Stasiun Jakarta Pasar Senen melayani hampir semua kelas kereta api mulai eksekutif hingga ekonomi. Meski demikian salah satu peninggalan Bataviasche Oosterspoorweg Maatschappij (BOS) ini masih lekat dengan image sebagai stasiun rakyat kecil, backpacker, dan budget traveler.
Masih berada di wilayah administrasi yang sama dengan Stasiun Gambir. Cuma bedanya ini nggak langsung berada di ring satu yang dekat dengan kantor-kantor pemerintahan. Termasuk Istana Presiden tentunya. Stasiun besar yang satu ini justru malah lebih dekat ke pasar sebagai pusat perdagangan.
Keberadaannya sendiri udah sangat lama. Dahulu dioperasikan oleh operator swasta Bataviascge Oosterspoorweg Maatschappij (BOS), yang khusus layani perjalanan kereta api di lintas timur mulai dari Stasiun Batavia Zuid hingga Karawang.
Setelah diambilalih Staatspoorwegen (SS), stasiun ini jadi saksi beroperasinya KRL untuk pertama kalinya di Indonesia pada tahun 1926. Waktu itu melayani rute Tanjung Priok – Mestercornelis (Jatinegara) lewat sini.
Pasca kemerdekaan, mulailah melayani perjalanan kereta api ke Jawa Tengah hingga Jawa Timur khususnya layanan kelas ekonomi.
Stasiun Jakarta Pasar Senen dan Kereta Ekonomi
Seperti udah menjadi bagian yang nggak bisa dipisahkan. Stasiun Jakarta Pasar Senen sangat kental dengan image sebagai stasiunnya kereta ekonomi. Memang iya, dulu kereta ekonomi sangat dominan di sini. Mulai rangkaian lokalan seperti KRL dan KRD, lalu kereta jarak jauhnya juga.
Hingga memasuki awal tahun 1990-an, keberangkatan kereta ekonomi sendiri masih dilayani di stasiun ini dan Stasiun Gambir. Namun setelah seluruh layanan Stasiun Gambir dipindahkan ke jalur baru elevated, kereta ekonomi nya dipindah ke stasiun lain.
Tercatat Stasiun Jakarta Pasar Senen Bersama Stasiun Jakarta Kota, Tanah Abang hingga Tanjung Priok melayani keberangkatan kereta ekonomi. Sejak saat itulah stasiun peninggalan BOS ini mulai identik dengan layanan kereta ekonomi.



Jalur Lebih Banyak Namun Agak Sulit Dikembangkan
Dari segi jumlah jalur kereta api yang ada, Pasar Senen punya lebih banyak daripada Stasiun Gambir. Bisa jadi dari sinilah setelah menutup bangunan lama dan mengoperasikan stasiun baru yang mengakomodasi jalur layang, layanan kereta ekonomi dipindahkan ke sini.
Nggak hanya itu, Stasiun Senen juga punya jalur simpan. Makanya beberapa kereta bisa disimpan di sini. Hanya saja untuk pengembangannya masih agak sulit. Saat ini stasiun cuma punya satu titik pintu masuk yakni sebelah utara. Baik untuk penumpang KAJJ maupun KRL Commuter Line.
Bangunan utama tersebut masuk cagar budaya sehingga agak sulit untuk renovasi besar-besaran. Sementara di sisi yang lain terkepung pemukiman warga. Sehingga hanya sisi utara itulah yang bisa dimaksimalkan.
Apakah Terpengaruh Wacana Pemindahan ke Manggarai?
Wacana perpindahan dari Gambir ke Manggarai yang beredar sekarang memang belum menyinggung Pasar Senen. Meski demikian wacana-wacana yang udah pernah ada menyebut bahwa layanan KAJJ di sini juga ikut pindah ke Manggarai.
Bahkan ketika dulu Gubernur DKI Jakarta, Soemarno, di tahun 1960-an pernah membuat rencana untuk memindahkan jalur permukaan ke bawah tanah, stasiun ini hanya akan melayani kereta perkotaan. Layanan KAJJ-nya dipindah ke Jakarta Kota dan Manggarai.
Meski agak sulit untuk pengembangan ke depan, Stasiun Jakarta Pasar Senen masih bisa dikembangkan sebagai bagian dari Transit Oriented Development (TOD) mengingat posisinya yang didepan terminal Pasar Senen. Layanan Transjakarta juga telah menjangkau.
Stasiun Jakarta Pasar Senen Juga Layani Komersial
Terlanjur identik dengan stasiun keberangkatan kereta ekonomi ternyata nggak menutup pintu stasiun Jakarta Pasar Senen untuk melayani perjalanan kereta api komersial kelas eksekutif, bisnis, premium dan ekonomi plus.

Dan kondisinya saat inipun demikian. Bukan hanya kereta ekonomi bersubsidi aja yang keberangkatan dan kedatangannya di sini. Tapi juga kereta-kereta komersial ikut meramaikan stasiun legendaris ini.
Seperti kita ketahui layanan eksekutif telah ada dan ditambahkan ke rangkaian kereta api seperti Brantas, Gaya Baru Malam Selatan dan Matarmaja. Rangkaian tersebut selama ini identik dengan ekonomi murah. Namun kini tarifnya nggak lagi murah dan statusnya naik jadi ekonomi plus dan turut membawa kereta eksekutif.
Begitupula kereta yang dari awal udah ekonomi plus kini ikutan membawa eksekutif. Seperti KA Bogowonto dan KA Jayabaya. Untuk rangkaian premium yakni KA Senja Utama Solo dan KA Sawunggalih memang telah ada layanan eksekutif.
Image Tetap Terjaga Bahkan Tambah Backpacker dan Budget Traveler.
Mulai banyak kereta komersial yang dilayani nggak lantas melunturkan image Stasiun Pasar Senen sebagai tempatnya wong cilik. Karena nggak semua penumpang ekonomi PSO itu wong cilik dan menengah ke bawah.
Sebaliknya nggak sedikit kelas menengah bahkan kelas atas juga sering menaiki kereta ekonomi PSO. Khususnya mereka yang kepengen ngirit biaya transportasi. Kalangan backpacker dan budget traveler.
Maka jadilah Stasiun Jakarta Pasar Senen jadi tempatnya Backpacker dan Budget Traveler juga. Semahal-mahalnya tiket kereta api ekonomi plus atau premium juga nggak pernah menembus 500 ribu.
Leave a Reply