Terowongan Kebasen terletak di antara Stasiun Kebasen dan Jembatan Sungai Serayu Rawalo. Beroperasi 1917 sebagai bagian dari jalur KA Cirebon Kroya. Saksi tabrakan adu banteng KA Senja IV dan Tatarmaja tahun 1981
Pendahuluan
Terowongan adalah Infrastruktur penting dalam perkeretaapian. Khususnya di lintas pegunungan. Biasanya sarana semacam ini dibutuhkan manakala jalur rel kereta harus melewati gunung yang cukup terjal.
Sulit untuk rel kereta bisa dibuat menanjak. Walaupun mungkin ada solusi dalam bentuk rel gerigi. Akan tetapi itu nantinya malah akan memperlambat laju kereta. Nah disitulah terowongan kereta memainkan peran. Gunung terjal itupun ditembus.
Sekilas Jalur KA Cirebon Kroya
Di antara lintas pegunungan yang ada di Indonesia ialah Jalur KA Cirebon Kroya. Dibangun pada tahun 1912 hingga 1917 dengan tujuan percepatan konektivitas antara Batavia (Jakarta) dan Surabaya. Juga untuk mengurangi beban di lintas Priangan.
Dibanding Priangan, Jalur KA Cirebon Kroya relatif nggak begitu ekstrem walaupun sama-sama lintas pegunungan. Meskipun begitu di dua titik mesti dibangun terowongan, tepatnya di perbukitan sekitar Sungai Serayu, daerah Rawalo Kabupaten Banyumas.
Terowongan Kebasen Bagian Jalur KA Cirebon Kroya
Satu diantara dua itu ialah Terowongan Kebasen. Karena posisinya memang berada di daerah Kebasen Kabupaten Banyumas. Berada di sisi bukit nggak jauh dari sungai Serayu. Berarti masih masih tepian sungai ikonik tersebut.
Merupakan bagian dari Jalur KA Cirebon Kroya yang mulai beroperasi pada tahun 1917. Ukuran terowongan ini cukup pendek. Meskipun begitu keberadaannya tetap penting mengingat kontur wilayah Kebasen itu juga masih pegunungan dan di titik ini memang butuh Terowongan.
Terowongan Kebasen Di Antara Stasiun dan Jembatan Sungai Serayu
Seperti telah disebut sebelumnya bahwa Jalur KA Cirebon Kroya butuh terowongan di dua titik. Selain Terowongan Kebasen masih ada satu lagi yakni Notog yang berada di wilayah Purwokerto, Kabupaten Banyumas.
Antara dua terowongan penting ini terdapat Jembatan Serayu Kebasen. Namun untuk Terowongan sendiri posisinya berada di antara Stasiun Kebasen dan Jembatan.
Kalo dari arah Kroya posisi terowongan Kebasen itu setelah stasiun. Adapun dari arah sebaliknya yakni Cirebon atau Tegal itu setelah menyeberangi Sungai Serayu. Untuk stasiunnya sendiri hanya berfungsi sebagai pengatur perjalanan kereta seperti aktivitas persusulan.
Saksi Kecelakaan Adu Banteng Tahun 1981
Dibalik kemegahan dan vitalnya terowongan ini ternyata menyimpan sebuah cerita kelam yang terjadi pada tanggal 21 Januari 1981. Ketika KA Senja IV dari Stasiun Gambir Jakarta tujuan Jogja bertabrakan adu banteng dengan KA Maja rute Madiun-Jakarta.
Kecelakaan ini terjadi di petak antara terowongan dengan Jembatan Serayu. Suatu peristiwa yang dinamakan Tragedi Kebasen. Waktu itu Jalur KA Cirebon Kroya masih single track dan menggunakan sistem persinyalan mekanik.
Jadi walaupun nggak percis di terowongannya tapi TKP memang di daerah itu juga. Sehingga terowongan ini bisa dibilang merupakan saksi bisu peristiwa memilukan tersebut.
Kesimpulan
Terowongan Kebasen mulai beroperasi pada tahun 1917 dan merupakan bagian dari Jalur KA Cirebon Kroya. Terletak di antara Stasiun Kebasen dan Jembatan Serayu. Walaupun ukurannya pendek keberadaannya tetap penting dan nggak bisa dipisahkan dari sejarah.
Galeri Foto



Tragedi Kebasen 1981
InSyaaAlloh pembahasan akan dilanjutkan ke Tragedi Kebasen 1981. Karena antara Terowongan Kebasen dengan catatan kelam itu nggak bisa dipisahkan. Terlebih Jalur KA Cirebon Kroya dulunya single track dan sekarang telah menjadi double track.
Leave a Reply