Trip KRL Sudirman Buaran mengambil jalur memutar lewat Tanah Abang, Kampung Bandan, dan Pasar Senen. Dengan kata lain memutar Jakarta (Loop Line). Walaupun aslinya bukanlah barang baru karena dulu pernah ada. Perjalanan memakan waktu kurang lebih 1 jam.
Penerapan SO5 Manggarai otomatis merubah pola perjalanan kereta. Khususnya yang melewati dan Transit Manggarai. Semula untuk Bogor Line terbagi dua yakni Red Line dan Yellow Line. Bedanya Red Line ke Jakarta Kota (JAKK) sedangkan Yellow Line ke Jatinegara via Tanah Abang dan Kampung Bandan atau memutar Jakarta (Loop Line).
Sedangkan Blue Line jalurnya Cikarang/Bekasi – Jakarta Kota. Nah dengan SO5 tadi semuanya berubah. SO5 diterapkan tak lepas dari proses renovasi Stasiun Manggarai yang sedianya akan menjadi central station di tahun 2025. SO5 sebagai tahap awal dimana nantinya akan ada SO6, SO7 dan seterusnya.
Dengan pola SO5 nggak ada lagi Yellow Line. Semua Bogor Line rutenya Bogor-Jakarta Kota. Jadi tinggal satu Red Line. Sedangkan Cikarang Line atau Blue Line ini dibikin jadi Loop Line sehingga dinamakan Cikarang Loop Line. Di sini alur kedatangan kereta di Stasiun Manggarai menjadi jelas.
Karena punya dedicated line atau lintasan yang tetap. Beda sama dulu kadang di jalur 4 dan sewaktu-waktu pindah jalur 2 bahkan jalur 1. SO5 juga mengutamakan aspek safety dan efisiensi. Penumpang terfokus hanya di gedung baru. Cuma pindah dari lantai atas ke bawah.
Trip KRL Sudirman Buaran Coba Sensasi Baru
Trip KRL Sudirman Buaran merupakan bagian dari penerapan pola perjalanan SO5 itu tadi. Normalnya sih ke Stasiun Buaran itu mengambil arah ke Cikarang yang tentu saja melewati Stasiun Manggarai dan akan menyaksikan aktivitas Transit Manggarai yang cukup menantang.
Namun kali ini akan mencoba sensasi baru. Dengan mengambil jalur alternatif yang berbeda. Memutar Jakarta via Tanah Abang dan Kampung Bandan. Dengan demikian fix lah nggak akan merasakan apa yang dinamakan Transit Manggarai.
Berangkat Stasiun Sudirman
Singkat cerita tibalah KRL jurusan Cikarang via Tanah Abang dan Kampung Bandan di Stasiun Sudirman. Naik dan dapat duduk meski harus berjalan beberapa langkah pindah gerbong. Mendapat aspek sinyal aman kereta pun diberangkatkan menuju Kampung Bandan.
Dalam separuh perjalanan pertama, Trip KRL Sudirman Buaran akan berhenti di Stasiun Karet, Stasiun Tanah Abang, Stasiun Duri dan Stasiun Angke. Dari keempatnya dua stasiun merupakan stasiun transit. Stasiun Tanah Abang transit ke Rangkasbitung. Stasiun Duri ke Tangerang dan Bandara Sukarno Hatta (naik KAI Bandara).
Pemukiman Kumuh Padat Penduduk Meski Nggak Separah Ciroyom
Namun untuk pemandangannya sendiri amat sangat disayangkan. Terutama di petak antara Stasiun Tanah Abang dan Stasiun Duri banyak melewati pemukiman padat penduduk di bantaran rel. Dan itulah yang dinamakan pemukiman kumuh. Sudah seharusnya ditertibkan.
Namun jelas itu bukanlah perkara mudah. Terlebih jika si pemukim telah puluhan tahun tinggal di sana. Harus ada solusi tempat tinggal pengganti lebih dulu sebelum melakukan eksekusi untuk menata ulang daerah bantaran rel agar nggak terlihat kumuh.
Daerah kumuh juga akan kita jumpai di sekitaran Stasiun Angke dan di petak antara Angke dan Kampung Bandan. Padahal di petak ini akan melewati Kawasan Kota Tua Jakarta khususnya Jembatan Kota Intan yang sangat iconic. Sayangnya justru pemandangan kurang enak itulah yang banyak ditemukan.
Namun sekumuh-kumuhnya daerah itu nggak ada cerita sampah menumpuk hingga mengeluarkan bau menyengat seperti di Ciroyom. Di sisi lain karakter warga di bantaran Loop Line itu memang sedikit ada kesamaan dengan wargi Ciroyom. Bedanya hanya di bau menyengat itu aja.
Stasiun Jakarta Gudang (JAKK-G)
KRL Sudirman Buaran melintas langsung Stasiun Jakarta Gudang (JAKK-G). Stasiun ini punya jalur sendiri yang terhubung dengan lintas utama. Jadi satu dengan Cikarang Loop Line mulai dari Kampung Bandan hingga Jatinegara. Di sini jadi titik awal pemberangkatan kereta barang punya KALOG (KAI Logistik).
Termasuk KA Kontainer juga ada yang dari sini. Terlihat di bagian depan terdapat banyak tumpukan kontainer. Hingga menutupi bangunan stasiun yang notabene merupakan bagian dari sejarah perkeretaapian di ibukota.
Stasiun Kampung Bandan (KPB)
KRL Sudirman Buaran akhirnya tiba di Stasiun Kampung Bandan. Di sinilah alternatif transit menuju Stasiun Jakarta Kota (JAKK). Khususnya buat kamu yang ogah merasakan tantangan Transit Manggarai. Selain ke Stasiun Jakarta Kota, di sini juga merupakan titik transit utama menuju Stasiun Tanjung Priok (TJP). Mengapa disebut utama? Ada satu lagi sebenarnya tempat transit untuk bisa ke Ancol hingga Tanjung Priok, yakni Stasiun Rajawali.
Stasiun Rajawali pernah aktif melayani KRL tujuan Ancol dan Tanjung Priok. Namun itu masih di Random era, dimana jadwal KRL masih belum teratur seperti sekarang. Dulu Tanjung Priok dilayani oleh KRL Ekonomi AC dengan rute Bekasi-Tanjung Priok via Rajawali.
Armadanya menggunakan Djoko Lelono 2 (modifikasi KRL Toei dari Jepang) dan kadang Djoko Lelono 3 atau KRLI Prajayana buatan INKA. Kedua KRL itu sekarang telah afkir. Seperti halnya Stasiun Kampung Bandan, Stasiun Rajawali merupakan bagian dari Cikarang Loop Line (Blue Line). Sebelum SO5 bagian dari Bogor Line 2 (Yellow Line/Loop Line).
Sayang banget ya segmen Rajawali ke Ancol nggak diaktifkan untuk KRL? Padahal segmen itu juga bagian dari sejarah dimana KRL pertama kali dioperasikan di Jakarta. Bahkan di Asia Tenggara lho. Kala itu KRL beroperasi melayani Tanjung Priok – Mestercornelis (Jatinegara). Sekarang segmen itu hanya dilewati KA Kontainer dari Tanjung Priok.
Selepas Rajawali, KRL Sudirman Buaran berhenti di Stasiun Kemayoran. Dalam sejarahnya stasiun ini dulu dibangun untuk mendukung Bandara Kemayoran sebagai bandara Internasional pertama di Indonesia (dulu Hindia Belanda). Banyak penumpang yang mau ke PRJ Kemayoran turun di sini.
Walaupun sebenarnya sih arena PRJ itu malah lebih dekat dari Rajawali daripada Kemayoran. Semasa KA Jatiluhur dan Walahar masih beroperasi hingga Tanjung Priok, keberangkatan dan kedatangannya juga dilayani di Stasiun Kemayoran.
Namun sekarang rute keduanya dipotong cuma nyampe Cikarang dan praktis Stasiun Kemayoran hanya melayani perjalanan KRL Commuter Line untuk Cikarang Loop Line. Tapi enaknya kalo mau lanjut kedua kereta tadi bisa naik KRL dan transit di Stasiun Cikarang.
Stasiun Jakarta Pasar Senen, Ternyata Berjalan Langsung
KRL Sudirman Buaran berangkat dari Kemayoran. Harusnya pemberhentian berikutnya ialah Stasiun Jakarta Pasar Senen. Sayangnya di sini keretanya berjalan langsung. Jadi belum ada perubahan ya. Bagi penumpang yang bertujuan Stasiun Jakarta Pasar Senen (PSE) mesti turun dulu di Stasiun Gang Sentiong.
Itu artinya masih sama ya kaya di era Bogor Line 2 sebelumnya. Tentang pemberhentian Stasiun Jakarta Pasar Senen (PSE), InSyaaAlloh bakal dibahas tersendiri ya. Seperti Transit Jatinegara dan Transit Manggarai sebelumnya.
Eh iya, daritadi kok ada Bogor Line 2 terus ya? Buat kamu yang penasaran, bisa cek artikel KRL Manggarai Sebelum SO5. Disitulah Bogor Line 2 pertama kali disebut. Jadi nih setiap artikel yang ada di situs ini satu dan lainnya saling berhubungan. Bahkan konek juga lho ke situs Manglayang ID yang membahas pariwisata dan transportasi non-kereta.
Stasiun Kramat hingga Jatinegara
Tanpa terasa KRL Sudirman Buaran via Kampung Bandan kini telah tiba di Stasiun Kramat. Sebuah stasiun yang posisinya boleh dibilang cukup strategis. Stasiun ini nggak jauh dari Jalan Pramuka. Namun masih jauh dari halte Transjakarta Pasar Genjing.
Walaupun salah satu akses menuju stasiun ini ya dari Pasar Genjing. Lama nggak lewat, kondisi stasiun kini telah berubah. Kalo dulu sih malah lebih mirip sebuah halte dan peronnya pun pendek. Sekarang udah bisa nampung sampai 12 kereta.
Oh iya, Stasiun Kramat asalnya punya percabangan menuju Cikini dan Tanah Abang via Stasiun Salemba. Percabangan tersebut menghubungkan dua lintas dengan operator berbeda yakni NIS (Nederlandsch Indische Stroomtram Maatschappij) dan BOS (Batavia Ooster Stroomtram Maatscappij).
Di masa itu Stasiun Cikini bersama Tanah Abang dan Salemba dioperasikan oleh NIS. Adapun Stasiun Kramat operatornya BOS. Namun setelah SS (Staatspoorwegen) mengakusisi semua lintas yang ada di wilayah Batavia, percabangan itupun ditutup dan digeser ke Matraman dimana SS juga membangun Stasiun Manggarai.
Lantas menghubungkannya dengan Mestercornelis (Jatinegara). Pergeseran pun dilakukan untuk Lintas Tanah Abang. Hingga semuanya dipusatkan di Manggarai. Pasca akuisisi tersebut, praktis tinggal menyisakan Stasiun Salemba saja.
Stasiun Kramat di Random era kondisinya nggak jauh beda dengan lainnya. Sama-sama berantakan. Penataan dimulai ketika memasuki era Commuter Line. Sekarang peron pun telah diperpanjang. Hingga stasiun nggak lagi terlihat seperti halte.
Selepas Stasiun Kramat, pemberhentian berikutnya ialah Stasiun Pondok Jati. Di sini juga agak unik karena jaraknya kurang dari 2 km dari Stasiun Jatinegara dan ke Jalan Matraman Raya jaraknya kurang lebih 1,5 km menelusiri jalan akses. Di Jatinegara kereta bukan sekedar berhenti tapi juga untuk aktivitas transit. Nah petak dari Pondok Jati ke Jatinegara ini berjalan percis di atas bekas Dipo Induk Jatinegara.
Dimana Dipo-nya dibongkar dan dipindahkan ke Cipinang. Sementara disitu tinggal menyisakan bekas turntable, bangunan utama Dipo yang nggak bisa dirobohkan karena Cagar Budaya, dan gerbong barang yang tersisa. Transit Jatinegara pada kesempatan ini nggak selama sebelumnya. Karena arah Timur jalur antara KRL Commuter Line dan KAJJ dipisah.
Tiba di Stasiun Buaran
Nggak lama-lama transit Jatinegara, KRL Sudirman Buaran kembali diberangkatkan. Pemberhentian kali ini cuma sekali yakni di Stasiun Klender. Nggak usah panjang lebar tentang spot karena sama aja ya kaya trip sebelumnya, Naik KRL Buaran Sudirman. Dari Jatinegara lewatin Dipo Cipinang, tempat nginep rangkaian KAJJ dan sarana untuk perawatan Lokomotif pindahan dari Jatinegara.
Dimana loko sekarang pake tulisan Dipo Induk CPN bukan lagi JNG. Tanpa terasa setelah sempat singgah di Klender, KRL Sudirman Buaran Loop Line akhirnya tiba di Stasiun Buaran (BUA). Perjalanan kali ini memakan waktu kurang lebih 1 jam 10 menit. Lebih lama daripada lewat Manggarai yang kurang lebih 35-45 menit.
Kesimpulan Trip KRL Sudirman Buaran Loop Line
Perjalanan memutar Jakarta ini ada beberapa point penting yang jadi perhatian antara lain:
[1]. Kelebihan dari perjalanan ini tanpa merasakan aktivitas Transit Manggarai yang Menantang. Ada kelebihan pasti ada kekurangan, dimana kekurangannya jelas harus memutar Jakarta dan memakan waktu cukup lama. Total waktu tempuhnya kurang lebih 1 jam 11 menit. Sementara kalo ambil jalur normal via Manggarai sekitar 35 – 45 menit.
[2]. Di paruh pertama yakni Sudirman ke Kampung Bandan, KRL akan melewati spot yang didominasi oleh pemukiman padat penduduk dan kumuh. Namun sekumuh-kumuhnya area pemukiman tersebut belum separah Ciroyom. Dimana Ciroyom ditambah aroma bau busuk menyengat akibat tumpukan sampah di dekat pasar.
Tapi namanya juga daerah kumuh udah seharusnya ditata kembali. Sekalipun itu bukanlah perkara mudah. Spot lainnya tentu saja sekitaran Tanah Abang, termasuk Dipo Tanah Abang yang dalam trip kali ini kebetulan ada KAIS 4 yang lagi standby. Juga jembatan Kota Intan sebagai salah satu icon Kota Tua Jakarta.
[3]. Transit ke Jakarta Kota (JAKK), bisa melalui Stasiun Kampung Bandan dari kedua arah. Baik dari Sudirman dan Tanah Abang maupun Jatinegara. Untuk perjalanan dari sisi Jatinegara sebetulnya mengulang cerita rute Bekasi-Jakarta Kota di Random era yang 98% lewat Kampung Bandan dan Jakarta Pasar Senen (PSE).
[4]. Transit ke Tanjung Priok (TPK), sebetulnya bisa dari dua stasiun yakni Stasiun Kampung Bandan (KPB) dan Stasiun Rajawali. Namun saat ini aktivitas transit hanya dilayani di Stasiun Kampung Bandan. Adapun percabangan dari Rajawali kini hanya untuk kereta barang tujuan Tanjung Priok dan Pasoso.
[5]. Trip KRL Sudirman Buaran ternyata berjalan langsung di Stasiun Jakarta Pasar Senen (PSE), belum ada perubahan dari sebelumnya. Jadi bila kamu ingin ke Pasar Senen harus transit dan ganti kereta di Stasiun Gang Sentiong. Pemberhentian di Stasiun Jakarta Pasar Senen hanya untuk rute dari Cikarang ke Kampung Bandan.
Galery Foto
Paruh pertama Trip KRL Sudirman Buaran (Loop Line) dari Stasiun Sudirman ke Stasiun Kampung Bandan: berangkat dari Stasiun Tanah Abang dan nampak Kereta Inspeksi 4 (KAIS 4) terparkir di Dipo Tanah Abang. Kereta masuk Stasiun Angke yang jadi terminus sebagian KRL Cikarang Loop Line. Kereta memasuki Kawasan Kota Tua Jakarta, lewat depan Jakarta Gudang dan Masuk Stasiun Kampung Bandan.
Stasiun Kampung Bandan jadi titik transit bagi penumpang yang hendak menuju Stasiun Jakarta Kota (JAKK) dan Stasiun Tanjung Priok (TPK). Transfer penumpang menuju peron atas stasiun di jalur 4 dan 5. Adapun jalur 3 biasanya dipakai untuk Feeder Jakarta Kota – Kampung Bandan.
Paruh kedua Trip KRL Sudirman Buaran ternyata berjalan langsung di Stasiun Jakarta Pasar Senen (PSE). Itu berarti nggak ada perubahan dari sebelumnya. Penumpang mesti turun dulu dan ganti kereta di Stasiun Gang Sentiong. Stasiun Pasar Senen hanya melayani penumpang dari Cikarang ke Kampung Bandan.
Kereta melintas tepat di area bekas Dipo Induk Jatinegara, transit dan berangkat dari Stasiun Jatinegara (JNG) hingga akhirnya tiba di Stasiun Buaran (BUA). Total perjalanan kurang lebih 1 jam 11 menit.
Leave a Reply