Nama KA Ekspres Siang muncul di tahun 1961. Tiap rute punya nama sendiri-sendiri dan tak berlaku pulang pergi. Nggak ada Jayabaya!
Pendahuluan
Rupanya saga Ekspres Siang masih berlanjut. Sebagai penerus langsung Eendaagsche Express yang kelak memiliki keturunan bernama Gaya Baru Malam Selatan Kereta Rakyat Jadi Gedongan.
Namun saga kali ini lebih pada menguak misteri kelahiran KA Jayabaya di tanggal 16 Januari 1961. Sementara itu PNKA memberi nama KA Ekspres Siang pada setiap rute mulai KA 1 hingga 6. Nah dari semua itu ternyata nggak ada Jayabaya!
Nama KA Ekspres Siang dan Pola Perjalanan
Adapun nama KA Ekspres Siang yang diberikan oleh PNKA di tahun 1961 antaralain:
- KA 1 : Tarumanegara (Surabaya Pasar Turi – Gambir)
- KA 2 : Mantjanegara (Gambir – Surabaya Pasar Turi)
- KA 3 : Parahijangan (Surabaya Kota – Bandung)
- KA 4 : Madjapahit (Bandung – Surabaya Kota)
- KA 5 : Sunda Kelapa (Kroya – Gambir)
- KA 6 : Singhasari (Cirebon – Surabaya Kota)
Di sini ada KA 5 dan 6 yang nggak dari Surabaya. Ternyata keduanya punya nama sendiri setelah sambung lepas. Di sini KA 2 berangkat bersama KA 6 dari Stasiun Gambir jam 05.55. Lalu pisah di Cirebon 09.22 – 09.40.
Rangkaian dari Cirebon melanjutkan perjalanan ke Surabaya Kota via Purwokerto sebagai KA Singhasari. Tiba di sana jam 18.17. Begitupun rangkaian KA 3 dan KA5 digabung sampai dengan Kroya sebagai Parahijangan.
KA Parahijangan (no.3) berangkat dari Surabaya Kota 05.34 WIB. Tiba dan berpisah di Kroya jam 12.40. Lanjut sebagai KA Sunda Kelapa (no.5) dan tiba di Stasiun Jakarta Kota jam 17.57 WIB.
KA Parahijangan dan Madjapahit
Namun ada hal unik di sini yakni penamaan KA Parahijangan (No.3) dan KA Madjapahit (No.4). Masing-masing sebagai nama KA Ekspres Siang untuk rute Bandung.
Lho min bukannya Parahijangan rutenya Bandung – Jakarta? Nah ini menariknya. Padahal di tahun itu sebetulnya telah ada Parahijangan di rute tersebut sebagai kelanjutan dari De Vlugger Vier. Bahkan pernah mengantar delegasi Konferensi Asia Afrika (KAA) di Bandung tahun 1958.
Sebuah sumber menyebut bahwa penamaan Parahijangan untuk De Vlugger Vier langsung diberikan oleh Bung Karno. Wallohu A’lam, yang jelas untuk rute Bandung Jakarta juga ada Parahijangan dan ditarik loko CC 200.
Sedangkan Parahijangan yang ini beda lagi. Sebuah Nama KA Ekspres Siang lanjutannya Eendaagsche Express. Juga hanya dari Surabaya ke Bandung. Untuk sebaliknya Madjapahit. Ini juga nggak ada kaitan dengan KA Majapahit sekarang.
Nama KA Ekspres Siang : Singhasari
Ada lagi nama KA Singhasari (no.6) dari Cirebon ke Surabaya Kota via Purwokerto. Sama seperti Madjapahit ini juga beda ya dengan KA Singasari yang sekarang melayani rute Stasiun Jakarta Pasar Senen ke Blitar.
Jangankan dengan KA 6, bahkan nggak ada hubungan juga dengan KA Senja Singasari (Jakarta Pasar Senen – Kediri, kereta bisnis) maupun KA Singasari Ekspres (Surabaya Malang idle KA Mutiara Selatan).
KA Singasari yang sekarang itu berasal dari KA Krakatau. Sebelumnya melayani rute Merak – Blitar PP dan disebut terpanjang di Indonesia. Namun setelah potong rute hanya sampai Stasiun Jakarta Pasar Senen, ganti jadi Singasari.
Fix Jayabaya Nggak Ada Hubungan
Nah dari keenam nama KA Ekspres Siang tersebut nggak satupun terselip KA Jayabaya. Sedangkan ada sumber menyebutkan bahwa kereta itu mulai beroperasi pada tanggal 16 Januari 1961.
Tetap Tahun 1980-an dari Kereta Lebaran
Sepertinya ini akan tetap jadi misteri. Sebab sumbernya mungkin masih akan terus ditelusuri. Sehingga untuk sekarang yang bisa dijadikan rujukan ialah KA Jayabaya berasal dari KA GBMS Utama yang hanya beroperasi sebagai KA Lebaran.
Ya, KA Jayabaya mulai beroperasi pada tahun 1980-an. Berasal dari Kereta Lebaran yakni KA Gaya Baru Malam Selatan Utama dengan layanan kereta bisnis. Sempat mati suri kemudian muncul lagi di tahun 2014. Rutenya diperpanjang ke Malang.
Apakah Masih Ada Peluang 1961?
Pertanyaan bagus ini, apakah masih ada peluang untuk sumber yang menyebut KA Jayabaya beroperasi 16 Januari 1961? Makanya itu masih akan terus ditelusuri. Apakah di tahun 60-an pernah ada nama itu atau gimana.
Kesimpulan
Nama KA Ekspres Siang diberikan oleh PNKA pada tahun 1961. Dari KA 1 hingga 6 masing-masing punya nama sendiri. Juga ada yang unik yakni KA Parahijangan (no.3) dan Madjapahit (no.4) untuk rute Bandung.
Sementara ada Parahijangan lainnya di rute Bandung-Jakarta dan sempat mengantar delegasi Konferensi Asia Afrika (KAA) 1958. Kelanjutan De Vlugger Vier dan ditarik loko CC 200.
Adapun KA Madjapahit sama sekali nggak ada hubungan dengan KA Majapahit saat ini. Sama halnya dengan Singhasari (KA 6) yang tak memiliki hubungan dengan KA Singasari sebagai kelanjutan dari Krakatau.
Nah untuk KA Jayabaya ternyata nggak terselip satu nama pun. Itu artinya untuk sekarang kita hanya berpedoman pada operasional tahun 1980-an. Berasal dari kereta lebaran yakni KA Gaya Baru Malam Selatan Utama.
