1 pernah dibahas di website Manglayang ID. Namun karena adanya pemisahan konten kereta api maka pembahasan tersebut juga ikut dipindah ke halaman ini.
Namun setelah dievaluasi, konten lama itu terlalu panjang dan perlu dibagi dalam 2 atau 3 pembahasan di sini. Apabila kamu ingin konten lama tersebut bisa di download di sini >> Tragedi Bintaro, Petaka di Senin Pagi
Di halaman ini sebetulnya pernah ada pembahasan tentang peristiwa ini. Yakni konten berjudul Tragedi Bintaro 1987 dan Lokalan Daop 2
Tragedi Bintaro 1 : Berawal dari Stasiun Serpong
Kecelakaan ini bermula ketika PPKA Stasiun Serpong memberangkatkan KA 225 Lokal Rangkasbitung ke Stasiun Sudimara. Padahal stasiun tersebut dalam kondisi semua jalur penuh terisi kereta.
Semua Jalur Penuh, Mustahil Ada Persilangan
Stasiun Sudimara punya 3 jalur. Waktu itu jalur 2 telah ada KA Indocement tujuan Jakarta. Jalur 1 terisi rangkaian gerbong barang. KA 225 tiba dan masuk Jalur 3. Otomatis semua jalur rel kereta penuh.
Tragedi Bintaro 1 : Memindahkan Persilangan ke Kebayoran
Dalam kondisi begini, kegiatan persilangan sangat mustahil bisa dilakukan. PPKA Sudimara berinisiatif memindahkan persilangan KA 225 dengan 220 di Stasiun Kebayoran. Surat PTP dibuat dan diserahkan kepada masinis KA 225.
PTP adalah Perpindahan Tempat Persilangan. Setelah penyerahan, PPKA Sudimara lantas menghubungi Stasiun Kebayoran. Sementara di stasiun tersebut telah ada KA 220 yang siap diberangkatkan.
Singkat cerita PPKA Kebayoran ingin agar persilangan tetap di Sudimara. Alasannya KA 220 adalah kereta Patas yang kelasnya lebih tinggi. KA 220 pun diberangkatkan menuju Sudimara.
Balik lagi ke Sudimara, otomatis pemindahan pun batal. PPKA memerintahkan juru langsir untuk memindahkan KA 225 ke jalur 1. Nantinya jalur 3 diisi KA 220 yang telah berangkat dari arah Kebayoran
Tragedi Bintaro 1 : Terjadilah Tabrakan Adu Banteng
Juru langsir pun menjalankan tugasnya. Namun sayang KA 225 malah bergerak ke arah Stasiun Kebayoran. Tentu hal ini membuat semua petugas Stasiun Sudimara jadi panik.
Segala upaya dilakukan agar KA 225 bisa kembali ke Sudimara. Tapi apalah daya semuanya gagal. Baik KA 225 dan 220 yang berlawanan arah terus melaju. Seolah kedua kereta dituntun menuju maut.
Ketika tiba di tikungan Letter S Pondok Betung Bintaro, keduanya bertemu. Usaha masing-masing masinis melakukan pengereman darurat gagal. Tabrakan adu banteng KA 225 dan 220 terjadi.
Korban 150 Penumpang Meninggal Dunia
Efek dari tabrakan adu banteng itu kereta paling depan langsung menelan masing-masing lokomotif. Padahal kondisi kereta pada saat itu penuh dengan penumpang. Makanya tak heran jika Tragedi Bintaro 1 begitu banyak memakan korban.
Tercatat 150 penumpang Meninggal Dunia. Seluruhnya berada di kereta terdepan dan banyak dalam kondisi mengenaskan. Jelas aja efek teleskopik menelan lokomotif itu membawa konsekuensi lain. Banyak tubuh korban yang tercabik kipas dari mesin lokomotif. Belum lagi yang terjepit.
Dilihat dari jumlah tersebut Tragedi Bintaro 1 merupakan kecelakaan kereta api terbesar dalam sejarah. Khususnya setelah kemerdekaan Indonesia. Sebetulnya ada yang lebih besar lagi dari ini. Tragedi Lembah Anai di tahun 1940-an. Namun itu terjadi ketika masih di zaman penjajahan.
Kesimpulan
Tragedi Bintaro 1 adalah kecelakaan terbesar dalam sejarah perkeretaapian di Indonesia. Khususnya setelah kemerdekaan. Dua kereta yakni KA 225 dan 220 bertabrakan adu banteng di Pondok Betung Bintaro. Kejadian ini memakan korban 150 penumpang meninggal dunia.
Galeri Foto
Lanjut ke Kronologis
InSyaaAlloh pembahasan tentang Tragedi Bintaro 1 masih lanjut ke Kronologis Tragedi Bintaro 1 (Second From Disaster) atau urutan kejadian. Mengingat pembahasan di atas masih merupakan rangkuman peristiwa di tanggal 19 Oktober 1987 itu.
Konten Terkait
Leave a Reply