Perjalanan Naik KA Lodaya Bandung Solo 1 melintas Jalur Pegunungan Priangan Timur yang terkenal ekstrem. Masih di Gapeka 2023 dan Sang Macan juga masih dibawa dinas lokomotif CC206 dengan stamformasi 10 kereta (SF10). Pada perjalanan kali ini di ekonomi Stainless Steel New Generation (K3 SSNG).
- Pendahuluan
- Kereta Api Lodaya di Gapeka 2023
- KA Lodaya Bandung Solo 1 : Masih CC206 (SF10) dan Ls Stasiun Cibatu
- Stamformasi 10 dan Lokomotif CC206
- Berangkat Stasiun Bandung
- Double Track Kiaracondong Cicalengka
- KA Lodaya Bandung Solo 1 : Jalur Kereta Cicalengka Garut (Mulai Lintas Pegunungan)
- Ls Stasiun Cibatu dan Nanjak Lagi di Koridor Malangbong
- KA Lodaya Bandung Solo 1 : Berhenti Stasiun Cipeundeuy
- Melintas TKP Tragedi Trowek 1995
- Stasiun Tasikmalaya dan Jembatan Cirahong
- KA Lodaya Bandung Solo 1 : Berakhir di Stasiun Banjar
- Kesimpulan
Pendahuluan
Udah lama ya nggak ngepost Trip Report? Jujur karena belakangan terlalu concern dengan dua hal yakni Gapeka Baru tanggal 1 Februari 2025 dan pemesanan TIket kereta Api Lebaran 2025. Karena dua hal inilah konten tentang perjalanan belum lagi dibuat. Apalagi untuk perjalanan kan jelas harus ada video. Kalo nggak ada ibarat sayur tanpa garam.
Alhamdulillah, konten tentang perjalanan akhirnya bisa dipost juga. Lengkap dengan video-nya. Dimana ini adalah perjalanan terakhir naik KA Jarak Jauh keluar wilayah Daop 2 Bandung di Gapeka 2023. Kereta Api Lodaya yang dinaiki pada perjalanan ini juga udah berubah. Meski masih dengan dukungan sarana Stainless Steel New Generation (SSNG). Seperti Apakah perjalanannya?
Kereta Api Lodaya di Gapeka 2023
Seperti sempat disinggung sedikit barusan, perjalanan kali ini naik Kereta Api Lodaya. Merupakan perjalanan terakhir di Gapeka 2023, meski nggak terakhir banget ya secara harus tetap memperhitungkan perjalanan pulang ke Bandung nantinya.
Kereta Api Lodaya di Gapeka 2023 itu berbeda dengan Gapeka 2025. Meski masih sama-sama Stainless Steel New Generation (SSNG), ada perubahan pada dukungan sarana lokomotif dan stamformasinya. Di Gapeka sekarang Kereta Api Lodaya menggunakan stamformasi 9 kereta (SF9) dengan lokomotif CC204. Nah di Gapeka 2023, Sang Macan masih Stamformasi 10 (SF10) dengan CC206.
Nah, di konten perjalanan ini karena sekali lagi Gapeka 2023 otomatis jadwal dan pemberhentiannya pun masih mengikutinya. Bagi kamu yang ingin mengetahui jadwal Kereta Api Lodaya sekarang dan berhenti dimana saja bisa langsung ke konten ini: Jadwal KA Lodaya 2025 : Semua Perka Berhenti di Stasiun Cibatu
Sedangkan apabila kamu pengen tahu lebih jelas kenapa nggak lagi pake CC206 maka kamu bisa ke sini: Sarana Lokomotif KA Lodaya 2025 : Nggak Lagi CC206 (Defisit)
KA Lodaya Bandung Solo 1 : Masih CC206 (SF10) dan Ls Stasiun Cibatu
Tanggal 31 Oktober 2024 seolah masih segar dalam ingatan tentang perjalanan dengan kereta api Lodaya sebelumnya. Ketika kembali ke realitas setelah menghabiskan waktu selama kurang lebih hampir 2 pekan. Mulai dari Bromo dan berakhir di Yogyakarta. Hanya berselang 3 bulan udah ngetrip lagi aja nih. Naik Kereta Api Lodaya lagi.
Bedanya kali ini tujuan akhir Stasiun Solo Balapan. Dalam rangka ikutan Open Trip Naik Jalandara pada 2 November 2024. Selain itu bila sebelumnya di kereta eksekutif SSNG, kali ini gilirannya ekonomi SSNG. Karena kalo diperhatikan dengan SSNG ini antara eksekutif dan ekonomi nyaris nggak ada bedanya. Jadi pilihan jatuh pada ekonomi yang ongkosnya sedikit lebih murah.
Stamformasi 10 dan Lokomotif CC206
Perjalanan ini masih di Gapeka 2023. Kereta Api Lodaya masih berjalan dengan Stamformasi 10 kereta (SF10) ditarik Lokomotif CC206. Kalo Gapeka sekarang kan beda ya. Udah itu kebetulan juga naik di Kereta Ekonomi 4, yang mana lagi-lagi itu sekarang nggak ada. Karena di Gapeka 2025 Kereta Api Lodaya cuma membawa 3 kereta ekonomi SSNG menyesuaikan dengan lokomotif CC204 nya.
Berangkat Stasiun Bandung
Perjalanan kali ini start dari Stasiun Bandung. Seperti biasa sebelum memasuki area peron lebih dulu melakukan boarding. Nah proses itu udah sat set ya, secara kan udah pake Face Recognition dan data telah teregistrasi. Jadi tinggal melenggang aja masuk ke dalam area khusus penumpang.
Namun karena masih agak lama, calon penumpang Kereta Api Lodaya belum bisa langsung naik kereta. Tapi menunggu dulu di area tunggu penumpang sampai ada pengumuman lebih lanjut. Singkat cerita pengumuman datang dan kita semua boleh langsung ke peron jalur 3 dimana Sang Macan telah stand by. Tentu saja ke sananya naik skybridge.
Cukup jauh juga jalan ke kereta ekonomi 4 tapi semua terbayar ketika berhasil masuk dan duduk di kursi yang udah dipilih sebelumnya. Karena masih agak lama ya sempatkan dulu mengabadikan sejumlah momen. Tepat pada jam 06.55 WIB, Kereta Api Lodaya berangkat dari Jalur 3 Stasiun Bandung.
Double Track Kiaracondong Cicalengka
Kereta Api Lodaya sempat berhenti di Stasiun Kiaracondong. Namun hanya 2 menit. Jam 07.06 WIB berangat lagi dari Jalur 1 Kiaracondong. Selanjutnya Sang Macan akan melaju di koridor Kiaracondong Cicalengka. Dimana yang menjadi sorotan saat ini adalah pembangunan Double Track. Tujuannya agar nggak ada lagi ritual susul silang.
Double Track Kiaracondong Cicalengka ini cukup menarik. Di perjalanan ini memang belum aktif, khususnya di segmen Kiaracondong Gedebage dan Haurpugur Cicalengka. Ketika melintas Gedebage aja masih ada Commuter Line Bandung Raya yang menunggu persilangan. Adapun untuk segmen Gedebage Haurpugur udah sepenuhnya aktif.
KA Lodaya Bandung Solo 1 : Jalur Kereta Cicalengka Garut (Mulai Lintas Pegunungan)
Selepas Stasiun Cicalengka, Sang Macan masuk ke lintasan single track. Nah ini merupakan fase pertama dari Jalur Pegunungan Priangan Timur. Perjalanan kita kini telah memasuki Jalur Kereta Cicalengka Garut. Koridor ini udah mulai lumayan. Dari Cicalengka ke Nagreg aja itu udah menanjak.
Nggak lama melintas langsung Stasiun Nagreg, giliran Jembatan Citiis diseberangi. Kini Kereta Api Lodaya telah berada di Lembah Mandalawangi Garut. Dengan kontur lintasan yang menurun sampai dengan Leles, Kadungora. Di sini hanya ada satu stasiun yakni Stasiun Lebakjero yang punya spot eksotis.
Lintasan pegunungan ini berhasil dilahap dengan baik oleh Sang Macan. Jelas aja wong masih pake CC206. Nggak terasa perjalanan pun telah memasuki Stasiun Leles di Kadungora Garut. Kereta terus melaju sampai menyeberangi jembatan ekstrem kedua yakni Sasak Beusi Cibatu dan masuk Stasiun Cibatu.
Ls Stasiun Cibatu dan Nanjak Lagi di Koridor Malangbong
Nah di tanggal 31 Oktober 2024 perjalanan Kereta Api Lodaya dengan nomor 92 ini masih melintas langsung (ls) Stasiun Cibatu. Kalo sekarang kan berhenti ya. Dengan ini berakhirlah etape Jalur Kereta Cicalengka Garut dan kita akan masuk koridor Malangbong dimana jalur akan nanjak lagi.
Tanjakannya lumayan lho, konturnya berkelok, dan terdapat dua stasiun yakni Warung Bandrek dan Bumiwaluya. Juga ada tiga jembatan yang berkelok sebelum masuk Stasiun Cipeundeuy, yakni Jembatan Ciherang.

KA Lodaya Bandung Solo 1 : Berhenti Stasiun Cipeundeuy
Jam 08.41 WIB, Kereta Api Lodaya tiba di Stasiun Cipeundeuy. Memang semua kereta wajib berhenti di sini tanpa kecuali untuk pengecekan rem. Karena dua koridor sebelumnya cukup ekstrem. Pemberhentian di sini berlangsung selama 10 menit. Makanya banyak penumpang turun sebentar untuk jajan maupun mengabadikan sejumlah momen. Termasuk berhasil memfoto CC206 dari depan.

Melintas TKP Tragedi Trowek 1995
Jam 08.51 WIB Kereta Api Lodaya melanjutkan perjalanan. Kali ini medan yang dilewati adalah turunan ekstrem di wilayah perbatasan antara Kabupaten Garut dan Tasikmalaya. Namun pemandangannya juga sangat eksotis.
Sampai pada Sang Macan menyeberangi Jembatan Cirahayu yang jadi TKP Tragedi Trowek 1995, kemudian melintas langsung Stasiun Cirahayu. Lintasan menurun baru berakhir di Stasiun Ciawi. Selanjutnya kita akan melewati jalur yang cenderung datar.

Stasiun Tasikmalaya dan Jembatan Cirahong
Kereta Api Lodaya tiba di Stasiun Tasikmalaya jam 09.32 WIB dan berhenti selama 2 menit. Kemudian lanjut lagi dan sampai di sini lintasannya terlihat biasa saja meskipun cenderung agak menurun.
Namun terdapat satu spot yang sangat menarik dan cukup ekstrem tentunya. Apa lagi kalo bukan Jembatan Cirahong yang berada di perbatasan antara Kabupaten Tasikmalaya dan Ciamis. Jembatan ini sebelumnya terbilang unik karena bagian bawahnya biasa dipakai untuk melintas ban karet. Namun sekarang udah ditutup dengan alasan keselamatan.
Perjalanan pun tiba di Stasiun Ciamis pada 09.55 WIB dan sekali lagi berhenti selama dua menit. Lalu sang Macan melanjutkan perjalanan.

KA Lodaya Bandung Solo 1 : Berakhir di Stasiun Banjar
Saat ini Kereta Api Lodaya udah nggak lagi di lintasan ekstrem, justru cenderung datar. Pemandangan juga ya begitu-begitu aja. Nggak terasa kita telah memasuki Kabupaten Banjar. Akhir etape ke-1 pun semakin dekat. Di dalam kereta terdengar pengumuman bahwa beberapa saat lagi kereta akan tiba dan berhenti di Stasiun Kereta Banjar.
Pengumuman tersebut diiringi dengan himbauan atau lebih tepat peringatan agar penumpang jangan sampai melebihi relasi. Secara di koridor Bandung-Banjar ada yang namanya Tarif Khusus. Namun pernah ada kejadian fasilitas tersebut disalahgunakan. Penumpang nggak turun dan tetap di kereta sampai akhirnya ketahuan, diturunkan, dan kena blacklist.
Perjalanan KA Lodaya Bandung Solo 1 akhirnya tiba di Stasiun Kereta Banjar jam 10.18 WIB. Nah dengan demikian selesailah bagian pertama perjalanan dengan Kereta Api Lodaya yang sejatinya tujuan akhir Stasiun Solo Balapan.
Kesimpulan
Perjalanan KA Lodaya Bandung Solo 1 fokus di koridor Bandung Banjar. Dimana kereta melewati jalur pegunungan Priangan Timur. Sebelum masuk ke sana lebih dulu melintas Double Track Kiaracondong Cicalengka yang waktu itu belum sepenuhnya aktif meski telah terbangun.
Di Jalur Pegunungan Priangan Timur terdiri dari 3 segmen yakni Jalur Kereta Cicalengka Garut termasuk di dalamnya Lembah Mandalawangi, koridor Malangbong yang berupa tanjakan dan terdapat Jembatan Ciherang yang berkelok, dan turunan ekstrem Cipeundeuy Ciawi yang terdapat TKP Tragedi Trowek 1995.
Nggak lupa ada tiga jembatan yang terhitung ekstrem di sini: Jembatan Citiis, Sasakbeusi, Ciherang, Cirahayu, dan Cirahong.
Leave a Reply