Stasiun Blitar berdiri tahun 1884 merupakan titik paling selatan sekaligus temu jalur kantong. Selain Kereta Api Penataran Dhoho, juga terminus sejumlah KAJJ dari Bandung dan Jakarta.
Pendahuluan
Jalur kantong atau Loop Line di Jawa Timur membentang dari Surabaya terus ke Sidoarjo, Malang, Blitar, Kediri, dan bertemu lagi jalur utama di Kertosono. Jalur ini telah ada sejak era kolonial.
Sangat berkaitan dengan pembangunan lintas pertama milik Staat Spoorwegen (SS) yang dimulai dari Surabaya Kota dan Stasiun Surabaya Gubeng. Walaupun aslinya ke Pasuruan, namun dari Bangil dibuat percabangan ke Stasiun Malang.
Jalur pertama dibangun 1878 ditambah percabangan ke Malang yang selesai 1879. Adapun lintas kereta Solo Surabaya selesai tahun 1884 plus percabangan Kertosono ke Kediri telah selesai 1881.
Nah lantas bagaimana pembangunan jalur kantong selanjutnya? InSyaaAlloh tentang jalur kantong nanti akan dibahas lebih detail dalam pembahasan tersendiri. Sekarang lebih dulu kita bahas stasiun nya. Stasiun apakah itu?
Stasiun Blitar dan Pengembangan Jalur Kantong
Ketika Stasiun Malang masih jadi terminus sejak 1879, Stasiun Blitar sejatinya telah beroperasi di tahun 1884. 5 tahun setelah Stasiun Malang. Seiring dengan selesainya pembangunan lintas Kediri-Blitar di tahun itu. Keduanya jadi terminus di lintas masing-masing.
Baik lintas Bangil-Malang dan Kertosono-Kediri-Blitar waktu itu statusnya masih merupakan lintas cabang (branch line). Barulah di tahun 1896 mulai dilakukan pengembangan dari arah Kota Malang.
Pengembangan itu terus ke arah selatan menuju Kota Blitar. Bersamaan dengan itu pula jalur Trem Malang telah beroperasi. Segmen baru mencakup Jembatan Buk Gluduk dan Stasiun Malang Kotalama. Disinilah jalur kantong mulai dikembangkan.
Malang dan Blitar Tersambung
Pada tahun 1897 status Stasiun Malang dan Stasiun Blitar pun berubah. Bukan lagi stasiun terminus dalam arti titik akhir jalur kereta api. Sejak saat itulah kedua kota tersambung jalur kereta api
Perubahan Jadi Lintas Utama
Nggak hanya itu, lintas cabang Bangil-Malang dan Kertosono-Blitar pun berubah jadi lintas utama. Bukan hanya Blitar dan Malang, sejak 1897 jalur kantong (Loop Line) beroperasi. Secara resmi diberi nama Blitar Line.
Titik Temu Jalur Kantong
Stasiun Blitar sejak 1897 hingga kini menjadi semacam titik temu jalur kantong atau Blitar Line. Baik dari arah Kertosono dan Kediri maupun Surabaya, Sidoarjo, Malang.
Stasiun Blitar dan Kereta Api Penataran Dhoho
Stasiun Blitar adalah salah satu stasiun utama yang berada di Jalur kantong. Disamping Stasiun Malang, Tulungagung, dan Kediri. Keberadaannya nggak bisa dilepaskan dari Kereta Api Penataran Dhoho.
Lokalan andalan Daop 8 Surabaya itu sebetulnya punya sisi unik di sini. Dulu ketika rangkaian dari Malang sebagai Penataran tiba, namanya berubah jadi Dhoho ketika lanjut ke Surabaya lagi via Kediri dan Kertosono.
Begitupun sebaliknya, rangkaian Dhoho tiba di sini mau lanjut ke Surabaya Kota via Stasiun Malang auto rubah jadi Penataran. Namun hal tersebut sepertinya nggak lagi ngaruh saat ini.
Meskipun ada Dhoho Penataran yang dari Kertosono itu, orang tetap aja menyebutnya Kereta Api Penataran Dhoho, darimanapun asalnya.
Pernah Jadi Terminus Kereta Api Tumapel
Dari sejarahnya juga Stasiun Blitar pernah jadi terminus Kereta Api Tumapel. Nah rangkaian yang dikenal dengan Tumapel Blitar inilah mulai berubah nama jadi KA Penataran sejak 1985.
Terpisah Meski Sama-Sama ke Stasiun Blitar.
Waktu itu juga telah beroperasi KA Dhoho namun dikenal dengan nama Rapih Dhoho. Rapih artinya rangkaian pisah. Karena kereta ini punya rangkaian yang lanjut ke Madiun dari Kertosono. Namun hal itu nggak berlangsung lama.
Hingga akhirnya KA Penataran dan KA Dhoho disatukan. Kini dikenal dengan Kereta Api Penataran Dhoho. Sama-sama dari Surabaya ke Stasiun Blitar namun arahnya beda.
Stasiun Blitar dan Kereta Api Jarak Jauh (KAJJ)
Selain Kereta Api Penataran Dhoho, Stasiun Blitar juga melayani perjalanan kereta api jarak jauh. Tercatat KA Malabar, Kereta Api Matarmaja, Majapahit, Gajayana, Brawijaya, hingga Kertanegara berhenti di sini.
Jadi rangkaian KAJJ manapun tujuan akhir Stasiun Malang yang lewat jalur kantong semuanya dilayani di sini. Beberapa kereta bahkan awal dan terminusnya di sini. Sebut aja KA Brantas, Kahuripan, dan Singasari.
Kesimpulan
Stasiun Blitar sebenarnya telah ada dan beroperasi sejak 1884. Hanya saja waktu itu statusnya masih terminus. Barulah sejak 1897 jadi titik temu jalur kantong dari Kertosono dan Malang. Sekaligus beroperasinya lintas utama tersebut.
Identik dengan Kereta Api Penataran Dhoho karena ada hal unik pernah terjadi di sini yakni perubahan nama dari Penataran ke Dhoho dan sebaliknya. Meskipun untuk sekarang sepertinya nggak berlaku lagi.
Selain itu terdapat juga layanan kereta api jarak jauh (KAJJ) baik sebagai salah satu pemberhentian maupun titik awal dan terminus kereta tertentu. Sebut aja KA Brantas, Kahuripan, dan Singasari.
Leave a Reply