Sejarah Stasiun Kroya awalnya merupakan bagian dari Jalur Kereta Cilacap Jogja (1887-1894). Pembangunan Jalur KA Cirebon Kroya menjadikannya sebagai tempat pertemuan dua lintas utama. Pernah ada aktivitas sambung putus rangkaian kereta. Hingga kini masih ada langsiran pindah posisi loko.
- Pendahuluan
- Sejarah Stasiun Kroya : Segmen Akhir Westerlijnen (Lintas Barat)
- Sejarah Stasiun Kroya : Bertemunya Dua Lintas Utama
- Sejarah Stasiun Kroya : Aktivitas Sambung-Putus Rangkaian Kereta
- Masih Berlangsung Aktivitas Langsiran Lokomotif (Pindah Posisi)
- Kesimpulan
- Galeri Foto
- Lanjut ke Jadwal Stasiun Kroya (Kereta Api Apa Saja yang Berhenti?)
Pendahuluan
Sebelumnya kita telah membahas tentang Stasiun Kroya Cilacap. Sebuah stasiun kereta api kelas satu dan terbesar di Kabupaten Cilacap. Nah setelah membahas secara panjang lebar, rasanya belum lengkap kalo sejarahnya belum diulas.
Dalam catatan sejarah, berbagai momen pernah terjadi di sini. Tentu bila kaitannya dengan angkutan penumpang ialah aktivitas sambung putus rangkaian kereta. Ritual tersebut bahkan berlangsung hingga 2011 ketika masih ada rangkaian Feeder yang digabung Kereta Api Logawa.
Namun setelah aktivitas tersebut ditiadakan, tinggalah langsiran lokomotif pindah posisi untuk sebagian rangkaian kereta.
Sejarah Stasiun Kroya : Segmen Akhir Westerlijnen (Lintas Barat)
Keberadaan stasiun Kroya Cilacap nggak bisa dilepas dari pembangunan Jalur Kereta Cilacap Jogja. Jalur ini dibangun oleh Staats Spoorwegen (SS) sebagai segmen akhir Westerlijnen (Lintas Barat). Pemerintah Kolonial waktu itu ingin menyatukan seluruh Pulau Jawa dengan jaringan rel kereta api.
Pada akhirnya memang berhasil membentuk jalur kereta Trans Jawa pertama. Meski masih terdapat kekurangan yakni adanya jalur milik NISM di segmen Batavia-Buitenzorg dan Lintas Kereta Api Mataram (Vortenslanden) antara Jogja-Solo.
Bahkan untuk Lintas Kereta Api Mataram (Vortenslanden) ada perbedaan lebar spoor. Di situ NISM menggunakan standard gaunge 1.435 mm. Berbeda dengan punya SS yakni 1.067 mm.
Balik lagi ke Stasiun Kroya Cilacap, ketika mulai beroperasi tahun 1894 belum ada aktivitas transit apapun. Selain layanan penumpang dan angkutan barang.
Sejarah Stasiun Kroya : Bertemunya Dua Lintas Utama
Guna mempersingkat konektivitas antara Batavia dan Surabaya, SS membangun semacam shortcut atau jalur pintas. Pertama Cikampek Padalarang (1902-1906) di Priangan Barat. Kemudian membangun lagi lintas Cikampek-Kroya (1912-1917).
Lintas Cikampek Kroya ini meliputi dua segmen. Pertama Jalur KA Cikampek-Cirebon sebagai pijakan awal Jalur Kereta Pantura Barat yang nyambung punya SCSM. Kedua ialah Jalur KA Cirebon Kroya yang melewati Stasiun Kereta Api Purwokerto.
Dengan selesainya Jalur KA Cirebon Kroya di tahun 1917 otomatis menjadikan babak baru dalam operasional Stasiun Kroya Cilacap. Dimana sekarang jadi tempat bertemunya dua lintas utama.
Sejarah Stasiun Kroya : Aktivitas Sambung-Putus Rangkaian Kereta
Selesainya Jalur KA Cirebon Kroya, 9 tahun kemudian Staats Spoorwegen (SS) mengoperasikan Eendaagsche Express. Sebuah terobosan baru layanan kereta penumpang cepat dan mewah di rute Batavia-Surabaya.
Aktivitas Sambung-Putus Pertama di Eendaagsche Express
Eendaagsche Express mulai beroperasi 1926. Rute aslinya Batavia-Surabaya via Purwokerto. Selain itu juga tersedia keberangkatan dari Bandung. Nah dua rangkaian Eendaagsche Express ini bertemu di Stasiun Kroya Cilacap.
Selanjutnya terjadilah aktivitas sambung putus rangkaian untuk pertama kalinya. Kedua rangkaian digabung dan melanjutkan perjalanan menuju Surabaya.
Sedangkan untuk keberangkatan dari Surabaya, Eendaagsche Express putus rangkaian di sini. Separuh menuju Batavia via Stasiun Kereta Api Purwokerto. Separuhnya lagi menuju Bandung.
Aktivitas Sambung-Putus Pasca Kemerdekaan
Ternyata dalam sejarah Stasiun Kroya, aktivitas ini masih berlanjut pasca Kemerdekaan Indonesia. Kali ini giliran rangkaian KA Gaya Baru yang melakukan hal serupa dengan pola mirip Eendaagsche Express. Sekitar pertengahan 1950 hingga 1960-an.
KA Gaya Baru iuga punya rute Bandung. Ini merupaka cikal bakal KA Ekspres Siang. Di tahun 1990-an familiar dengan nama Badrasurya hingga pensiun dan digantikan KA Pasundan di awal 2000-an.
Purbaya dan Logawa, Sambung-Putus Terakhir
Aktivitas ini ternyata menular ke Kereta Api Purbaya dari Purwokerto ke Stasiun Surabaya Gubeng dan sebaliknya. Namun bedanya untuk Purbaya ini punya feeder di rute Kroya-Cilacap PP. Kemudian muncul Kereta Api Logawa di rute sama yang dalam perkembangannya diperpanjang ke Jember.
Seperti halnya Purbaya, Kereta Api Logawa juga ada feeder yang ke Cilacap. Nah rangkaian utama dan feeder nya melakukan aktivitas sambung-putus juga di sini.
Kereta Api Logawa jadi yang terakhir melakukan aktivitas seperti ini. Karena di 2011 bersamaan dengan kebijakan rasionalisasi, KA Feeder Logawa dihapus. Otomatis berakhirlah aktivitas sambung-putus sebagai bagian dari Sejarah Stasiun Kroya yang telah ada sejak 1926.
Masih Berlangsung Aktivitas Langsiran Lokomotif (Pindah Posisi)
Kalopun ada aktivitas unik dalam konteks sejarah stasiun Kroya yang masih berlangsung hingga kini ialah langsiran lokomotif. Dimana lokomotif berpindah posisi. Hal ini terjadi di sebagian rangkaian kereta api. Berikut rinciannya.
KA Serayu dan Baturraden Ekspres : Dampak dari Perubahan Rute
KA Serayu merupakan salah satu rangkaian kereta yang punya sejarah panjang. Berawal dari KA Patas Jakarta Bandung di tahun 1960-an. Kemudian berkembang jadi KA Citrajaya dan Cipuja setelah memperpanjang rutenya ke Stasiun Kroya Cilacap. Hingga akhirnya ganti nama lagi jadi Serayu.
KA Serayu lantas memperpanjang rutenya hingga Stasiun Kereta Api Purwokerto. Namun karena kereta ini melewati Lintas Priangan Timur, mau nggak mau harus memindahkan lokomotif di Kroya.
Hal yang sama juga terjadi di KA Baturraden Ekspres dengan rute Bandung-Purwokerto PP. Sebelumnya ketika rutenya melewati Cikampek pun mengalami hal seperti ini di sana. Ketika dioperasikan lagi tahun 2023, perpindahan lokomotif dilakukan di Stasiun Kroya Cilacap.
KA Kamandaka dan Purwojaya : Bablas hingga Cilacap
Langsiran lokomotif pindah posisi pun dialami oleh KA Kamandaka dan Purwojaya ketika rutenya bablas hingga Cilacap. Asalnya KA Kamadaka melayani rute Purwokerto-Semarang Tawang Bank Jateng PP.
Namun salah satu rangkaian rutenya diperpanjang ke Cilacap. Sehingga harus mengalami perpindahan lokomotif ketika tiba di Kroya. Sebelumnya perpanjangan rute ke Cilacap yang berujung keharusan pindah lokomotif dialami oleh KA Purwojaya.
Kesimpulan
Aktivitas sambung-putus dan perpindahan lokomotif pernah menjadi bagian dari Sejarah Stasiun Kroya. Terutama setelah beroperasinya Jalur KA Cirebon Kroya di tahun 1917. Pertama kali sambung-putus terjadi di Eendaagsche Express di 1926 dan diakhiri oleh Kereta Api Logawa pada tahun 2011.
Walaupun begitu, aktivitas perpindahan posisi lokomotif masih terjadi hingga sekarang. Khususnya dialami oleh KA Baturraden Ekspres, Kamandaka, Purwojaya, dan Serayu.
Galeri Foto
Lanjut ke Jadwal Stasiun Kroya (Kereta Api Apa Saja yang Berhenti?)
Pembahasannya masih lanjut ya. InSyaaAlloh berikutnya adalah Jadwal Stasiun Kroya. Untuk menjawab pertanyaan : Kereta Api Apa Saja yang Berhenti di Stasiun Kroya? Stay Tune Nggih!
Leave a Reply