Kereta Api Lodaya : Antara Tanah Priangan dan Vortenslanden

kereta api lodaya antara tanah priangan dan vortenslanden

Kereta Api Lodaya merupakan penguhubung antara Tanah Priangan dan Vortenslanden. Mengawali dinasnya sebagai Senja Mataram dan Fajar Padjadjaran. Tiga kali mengalami perubahan sarana. Saat ini jadi satu-satunya kereta New Generation di Bandung.

Pendahuluan

Antara Tanah Priangan dan Bumi Mataram khususnya Vortenslanden dalam sejarahnya telah tersambung dengan jaringan rel kereta api. Tepatnya pada tahun 1894 jalur kereta api lintas barat (Staats Spoorwegen Op Westerlijnen) telah mencapai kota Yogyakarta. Dengan Stasiun Tugu Jogja sebagai terminus.

Untuk kereta api yang khusus melayani rute dari Priangan ke Vortenslanden, khususnya di era Staats Spoorwegen memang belum teridentifikasi. Memang pernah ada di dekade 1950-an. Namun satu hal yang pasti kereta khusus yang menghubungkan keduanya beroperasi di tahun 1992.

KA Senja Mataram dan Fajar Padjadjaran

Tanggal 11 Maret 1992, Perumka meluncukan dua kereta yakni KA Senja Mataram dan KA Fajar Padjajaran. Kedua kereta ini melayani rute Bandung-Yogyakarta PP dengan layanan full kereta bisnis (K2). KA Senja Mataram dinas malam sedangkan pagi harinya KA Fajar Padjadjaran.

Untuk sarananya dilakukan sistem rolling. Mirip seperti KA Argo Wilis dan Turangga sekarang. Sebagai contoh perjalanan pagi dari Bandung sebagai KA Fajar Padjadjaran dan ketika berangkat malam dari Stasiun Tugu Jogja namanya jadi KA Senja Mataram.

Beroperasinya KA Senja Mataram dan Fajar Padjadjaran menjadi awal terhubungnya Tanah Priangan dan Vortenslanden1 dengan kereta khusus. Tanpa mengabaikan keberadaan kereta lain sebelum keduanya di masa sebelumnya.

Seiring berjalannya waktu, rute kereta ini diperpanjang hingga Stasiun Solo Balapan. Juga dengan penambahan kereta eksekutif. Di sini terjadi perubahan sarana dari semula full kereta bisnis jadi campuran eksekutif bisnis.

pertama dinas sebagai senja mataram dan fajar padjadjaran

Kereta Api Lodaya Menjelang Pergantian Millenium

Masih di dekade 1990-an yakni sekitar tahun 1998, giliran nama kereta yang berubah. Perjalanan malam yang tadinya Senja Mataram berubah jadi Lodaya. Nama ini meupakan akronim dari Solo Bandung Raya.

Nama Lodaya juga diambil dari mitologi Sunda yakni sosok Macan Putih yang merupakan jelmaan dari Prabu Siliwangi. Adapun perjalanan pagi tetap dengan nama Fajar Padjadjaran.

Kereta Api Lodaya dengan Livery Khusus

Pada tanggal 20 Mei 2002, kereta ini dinas dengan livery khusus yang berbeda dengan kereta lain. Warna dasar putih dengan corak biru tua bertuliskan “Lodaya”. Nah tanggal ini pula yang banyak diyakini sebagai awal dinas Sang Macan Putih.

Terlepas dari itu, pada tahun tersebut seluruh perjalanan pada koridor Stasiun Solo Balapan hingga Bandung telah berganti nama jadi Lodaya. Namun livery khusus ini tak bertahan lama. Belum jelas sampai kapan. Namun dalam perjalanannya kereta ini pun akhirnya memakai livery yang sama seperti kereta lainnya.

Kereta Api Lodaya : Andalan Warga Priangan dan Mataram

Terlepas dari perbedaan tentang awal masa dinas itu pula, kereta ini telah menjadi andalan bagi warga Priangan maupun Mataram. Harga tiketnya adalah yang termurah bila dibandingkan dengan kereta komersial lainnya di koridor Priangan Timur. Kecuali dengan kereta ekonomi bersubsidi.

dari full kereta bisnis ke campuran dan berganti nama jadi lodaya

Rangkaian Stainless Steel Generasi ke-1

Sejak masih memakai nama Senja Mataram dan Fajar Padjadjaran hingga memasuki tahun 2018, kereta bisnis seperti udah jadi identitas. Padahal telah muncul wacana menghapus kereta bisnis. Ditambah lagi kehadiran sarana Stainless Steel Generasi ke-1 yang juga membawa kereta ekonomi Premium yang digadang akan menggantikan kereta bisnis.

Selama beberapa bulan Sang Macan Putih masih tetap bertahan dengan campuran eksekutif bisnis nya. Dinamika baru akhirnya terjadi di bulan November 2018. Sang Macan Putih mendapatkan alokasi sarana Stainless Steel Generasi ke-1 campuran eksekutif premium.

Salah satu perjalanan yakni pagi dari Bandung dan malam dari Stasiun Solo Balapan berganti sarana. Sementara itu perjalanan satunya tetap dengan eksekutif dan bisnis. Perubahan seluruh sarana baru terjadi memasuki awal tahun 2019. Sejak itu sarana dan layanan Kereta Api Lodaya berubah seluruhnya jadi stainless steel campuran eksekutif dan premium (Generasi 1).

akhir 2018 berganti jadi eksekutif dan premium

New Generation Pertama di Tanah Priangan

Kereta New Generation mulai diperkenalkan tahun 2023. Adalah KA Jayabaya yang mengawalinya. Perubahan pada sarana KA Ekonomi Plus Kemenhub nya dirombak menjadi New Generation. Sementara itu untuk kereta new generation asli baru diluncurkan tahun 2024 dalam wujud stainless steel. Kereta ini produksi PT. INKA Madiun.

Beruntung bagi Kereta Api Lodaya mendapatkan sarana baru Stainless Steel New Generation. Untuk campuran eksekutif dan premium. Bahkan kereta premiumnya jauh berbeda dengan sebelumnya.

Maka dengan ini Sang Macan menjadi kereta New Generation pertama dengan format campuran. Sekaligus yang pertama dinas di Tanah Priangan (Wilayah Daop 2 Bandung). Sarana baru ini mulai dibawa dinas pada 20 Mei 2024 untuk KA 92/93 terlebih dahulu.

Saat ini semua perjalanan baik KA 91/94 dan KA 92/93 telah menggunakan sarana Stainless Steel New Generation.

kereta api lodaya new generation pertama di bandung

Kesimpulan

Sejarah Kereta Api Lodaya tak bisa lepas dari Senja Mataram dan Fajar Padjadjaran. Mengawali dinasnya 11 Maret 1992 melayani rute Bandung-Yogyakarta PP dengan layanan full kereta bisnis. Tanah Priangan dan Vortenslanden terhubung dengan kereta khusus.

Beberapa waktu berselang rute kedua kereta diperpanjang ke Stasiun Solo Balapan dan perubahan layanan jadi campuran eksekutif-bisnis. Perpanjangan rute ini lantas memunculkan nama Lodaya yakni akronim Solo Bandung Raya. Disamping mitologi Sunda yakni sosok Macan Putih jelmaan Prabu Siliwangi.

Nama ini kemudian menggantikan Senja Mataram sekitar tahun 1998. Di tanggal 20 Mei 20022 bahkan mendapatkan livery khusus setelah Fajar Padjadjaran juga ikut diganti namanya. Meski tak bertahan lama.

November 2018 satu perjalanan mendapatkan alokasi stainless steel campuran eksekutif premium (generasi ke-1). Di 2019 seluruh layanan pun berubah jadi campuran eksekutif premium. Tanggal 20 Mei 2024 menjadi sejarah baru dengan sarana Stainless Steel New Generation. Jadi kereta New Generation pertama yang beroperasi di Tanah Priangan.

Lanjut? InSyaaAlloh!

Pembahasan tentang Kereta Api Lodaya masih akan berlanjut. Terlebih untuk mempertemukan sejarah awal pengoperasian Sang Macan Putih. Sebab masih terjadi perdebatan apakah kereta ini mulai dinas pada 11 Maret 1992 dengan memasukkan Senja Mataram dan Fajar Padjadjaran? atau apakah tanggal 20 Mei 2002 setelah semua perjalanan menjadi Lodaya?


  1. Mengapa Vortenslanden bukan Bumi Mataram? Berdasarkan sejarah, Bumi Mataram yakni wilayah Kesultanan Mataram itu cukup luas. Jadi nggak terbatas pada Ngayogyakarta Hadiningrat dan Surakarta Hadiningrat. Namun keduanya tetap bagian penting dari Kesultanan Mataram. Istilah Vortenslanden itu sendiri berasal dari Bahasa Belanda yang artinya tanah para raja. Tentu hal ini juga mengacu pada Perjanjian Giyanti yang membagi Mataram jadi dua yakni Ngayogyakarta dan Surakarta. Lantas Surakarta juga ada Pakubuwono dan Mangkunegaraan. Sedangkan Ngayogyakarta di kemudian hari juga ada Pakualaman. Masing-masing terdapat Raja yang memimpin. Nah inilah mengapa wilayah ini disebut sebagai Vortenslanden. Balik lagi ke Kereta Api Lodaya, tujuan akhir Stasiun Solo Balapan itu masuk ke dalam Vortenslanden sebagai wilayah Mangkunegran. Adapun bila menyebut Mataram, destinasi akhir KA Kutojaya Selatan juga wilayah Mataram. Sehingga makna lebih luas. Sedangkan Vortenslanden bagian dari Mataram. Lebih spesifik lagi. ↩︎
  2. Keyakinan tanggal 20 Mei 2002 merupakan awal dinas Kereta Api Lodaya memang nggak bisa disalahkan. Pada tanggal ini seluruh perjalanan telah menggunakan nama Lodaya. Setelah sebelumnya nama ini hanya menggantikan Senja Mataram untuk perjalanan malam. Meskipun begitu kereta ini juga tak bisa lepas dari Senja Mataram dan Fajar Padjadjaran yang mengawali dinasnya 11 Maret 1992. Sehingga tanggal itupun bisa dipakai sebagai awal dinas Sang Macan Putih. ↩︎

Comments

Leave a Reply