Ex Dipo Lokomotif Banyuwangi : Jaga Peninggalan Sejarah!

Ex Dipo Lokomotif Banyuwangi (Jaga Peninggalan Sejarah)

Bangunan ex Dipo Lokomotif Banyuwangi kini dalam kondisi yang boleh dibilang miris. Sejak nggak ada lagi kegiatan perkeretaapian, bangunan ini lebih banyak difungsikan sebagai gudang. Mau gimanapun juga ini tetap peninggalan sejarah yang harus dijaga.

Pendahuluan

Akhir-akhir ini sedang marak terjadi demonstrasi di berbagai daerah. Namun sangat disayangkan gegara ulah segelintir provokator, aksi yang awalnya berlangsung damai dan tertib berubah jadi anarkis hingga banyak memakan korban. Bukan itu aja, bangunan penting pun nggak luput dari sasaran amuk. Bahkan peninggalan sejarah yang masuk cagar budaya pun ikutan jadi sasaran.

Seperti terjadi pada sebagian Gedung Grahadi Surabaya. Bangunan cagar budaya ini habis terbakar. Sama juga di Bandung, ada sebuah bangunan yang katanya asset milik DPR atau MPR gitu ternyata juga cagar budaya dan habis dilalap si jago merah. Padahal masih banyak bangunan bersejarah dan cagar budaya yang kondisinya terancam.

Salah satunya ada di Tanah Suku Osing. Hampir di ujung timur Pulau Jawa. Sebuah bangunan yang dulunya merupakan fasilitas Stasiun Banyuwangi Lama. Namun sejak 1988 udah nggak lagi ada aktivitas perkeretaapian di sini. Bangunannya juga dalam kondisi terlantar dan dimanfaatkan warga sekitar nggak ubahnya gudang. Kalo nggak mau dibilang tempat sampah. Bangunan apakah itu?

Akhir Trilogi Stasiun Banyuwangi Lama

Sebelum lanjut sedikit info bahwa ini adalah bagian ketiga atau terakhir dari tema Stasiun Banyuwangi Lama. Sebelumnya kita telah membahas tentang Stasiun Banyuwangi Lama : Kini Pasar dan Perkampungan dan Emplasemen Stasiun Banyuwangi Lama (Jejak Itu Kini Hilang).

Dipo Lokomotif Banyuwangi Peninggalan Staats Spoorwegen (SS)

Bangunan bersejarah yang dimaksud adalah Bekas Dipo Lokomotif Banyuwangi. Terletak nggak jauh dari Stasiun Banyuwangi Lama yang kini telah berubah fungsi jadi Pasar Pujasera Karangrejo dan Perkampungan Penduduk. Nah Dipo Lokomotif ini dulunya merupakan fasilitas dari Stasiun Banyuwangi Lama.

Sama-sama peninggalan Staats Spoorwegen (SS) yang mulai beroperasi tahun 1903. Keberadaan Dipo Lokomotif ini semakin menegaskan bahwa Stasiun Banyuwangi Lama merupakan stasiun besar kelas 1 yang memiliki fasilitas lengkap dan 5 jalur. Walaupun bukan terminus, stasiun ini terletak paling timur di Pulau Jawa semasa masih beroperasi.

Dipo Lokomotif Banyuwangi Peninggalan Staats Spoorwegen Tahun 1903

Dipo Lokomotif Banyuwangi Punya Turntable

Pada masa Staats Spoorwegen (SS), Dipo Lokomotif memiliki peran penting. Karena itu biasanya punya fasilitas turntable. Di masa lalu, lokomotif uap hanya bisa berjalan searah. Sehingga membutuhkan turntable untuk membalik arah lokomotif. Sekarang pun sebetulnya sama. Walaupun ada yang nggak punya, kebanyakan Dipo Lokomotif itu dilengkapi dengan turntable.

Dipo Lokomotif Banyuwangi Terakhir Beroperasi Tahun 1988

Pada tahun 1985, PJKA merelokasi jalur kereta api dari Kabat ke Pelabuhan Boom via Stasiun Banyuwangi Lama lebih ke barat. Jalur baru ini mengarah ke Pelabuhan Ketapang. Pada saat itu aktivitas penyeberangan Jawa Bali pindah dari Boom ke Ketapang. Otomatis kegiatan perkeretaapian yang terkoneksi dengan penyeberangan juga ikutan pindah.

Di dekat pelabuhan itu berdiri Stasiun Banyuwangi Baru yang juga dilengkapi fasilitas Dipo Lokomotif1. Walaupun begitu Stasiun Banyuwangi Lama masih melayani angkutan barang hingga 1988. Setelah itu semua kegiatan persepuran pindah ke Banyuwangi Baru. Termasuk Dipo Lokomotifnya. Di sini nampak bahwa Dipo Lokomotif yang lama terakhir beroperasi tahun 1988.

Fasilitas Stasiun Banyuwangi Lama

Jadi Gudang dan Turntable Terbenam di Pekarangan Masjid

Setelah tahun 1988, Stasiun Banyuwangi Lama berhenti beroperasi. Sama halnya dengan Dipo Lokomotif Banyuwangi Lama. Seiring berjalannya waktu, kedua bangunan peninggalan sejarah inipun beralih fungsi. Stasiun dan emplasemen jadi Pasar Pujasera Karangrejo dan Perkampungan Penduduk. Bangunan utama stasiun jadi pertokoan.

Sedangkan Dipo-nya berada di tengah-tengah perkampungan. Di samping Dipo berdiri sebuah masjid dan Turntable milik Dipo terbenam di pekarangannya. Bangunan Dipo itu sendiri kondisinya sangat mempriatinkan.

Turntable Dipo Lokomotif Banyuwangi Di Pekarangan Masjid

Warga di perkampungan malah memfungsikannya nggak ubahnya sebagai gudang. Itu kalo nggak mau disebut tempat sampah. Fisik bangunan sendiri kelihatan mau roboh. Jadi harus ada perhatian serius. Biar gimanapun juga ini adalah peninggalan sejarah.

Kondisi Kini DImanfaatkan Jadi Gudang

Jembatan Gang Depo

Nggak jauh dari situ ada sebuah jembatan kecil. Sepertinya ini adalah bekas jembatan kereta api. Namun sisa-sisa si ular besi udah nggak lagi kelihatan di sini. Jembatannya telah berubah jadi jalan untuk akses warga dan kendaraan bermotor. Ini adalah Jembatan Gang Depo. Sesuai dengan nama jalannya. Seolah bukti keberadaan Dipo Lokomotif Banyuwangi dan bekas jalur rel kereta.

Bekas Jembatan Kereta Api Telah Beralih Fungsi

Kesimpulan

Bangunan Dipo Lokomotif Banyuwangi yang merupakan bagian dari Stasiun Banyuwangi Lama kini dalam kondisi memprihatinkan. Kondisinya udah nyaris roboh dan dimanfaatkan oleh warga nggak ubahnya gudang. Biar gimanapun juga ini tetap peninggalan sejarah. Khususnya sejarah perkeretaapian di Tanah Suku Osing.

  1. Tahun 2019 ganti nama jadi Stasiun Ketapang dan Dipo Lokomotif Ketapang ↩︎

Comments

Leave a Reply