MRT Jakarta, Standard Tinggi Transportasi Perkotaan

Aslinya direncanain sejak pertengahan 1950-an, namun MRT Jakarta baru terealisasi dan beroperasi di tahun 2019. Menghadirkan satu standard tinggi dalam layanan kereta perkotaan. Tapi kok bisa ya sampe 6 dekade gitu?

MRT Jakarta Standard Tinggi Transportasi Kereta Perkotaan
stasiun MRT Jakarta

Stasiun MRT Jakarta

Seperti kereta pada umumnya, Stasiun merupakan sarana penting bagi pengoperasian kereta MRT (Ratangga)

Naik Ratangga

Trip Naik Ratangga

Menikmati perjalanan bersama Ratangga, kereta MRT Jakarta

Tarif Integrasi Antarmoda

Tarif Integrasi Antarmoda

Tersedia tarif integrasi antarmoda dengan angkutan lainnya seperti Transjakarta melalui skema JakLingko.

Pengganti Tram Batavia

Tahun 1954 adalah akhir operasional Tram Batavia. Moda transportasi yang satu ini dianggap udah nggak cocok lagi dengan dinamika Kota Jakarta. Presiden kita waktu itu, Bung Karno, ingin kereta bawah tanah (metro) sebagai gantinya

Semula Direncanakan untuk Gantikan Tram Batavia tahun 1954

Dua Kali Buyar Akibat Krisis Ekonomi

Nah wacana tersebut jadi cikal bakal Ratangga alias Kereta MRT sekarang. Sayangnya krisis ekonomi parah membuyarkan itu. Sempat dihidupkan lagi di era Soeharto tapi lagi-lagi buyar gegara Krisis Ekonomi 1998.

Harus Menunggu Hampir 7 Dekade Untuk Mewujudkannya

MRT Jakarta, Dream Come True!

Baru di tahun 2019 rencana nyaris 7 dekade itu baru bisa direalisasikan. MRT Jakarta Fase 1 dari Stasiun Lebak Bulus Grab ke Stasiun Bundaran HI resmi beroperasi sebagai jawaban atas kesemrawutan lalulintas ibukota.

Ibarat mimpi yang jadi kenyataan (Dream Come True). Mulai diwacanakan sebagai ganti Tram Batavia warisan kolonial. Kemudian diwacanakan lagi sebagai solusi kemacetan parah. Sampai akhirnya benar-benar beroperasi.

Menembus Tradisi Perkeretaapian Indonesia

Sebelum kehadiran Ratangga, namanya perkeretaapian Indonesia pastinya hanya identik dengan satu operator. Sebut aja PT. KAI (Kereta Api Indonesia) dengan sejarah panjangnya.

Karenanya muncul jargon “Kereta Adalah KAI”. Namun dengan adanya MRT Jakarta, otomatis jargon tersebut buyar. Walaupun sebatas mengoperasikan layanan kereta perkotaan. Itupun hanya di Jakarta saja.

Kereta MRT Jakarta, Standard Tinggi Layanan Kereta Perkotaan

Sebagai operator MRT Jakarta bukan hanya turut membantu mengatasi kemacetan di ibukota Jakarta (hingga konten ini dibuat masih ibukota ya). Tapi juga menawarkan semacam standard tinggi dalam layanan kereta perkotaan.

Ratangga The Next Level

Tentunya lewat armada Kereta MRT yang dikenal dengan Ratangga. Kereta perkotaan sejatinya bukanlah barang baru. Bahkan telah ada sejak jaman penjajahan. Namun Ratangga adalah kereta perkotaan Next Level.

Tarif Terjangkau Meski Nggak Flat

MRT Jakarta tarifnya cukup terjangkau. Mulai dari Rp 3.000,00 hingga Rp 14.000,00. Meskipun di sisi lain nggak flat sebagaimana moda transportasi perkotaan lain yang berbasis ban karet seperti Transjakarta. 

Sarana dan Prasarana

Kualitas sarana dan pra sarana pendukung layanan MRT Jakarta juga sangat bagus. Boleh dibilang lebih unggul dari operator kereta satunya yang punya sejarah panjang itu.

Kebersihan kereta hingga toilet di stasiun sangat terjaga. Kenyamanan di dalam Ratangga sangat oke, bahkan yang paling dasar seperti AC selalu terjaga kualitasnya.

On Time Performance dan Interval Jelas

Hingga saat ini Ratangga memiliki on time performance yang sangat bagus. Boleh dibilang kedatangan dan keberangkatan selalu on time.  

Begitupun intervalnya sangat jelas. Setiap 10-15 menit Ratangga pasti ada. Satu keunggulan tersebut bahkan belum dimiliki oleh operator kereta perkotaan yang lebih senior. Terlepas dari jalur Ratangga yang dedicated (jalur sendiri)

Integrasi Antarmoda

Dari berbagai point keunggulan , inilah yang paling vital. Perlu diingat namanya kereta itu membutuhkan moda transportasi pendukung. Nah MRT Jakarta udah terintegrasi dengan layanan Bus Transjakarta. Di beberapa stasiun jadi satu atap dengan layanan tersebut. Misalnya Stasiun Lebak Bulus Grab dengan Halte Lebak Bulus (Koridor 8), Stasiun ASEAN dengan Halte CSW, dan Stasiun Bundaran HI.

Kesimpulan

MRT Jakarta telah wacanakan pada tahun 1954 untuk menggantikan Tram warisan Kolonial yang telah uzur. Sayangnya nggak kesampean gegara krisis ekonomi. Hal yang sama juga terjadi ketika diwacanakan lagi di era Orde Baru.

Setelah penantian panjang selama hampir 7 dekade barulah terealisasi. Bahkan jadi jawaban atas kesemrawutan lalulintas di Jakarta dan berhasil menembus tradisi dunia perkeretaapian yang telah lama dimonopoli.

Dengan armada kereta Ratangga, menjadi standard tinggi dalam transportasi kereta perkotaan. Lebih penting dari itu ialah integrasinya dengan moda transportasi lain seperti Transjakarta.

Ratangga Terkini

1 2