Transit Jatinegara menjadi bagian dari perjalanan naik KRL Buaran Sudirman. Namun di sini bukan berarti turun dan ganti kereta. Lebih kepada menunggu kedatangan KAJJ arah Stasiun Gambir. Setelah diberangkatkan kereta melewati satu peninggalan sejarah yang nyaris tinggal puing yakni Bekas Dipo Jatinegara.
Perjalanan naik KRL Buaran Sudirman pada tanggal 17 Juli 2022 lalu memang kurang lengkap rasanya kalo nggak sekalian menceritakan tentang aktivitas transit KRL. Walaupun di sisi lain nggak harus turun dan berganti kereta. Sebagai bagian dari Cikarang Line (Loop Line) dari Buaran ke Sudirman maupun sebaliknya bisa langsung tanpa harus transit.
Switching Over 5 (SO5) di satu sisi memang banyak bikin drama, tapi juga memudahkan pelanggan di sisi yang lain. Terutama di jalur Cikarang/Bekasi yang hendak menuju kawasan bisnis Sudirman dan sekitarnya. Juga ke Tanah Abang dan sekitarnya.
Stasiun Transit Jatinegara
Trip tersebut akan melewati dua stasiun transit yakni Stasiun Transit Jatinegara dan Manggarai. Jatinegara mungkin nggak terlalu asing. Terutama generasi jaman old yang pernah merasakan naik turun KAJJ dari stasiun tersebut.
Nah mulai 2014 Jatinegara udah nggak lagi melayani pemberangkatan KAJJ dan hanya melayani kedatangannya saja. Sebaliknya justru lebih fokus ke layanan KRL Commuter Line. Dan kini stasiun telah direnovasi dan berubah total seiring mulai aktifnya DDT di segmen Manggarai-Bekasi.
Setelah beberapa menit berangkat, kereta berhenti di Jatinegara. Namun ternyata berhentinya lebih lama daripada di Stasiun Klender sebelumnya. Secara untuk naik turun penumpang harusnya dengan interval sekitar 5 menit itu udah cukup. Kini udah lebih dari 5 menit kereta belum juga diberangkatkan.
Apakah menunggu transit KRL dari arah Stasiun Jakarta Pasar Senen? Harusnya sih nggak, kalo dulu di awal-awal Commuter Line diterapkan memang iya. Apalagi Jatinegara dulu kan terminusnya Bogor Line disamping Jakarta Kota. Adapun sejak SO5 udah bukan lagi terminus apapun. Berangkat tunggu transit sepertinya udah nggak relevan lagi.
Ternyata dari timur masuk KA Argo Cheribon dari Stasiun Tegal menuju Stasiun Gambir. Tentunya KAJJ tersebut berhenti normal di Stasiun Jatinegara. Aktivitas turun penumpang pun nggak ada yang aneh. Tetap normal sebagaimana biasanya.
Meski ke arah Stasiun Gambir, KA Argo Cheribon akan melewati petak Jatinegara-Manggarai yang juga dilewati oleh KRL. Dan masih harus bergantian. Makanya KRL Commuter Line mau nggak mau ya harus ngalah.
Melewati Bekas Dipo Induk Jatinegara
KA Argo Cheribon akhirnya diberangkatkan lagi. Setelah melintas langsung Stasiun Manggarai dan dinyatakan aman barulah KRL Commuter Line diberangkatkan. Perjalanan antara Jatinegara dan Manggarai melewati satu bangunan yang menjadi bagian dari sejarah Perkeretapian Indonesia. Juga pernah menjadi fasilitas yang cukup vital dan krusial, terutama untuk operasional KAJJ.
Bangunan yang dimaksud ialah bekas Dipo Induk Jatinegara. Dipo ini sebetulnya jadi satu dengan Stasiun Jatinegara (sekarang jadi stasiun transit Jatinegara). Dalam sejarahnya nggak sedikit KAJJ yang dulu itu justru terminusnya di Jatinegara, bukan Gambir, Pasar Senen, maupun Jakarta Kota.
Pembangunan DDT antara Manggarai dan Cikarang akhirnya harus mengakhiri masa dinas Dipo Induk Jatinegara. Sekarang fasilitas tersebut telah dipindah ke Dipo Cipinang dimana terdapat 2 fasilitas sekaligus: Dipo Induk Cipinang untuk Lokomotif dan Dipo Kereta Api Cipinang sebagai tempat penyimpanan rangkaian kereta.
Meski udah “digusur” untuk kepentingan DDT, Bangunan bekas Dipo Induk Jatinegara masih berdiri kokoh. Sebagai bangunan cagar budaya jelas dilindungi oleh Undang Undang. Jadi amat sangat mustahil untuk diratakan dengan tanah.
Selain bekas bangunan juga masih ada bekas turntable dan dua buah gerbong barang. Keduanya telah ada sejak Dipo masih eksis. Melewati peninggalan sejarah, KRL terus melaju, perjalanan naik KRL Buaran Sudirman masih lanjut hingga tiba di destinasi Stasiun Sudirman.
Leave a Reply