Stasiun Batavia Zuid Cikal Bakal Jalur Lingkar Jakarta

Stasiun Batavia Zuid Cikal Bakal Lingkar Jakarta

Stasiun Batavia Zuid dibangun oleh BOS 19 Februari 1884 dan jadi penghubung Batavia dengan wilayah timur seperti Bekasi hingga Karawang. Jadi cikal bakal jalur kereta api lingkar Jakarta saat ini. Terutama setelah perusahaan tersebut diambil alih oleh Staatspoorwegen (SS)

Nggak banyak literatur yang membahas tentang sebuah stasiun di sisi selatan Batavia Noord. Malah justru Batavia Noord yang lebih banyak jadi perhatian para pelaku sejarah. Memang stasiun tersebut boleh dibilang merupakan stasiun tertua di Jakarta dimana kini udah nggak ada dan hanya menyisakan sebagian kecil dari peninggalannya berupa bekas-bekas jalur kereta api. Baik masih aktif maupun non-aktif.

Bila ditarik sejarahnya, walaupun dibilang penting, layanan kereta api di Stasiun Batavia Noord sejatinya terbatas. Jalur tersebut hanya menghubungkan sisi utara dan selatan Batavia hingga ke Buitenzorg. Dibawah operator swasta NIS (Nederlandsch Indische Stroomtram Maatchappij).

Itu juga ada lintasan unik dimana lokomotif mesti sedikit bermanuver yakni bila hendak menuju Buitenzorg. Blok antara Halte Pegangsaan dan Stasiun Mester Cornelis Passer (sekarang Dipo Bukit Duri).

Adapun jalur kereta api yang menghubungkan Batavia dengan kawasan timur baru dibangun pada tahun 1884. Lagi-lagi operator swasta yang membuka jalur tersebut, yakni BOS (Batavia Ooster Spoorweg Maatchappij). Jalur kereta api mulai dari Batavia ke Bekasi, Kedunggedeh, hingga Karawang. Kelak disambung ke Cikampek, Padalarang dan Bandung.  

Stasiun Batavia Zuid Layani Kereta Api ke Timur

Sebagai titik awal pemberangkatan, BOS membangun sebuah stasiun bernama Batavia Zuid. Secara bahasa, Zuid artinya selatan. Berarti posisinya agak ke selatan. Untuk membedakan sama Batavia Noord punya NIS. Namun Bila dilihat dari foto, titik selatan tersebut sepertinya merupakan belokan menuju spoor terminus.

Sementara pintu masuk stasiun berada di belakang Kantor Gubernur (kini Museum Sejarah Jakarta). Jadi kalo sekarang jalur kereta api itu mentok di Stasiun Jakarta Kota, diperkirakan dulu jalur keretanya berbelok ke kanan.

Stasiun Batavia Zuid melayani perjalanan menuju arah timur. Sesuai dengan nama operatornya yang ada embel-embel “Ooster” (artinya timur). Lewat Kemayoran, Pasar Senen, Mester Cornelis, hingga Bekasi. Seiring berjalan waktu jalur kereta api diperpanjang ke Kedunggedeh dan berakhir di Karawang.


Stasiun Batavia Zuid di belakang Kantor Gubernur (kini Museum Sejarah Jakarta)
Foto Lawas memperlihatkan aktivitas Stasiun Batavia Zuid. Dari foto lawas ini kita bisa memperkirakan bahwa posisi stasiun tepat berada di belakang Kantor Gubernur yang sekarang jadi Museum Sejarah Jakarta. Area tersebut sekarang telah berdiri bangunan-bangunan mulai dari Bank Mandiri depan pintu barat Jakarta Kota, sebuah gedung terdapat resto Padang Merdeka dan Kopi Kenangan, hingga kantor Pajak. Nah dari foto ini juga, diperkirakan pintu masuk dan peron stasiun adalah kantor Pajak saat ini.

Diakuisisi Staatspoorwegen (SS) dan Perluasan Jaringan

Dalam proses selanjutnya, terutama pasca dibukanya Pelabuhan Tanjung Priok, Staatspoorwegen membangun jalur kereta api yang menghubungkan kedua stasiun yakni Batavia Noord dan Batavia Zuid dengan Tanjung Priok. Awalnya NIS dan BOS berminat untuk mengoperasikan kereta api ke sana.

Namun rencana itu tak disetujui karena jadwal perjalanan kereta api yang harus terikat dengan operasional pelabuhan. Nah di sini terlihat jelas bahwa yang namanya Transit Oriented Development (TOD) bukanlah barang baru. Dulu di era kolonial pun udah ada dan diterapkan.

Jalur kereta api Batavia – Kedunggedeh sendiri diperpanjang dan akhirnya sampai di Karawang pada tanggal 20 Maret 1898. Nggak lama kemudian karena alasan finansial, Staatspoorwegen (SS) membeli semua lintasan berikut bangunan stasiun milik BOS, 4 Agustus 1898.

Dengan demikian pemerintah kolonial Belanda berpeluang untuk memperluas jaringan kereta api di Batavia sekaligus memperpanjang jalur tersebut hingga ke Priangan. Dimana sejatinya Staatspoorwegen (SS) telah memiliki jalur kereta api Buitenzorg – Yogyakarta. Kedua jalur nantinya bertemu di Padalarang.

Stasiun Batavia Zuid Pijakan Awal Jaringan Kereta Api

Setelah proses akuisisi selesai, Staatspoorwegen (SS) mengembangkan jalur kereta api yang ada di Batavia. Bila semula jalur kereta api cuma sebatas penghubung Batavia dan wilayah timur, kini jaringan rel kereta api dibangun ke barat.

Jalur kereta api arah barat dibagi dua yakni lintasa Batavia-Duri-Tangerang sejauh 23 km (2 Januari 1899) dan Batavia-Duri-Anyer Kidul (20 Desember 1900). Rel sisi barat dan timur lantas dihubungkan melalui Stasiun Tanah Abang dan Stasiun Kramat. Antara kedua stasiun tersebut terdapat dua halte dan stasiun yakni Halte Cikini SS (sekarang Stasiun Cikini) yang berada di simpangan dengan jalur NIS dan Stasiun Salemba.

Pengembangan jaringan rel kereta api dimulai dari Stasiun Batavia Zuid, terhubung dengan Tanjung Priok via Kampung Bandan. Dari sini juga dikembangkan rel menuju barat (Tangerang dan Anyer Kidul) via Stasiun Angke.

Antara barat dan timur dihubungkan Stasiun Tanah Abang dan Stasiun Kramat. Dimana terdapat dua pemberhentian di sana yakni Cikini dan Salemba. Nah disinilah Stasiun Batavia Zuid punya peran penting dalam pembangunan jaringan kereta api di wilayah Batavia.

Seiring berjalannya waktu, Staatspoorwegen (SS) akhirnya membeli lintasan Batavia Noord – Buitenzorg milik NIS. Nggak lama setelahnya jaringan rel yang ada dibenahi. Termasuk diantaranya menyatukan dua stasiun pemberangkatan awal yang tadinya dua titik menjadi satu titik di Stasiun Batavia Benedenstad. Stasiun Besar itu kini dikenal dengan Stasiun Jakarta Kota (JAKK). Turut dibangun pula Stasiun Manggarai, mempertemukan lintas barat, tengah, dan timur.

Ketika Manggarai dibangun, lintas Tanah Abang ke timur otomatis bergeser lebih ke selatan dibuat sejajar dengan Kali Banjir Kanal Timur. Jalur lamanya dimatikan karena akan dikembangkan kawasan pemukiman elite Niew Gondangdia. Begitupula percabangan ke Stasiun Kramat yang tinggal menyisakan jalur ke Stasiun Salemba yang diintegrasikan dengan aktivitas Pabrik Opium (sekarang jadi Gedung Pascasarjana UI).  

Galeri Foto ex Stasiun Batavia Zuid dan Sekitarnya



Referensi

Kartum Setiawan. 2021. Kereta Api di Jakarta Dari Zaman Belanda Hingga Reformasi. Jakarta: Kompas.

Oliver Johannes Raap. 2017. Sepoer Oeap di Djawa Tempo Doeloe. Jakarta: KPG.

Comments

3 responses to “Stasiun Batavia Zuid Cikal Bakal Jalur Lingkar Jakarta”

Leave a Reply