01 Stasiun Malang Pertama di Kota Apel

Stasiun Malang, Pertama di Kota Apel

Stasiun Malang merupakan yang pertama dibangun di Kota Apel. Awalnya menghadap ke Timur dengan bangunan lama. Namun kini punya dua sisi dan punya peran penting dalam menunjang pariwisata.

Stasiun ini merupakan bagian penting dari sejarah perkeretapaian Indonesia. Bahkan termasuk paling awal dibangun oleh pemerintah kolonial Belanda lewat operatornya, Staats Spoorwegen.

Staats Spoorwegen punya misi ingin menghubungkan seluruh pulau Jawa dengan kereta api. Dimana Surabaya dijadikan titik pijakan awal proyek tersebut. Dari Stasiun Surabaya Kota dan Stasiun Surabaya Gubeng. Awalnya dibangun jalur kereta api Surabaya Pasuruan (1878).

Bersamaan itupula dibuat percabangan lintas utama ke Kota Malang dari Stasiun Bangil. Sedangkan untuk arah barat dipilih percabangan dari Stasiun Sidoarjo via Tarik ke Kertosono hingga Solo.

Nah pada awalnya jalur ini terutama yang ke selatan berakhir di Kota Malang. Walaupun di kemudian hari lanjut ke Blitar. Karena itu dibangunlah sebuah stasiun yang hingga kini punya peranan penting bagi perekonomian setempat.

Stasiun Malang untuk Hasil Bumi, Penumpang, Hingga Militer

Stasiun Malang pertama kali diresmikan pada tahun 1879. Waktu itu bangunannya mengarah ke sisi timur. Di tempat dimana sekarang terdapat sebuah bangunan baru. Stasiun ini fungsinya untuk percepatan angkutan hasil bumi, penumpang, hingga militer.

Daerah Malang sejak dulu memiliki potensi hasil bumi. Selain itu juga jadi basis militer. Keduanya butuh percepatan mobilitas. Disinilah kemudian kereta api punya peran penting.

Stasiun Pertama di Kota Apel

Bila melihat dari sejarahnya, stasiun ini merupakan stasiun pertama yang dibangun di Kota Apel. Ketika jalur kereta api Surabaya Pasuruan dibuat percabangan dari Bangil ke Malang sebetulnya itu lewat Lawang dan Blimbing.

Namun pada masa-masa itu belum ada stasiun di kedua tempat tersebut. Sehingga Stasiun Malang jadi satu-satunya stasiun besar dan utama di kota tersebut. Adapun Lawang sendiri awalnya merupakan semacam stopplast.  

Stasiun Barat dan Perpanjangan Jalur ke Blitar

Tahun 1896 – 1897 jalur kereta api diperpanjang ke arah selatan menuju Kota Blitar. Melihat posisi bangunannya dirasakan kurang strategis karena membelakangi kota. Padahal nilai strategisnya cukup tinggi.

Karena itu pada tahun 1941 Staats Spoorwegen (SS) membangun stasiun barat yang langsung menghadap ke Kota Malang. Bangunan baru ini pada akhirnya menggantikan bangunan lama yang telah ada sejak 1879.

Adapun jalur kereta api dari Malang menuju Blitar pada perkembangan selanjutnya diperpanjang lagi hingga menjangkau Tulungagung, Kediri, dan berakhir di Kertosono. Membentuk apa yang dinamakan Loop Line.

Stasiun Malang Sisi Timur Dihidupkan Lagi

Cukup lama stasiun barat menjadi bangunan utama. Namun pada akhirnya sisi timur Stasiun Malang dihidupkan lagi dengan mendirikan bangunan baru yang lebih modern.

Hal tersebut untuk menambah kapasitas guna menampung lebih banyak wisatawan. Dengan banyak bermunculan objek wisata di Malang Raya maka beban stasiun pun akan semakin bertambah.

Karenanya bangunan sisi barat sangat rawan terjadi overload. Sehingga perlu dibuat tambahan. Dengan cara menghidupkan lagi sisi timur dan membangun gedung baru di atas bekas stasiun yang dibangun tahun 1879.

Stasiun Malang Pintu Masuk Kawasan Wisata

Dengan bermunculnya sejumlah objek wisata kekinian seperti Museum Angkut dan Jatim Park 1, 2 dan 3, juga objek wisata lainnya tentu akan semakin memberatkan beban Stasiun Malang bila hanya andalkan gedung 1941.

Karenanya sisi timur direaktivasi dan didirikan gedung baru modern. Kini stasiun menjadi pintu masuk menuju sejumlah kawasan wisata di Malang Raya. Bahkan jadi akses penting bagi para pencinta alam.

Stasiun seperti udah jadi trademark para pecinta alam mengawali petualangannya sebelum menaiki sejumlah gunung seperti Arjuno, Kawi, hingga Semeru. Bahkan Gunung Semeru terletak di Kabupaten Lumajang, udah di luar Malang.

Sama juga buat yang ingin menikmati sunrise di kawasan wisata Gunung Bromo, Kabupaten Probolinggo, stasiun ini bisa dijadikan titik awal. Dalam bentuk penjemputan oleh sebagian operator lokal.

Kesimpulan

Stasiun Malang merupakan bagian dari Jalur Surabaya Pasuruan berbentuk percabangan lintas utama via Stasiun Bangil. Sekaligus stasiun pertama yang berdiri di kota Apel itu.

Awalnya bangunan berada di sisi timur menghadap kota. Dalam perkembangan terlebih setelah perpanjangan jalur kereta api hingga Blitar, didirikan bangunan di sisi barat (1941) dan menjadi bangunan utama dalam waktu lama.

Kereta Api di kota Malang punya peran penting dalam percepatan mobilitas angkutan hasil bumi, penumpang, hingga Militer. Bahkan sekarang telah menjadi penunjang pariwisata. Terlebih dengan munculnya banyak objek wisata kekinian.

Bangunan barat dirasakan tak lagi repesentatif dan akan kesulitan menampung wisatawan. Sehingga sisi timur direaktivasi dan didirikan bangunan baru yang lebih modern.

Galeri Foto

Masih Lanjut Ya

InSyaaAlloh pembahasan seputar Stasiun Malang masih akan lanjut lagi. Mengingat jadwal perjalanan dan beberapa hal lain yang belum sempat dimasukkan dalam pembahasan kali ini. Untuk selanjutnya kita akan membahas Stasiun Malang Sisi Timur Kini Hidup Lagi