Dikenal sebagai salah satu spot fotografi kereta api favorit, Tiber Padalarang merupakan bagian dari sejarah perkeretaapian Indonesia. Tepatnya Jalur KA Cikampek Padalarang yang memperpendek waktu tempuh Jakarta Surabaya di era kolonial.
Pendahuluan
Tahun 1894 Jakarta dan Surabaya sejatinya telah tersambung jaringan rel kereta api. Namun waktu tempuh perjalanan masih begitu lama sampai memakan waktu beberapa hari. Terlebih penumpang masih harus transit di 3 stasiun: Buitenzorg (Bogor), Yogyakarta, dan Solo Balapan untuk berganti kereta.
Waktu itu segmen Batavia Noord – Buitenzorg dan Lintas Kereta Api Mataram dari Yogyakarta hingga Solo Balapan dioperasikan NISM. Adapun jalur lainnya oleh operator SS milik pemerintah kolonial Belanda.
Bahkan untuk Lintas Kereta Api Mataram yang disebut juga Vortenslanden menggunakan standard gaunge 1.435 mm. Sedangkan lainnya terutama milik SS menggunakan narrow gaunge 1.067 mm.
Balik lagi ke sisi barat, ketika itu juga harus lebih dulu merasakan Jakarta Bandung 9 jam. Jadi menembus Priangan Barat aja udah begitu melelahkan meskipun penumpang dimanjakan pemandangan eksotis. Juga terowongan Lampegan, salah satu yang tertua di Asia Tenggara.
Padalarang Sebagai Titik Pertemuan
Guna mempersingkat waktu tempuh, pemerintah kolonial membangun shortcut yakni Jalur KA Cikampek Padalarang. Dimana shortcut tersebut bertemu dengan lintasan eksisting di kawasan Padalarang. Tepatnya di Cihaliwung. Pengerjaan pun dimulai tahun 1902 dari kedua sisi. Termasuk dari sisi Padalarang.
Tiber Padalarang Hanyalah Jalur Lengkung
Di jalur KA Cikampek Padalarang terdapat satu bagian penting yang merupakan awal sekaligus akhir lintasan ekstrem dari sisi Timur. Apalagi kalo bukan Tiber Padalarang. Sekilas nggak ada yang istimewa di sini. Pasalnya ini hanyalah jalur lengkung di medan datar. Sebelum bertemu jalur eksisting di Cihaliwung.
Tiber Padalarang Dari Jalur Eksisting
Spot ini sebetulnya bisa dilihat dengan jelas dari jalur eksisting yang telah terbangun sejak 1884. Tepatnya di segmen Padalarang – Tagog Apu. Di sini jalur eksisting sebetulnya masih pada lintas yang nggak begitu ekstrem. Memang lintas dengan nama resmi Jalur KA Manggarai Padalarang ini terlihat sedikit turun tapi masih cenderung landai.
Nilai Historis Tiber Padalarang
Saat ini Tiber Padalarang menjadi salah satu titik strategis terutama untuk jalur kereta api dari Jakarta ke Bandung yang dilayani KA Argo Parahyangan, Kereta Api Cikuray, dan KA Serayu. Nggak hanya itu bahkan kerap dijadikan spot untuk kegiatan fotografi kereta api.
Namun tentu saja telah ada perubahan. Pertama keberadaan jembatan Tol Cipularang. Kedua jalur kereta cepat Jakarta Bandung (KCJB) di bawahnya yang dibangun semacam Tunnel (Terowongan). Bahkan ketika pembangunan KCJB tempat ini disterilkan. Terlebih KCJB merupakan Objek Vital Nasional.
Meskipun begitu tak mengurangi sama sekali nilai historis dari daerah ini. Biar gimanapun juga tanpa ada spot ini bisa jadi nggak akan ada pengurangan waktu tempuh Jakarta Bandung 9 jam itu. Masih tetap mengandalkan Jalur KA Manggarai Padalarang. Apalagi ketika belum diakuisisi SS masih harus ganti kereta di Buitenzorg.
Karena telah menyatu dengan Jalur KA Cikampek Padalarang. Shortcut yang memperpendek Jakarta Surabaya di sisi Priangan Barat. Dibangun pada 1902 dan beroperasi 1906. Tentu ini termasuk bagian dari Sejarah Perkeretaapian Indonesia
Kesimpulan
Tiber Padalarang boleh aja identik dengan spot fotografi kereta api karena panoramanya. Meskipun nggak bisa dibilang masih asri lantaran telah ada Jembatan Tol Cipularang. Ditambah lintasan KCJB sebagai Objek Vital Nasional.
Terlepas dari itu semua sisi historis sebagai bagian dari jalur KA Cikampek Padalarang dan sejarah Perkeretaapian Indonesia nggak bisa dilepaskan begitu aja. Pasalnya dengan adanya itu waktu tempuh Jakarta Surabaya di sisi Priangan Barat bisa diperpendek.
Leave a Reply