Stasiun Cipeundeuy Garut Semua Wajib Berhenti

Stasiun Cipeundeuy Garut: Semua Wajib Berhenti

Stasiun Cipeundeuy Garut walapun kecil tapi semua kereta wajib berhenti. Tragedi Trowek 1995 jadi salah satu sebab. Masuk lintas dari Garut ke Cilacap.

Pendahuluan

Bila traveling dari Bandung ke Jawa Tengah, Yogyakarta, hingga Jawa Timur pastilah akan melewati dan berhenti di sebuah stasiun kecil yang masih bagian dari Kabupaten Garut.

Sebetulnya tempat ini merupakan bagian dari sejarah Perkeretaapian Indonesia. Tepatnya Jalur KA Trans Jawa pertama yang menghubungkan Jakarta dan Surabaya. Meskipun terdapat dua segmen berbeda operator.

Stasiun kecil ini pun termasuk di dalamnya. Diperkirakan telah ada sejak awal dibangunnya jalur kereta api dari Stasiun Cibatu hingga Kasugihan. Sebelum berbelok lagi menuju Cilacap.

Walaupun begitu ini bukan sembarang stasiun kecil. Bahkan sampai ada yang menyebutnya sakti. Dimana semua kereta api wajib berhenti tanpa kecuali. Mengapa bisa begitu?

Stasiun Cipeundeuy Garut Dibangun 1889

Belum ditemukan literatur kapan pastinya stasiun kecil ini dibangun. Namun bila mengacu pada pembangunan jalur kereta api dari Stasiun Cibatu hingga Cilacap Barat, harusnya mulai dibangun pada tahun 1889 dan beroperasi 1893. Lintas dari Garut ke Cilacap dimana Stasiun Cipeundeuy Garut masuk di dalamnya.

Dulunya boleh jadi hanyalah sebuah halte. Seperti juga Stasiun Cibatu. Meskipun begitu peranannya nggak bisa dipandang sebelah mata. Kondisi lintasan ekstrem kadang membuat lokomotif mengalami kendala teknis.

Atas dasar itu pihak Staats Spoorwegen (SS) mewajibkan semua kereta untuk berhenti di sini. Terlepas dari kepercayaan sebagian masyarakat di daerah itu akan hal bernuansa mistis. Namun kewajiban berhenti boleh jadi lebih pada aspek teknis.

Stasiun Cipeundeuy Mulai Disebut Sakti

Nah lantaran pihak Kolonial mewajibkan semua kereta berhenti, hal inilah yang akhirnya memunculkan anggapan bahwa Stasiun Cipeundeuy Garut merupakan stasiun sakti. Nggak sedikit pula yang mengaitkannya dengan hal mistis.

Namun balik lagi ke soal teknis tadi, memang dari Stasiun Cibatu hingga kesini jalur yang dilewati dalam keadaan menanjak. Nah setelahnya sampai dengan Ciawi itu kondisinya menurun.

Dari sini terlihat jelas bahwa kereta nggak boleh melintas langsung di stasiun ini. Demi keamanan dan keselamatan harus dilakukan pemeriksaan rem. Biasanya hal tersebut berlangsung selama 10-15 menit.

Sempat Bablas Hingga Tragedi Trowek 1995

Nggak begitu jelas apakah sampai pada masa Kemerdekaan Indonesia aturan berhenti itu tetap dijalankan atau nggak. Tapi yang jelas di tahun 1990-an aturan tersebut sempat dihilangkan.

Alasan Perumka selaku operator kala itu menganggap pemberhentian di sini hanya membuang waktu. Sehingga menganggap pemeriksaan rem di sini kurang efektif. Makanya kereta dibiarkan berjalan langsung.

Gambaran Singkat Tragedi Trowek 1995

Hingga tibalah saatnya 25 Oktober 1995 ketika sebuah rangkaian yang terdiri dari 13 kereta bersama 2 unit lokomotif melaju dari Stasiun Cibatu dan berhasil melewati jalur menanjak sampai dengan Stasiun Cipeundeuy Garut

Rangkaian panjang dalam kondisi lokomotif terus mengeluarkan api dan kereta dalam keadaan gelap. Melintas langsung dan masuk ke jalur menurun. Engine dinetralkan namun hal ini kemudian berujung bencana.

Kereta jadi meluncur tak terkendali hingga anjlok di Jembatan Trowek sepanjang 100 meter. Kecelakaan ini memakan korban 14 meninggal dunia dan 17 lainnya luka-luka. Rangkaian kereta tadi merupakan gabungan KA Kahuripan dan Galuh.

Tentang gimana detailnya silakan dibaca lagi konten berjudul Tragedi Trowek 1995 Maut di Priangan Timur.

Wajib Berhenti di Stasiun Cipeundeuy Berlaku Lagi

Dampak dari Tragedi Trowek 1995 itu Perumka memberlakukan lagi kewajiban berhenti tanpa kecuali di stasiun ini. Tujuannya nggak lain untuk pemeriksaan rem. Sama juga seperti yang pernah ada di era Staats Spoorwegen (SS) dulu.

Dan meskipun sebetulnya telah dinyatakan sakti sejak zaman penjajahan, kewajiban berhenti, bahkan sekelas KA Argo Wilis pun, makin memperkuat anggapan ini adalah stasiun sakti.

Maka dari itu mau KA Argo Bromo Anggrek sekalipun seandainya melewati lintas Priangan Timur tetap akan terkena kewajiban berhenti di sini. Bahkan KLB yang ditumpangi Presiden. Semua wajib berhenti agar Tragedi Trowek 1995 tak terulang lagi.

Stasiun Cipeundeuy Garut Layani Penumpang

Cuma stasiun kelas 3 tapi semua kereta wajib berhenti. Semula kewajiban itu hanya sekedar untuk memeriksa rem. Namun seiring berjalannya waktu, PT. KAI akhirnya membuka layanan penumpang dari sini.

Karenannya keberadaan stasiun ini dirasakan cukup penting. Terutama bagi warga Garut. Satu-satunya yang melayani semua jadwal perjalanan kereta api jarak jauh. Dibukannya layanan penumpang membuat perekonomian di sekitar stasiun jadi lebih hidup.  

Kesimpulan

Stasiun Cipeundeuy Garut diperkirakan telah berdiri sejak 1889 dan beroperasi 1893 bersamaan dibangunnya jalur kereta api dari Garut ke Cilacap via Stasiun Cibatu dan Kasugihan.

Di era Staats Spoorwegen (SS) telah menjadi stasiun sakti karena adanya kewajiban berhenti untuk pemeriksaan rem. Namun entah gimana ceritanya hal itu sempat dihapus. Khususnya di tahun 1990-an awal. Sampai terjadi Tragedi Trowek 1995 yang membuat stasiun kembali sakti.

Kini bukan sekedar kegiatan pemeriksaan rem aja. Tapi juga telah ada layanan untuk penumpang Kereta Api Jarak Jauh (KAJJ). Hal yang memberi dampak positif bagi perekonomian di sekitarnya.

Galeri Foto

Lanjut ke Jadwal

InSyaaAlloh pembahasan masih akan dilanjutkan ke Jadwal Stasiun Cipeundeuy Layani Semua Perka. Terutama bagi kamu yang membutuhkannya dan hendak naik atau turun di sini.