Sukses membuka keterisolasian Bandung, kini giliran jalur kereta Cicalengka Garut dibangun dengan alasan serupa. Total ada 14 stasiun dan halte di awal pembangunanya. Kini layani 14 perjalanan kereta. Apa aja itu?
Pendahuluan
Keberhasilan pemerintah Kolonial Belanda membangun jaringan kereta api dari Bogor ke Bandung hingga Cicalengka otomatis membuka keterisolasian daerah-daerah itu. Begitupun dengan pengangkutan hasil bumi jadi lebih dipercepat.
Namun ternyata masih ada potensi terpendam dari daerah Garut yang kala itu masih terpencil. Pada tahun 1887 Staatspoorwegen (SS) mulai membangun jalur kereta api dari Stasiun Cicalengka terus ke pedalaman Priangan.
Kawasan yang akan dihubungkan ialah Garut. Jalur kereta api akan banyak menaiki dan menuruni lembah. Juga terdapat dua bentang jembatan besar yakni Jembatan Citiis Nagreg dan Jembatan Sasak Beusi di dekat Cibatu, Garut.
Dari situ jalur kereta api akan berbelok ke selatan mengikuti aliran Sungai Cimanuk hingga mencapai Kota Garut. Setelah itu pembangunan diteruskan ke Jawa Tengah tapi melalui Cibatu.
Nah bagtaimana perjalanan jalur kereta api itu selanjutnya? Seperti apakah kondisinya sekarang? Yuk Kita Simak!
Faktor Ekonomi Dibalik Jalur Kereta Cicalengka Garut
Seperti halnya Jakarta-Bandung-Cicalengka via Bogor sebelumnya, pembangunan Jalur Kereta Cicalengka Garut juga didasarkan pertimbangan faktor ekonomi.
Wilayah Garut diketahui punya potensi hasil bumi bagus. Salah satu diantaranya ialah kopi. Nah kopi asal Garut ini udah kesohor dari dulu. Selain itu juga punya potensi wisata. Namun sayangnya masih sangat terpencil sehingga harus dibuka.
Karena itu pada tahun 1887 atau 3 tahun setelah jalur kereta api mencapai Cicalengka, pembangunannya dilanjutkan ke Garut. Menembus Lembah Mandalawangi.
Bagaimana proses pembangunan jalur tersebut? Bisa dibaca lebih lengkap di konten sebelumnya Jalur KA Cibatu Garut Bukan Lintas Cabang.
Terdiri dari 14 Stasiun dan Halte
Jalur Kereta Cicalengka Garut yang menembus Lembah Mandalawangi dan mengikuti alur Sungai Cimanuk di fase akhir terdiri dari 14 Stasiun dan Halte. Apa aja itu?
Stasiun Nagreg dan Lebakjero
Tentunya dimulai dari Stasiun Cicalengka. Lanjut dua Stasiun yakni Stasiun Nagreg dan Stasiun Lebakjero ketika menembus Lembah Mandalawangi. Diantara keduanya terdapat satu buah bentang jembatan besar yakni Jembatan Citiis.
Dari Leles ke Leuwigoong
Setelah menuruni Lembah Mandalawangi terdapat 2 stasiun dan 1 halte yakni Stasiun Leles, Stasiun Karangsari dan Halte Leuwigoong. Dari Leuwigoong menyeberangi Sungai Cimanuk via Jembatan Sasakbeusi Cimanuk.
Mengikuti Alur Sungai Cimanuk
Kemudian Jalur Kereta Cicalengka Garut berbelok ke selatan mengikuti alur Sungai Cimanuk. Sebelum memasuki Kota Garut ada 5 pemberhentian lagi yakni Stasiun Pasir Jengkol (awalnya halte), Citameng, Hunjurea, Cinunuk dan Cimurah. Sebelum tiba di Stasiun Garut sebagai terminus lintas utama ini.
Dua Stasiun Dibangun Belakangan
Seiring perjalanan waktu kemudian ada penambahan dua stasiun lagi yakni Stasiun Wanaraja di antara Halte Hunjurea dan Halte Cinunuk. Juga Stasiun Cibatu yang dibangun paling akhir bersamaan dengan kelanjutan jalur kereta api ke Jawa Tengah pada tahun 1889.
Dari Garut ke Cilacap
Kota Garut dimana terdapat Stasiun Garut memang merupakan terminus dari lintas utama Jalur Kereta Api Cicalengka Garut. Namun demikian pembangunan tetap lanjut ke Tasikmalaya, Banjar, hingga Cilacap di Jawa Tengah.
Start dari Stasiun Cibatu
Hanya saja jalur ke Jawa Tengah itu nggak dibangun dari Stasiun Garut. Melainkan dari simpangan yang kelak berdiri Stasiun Cibatu. Di sinilah dua lintasan utama bercabang.
Seperti telah disingung sebelumnya, Stasiun Cibatu baru dibangun tahun 1889 bersamaan dengan kelanjutan menuju Jawa Tengah. Dari sinilah dimulai pembangunan jalur kereta api dari Garut ke Cilacap.
Kondisi Sama dan Dibangun di Tahun yang Sama
Dalam arti sesungguhnya dari Stasiun Cibatu yang masuk wilayah Kabupaten Garut. Menuju Stasiun Kasugihan, salah satu bagian dari Cilacap Barat. Bagaimana dengan Kota Cilacap?
Kondisinya sama dengan Garut. Dimana di tahun yang sama dengan jalur kereta api Cicalengka Garut (1887) juga dibangun jalur kereta api Yogyakarta-Cilacap. Lagi-lagi lintas utamanya bercabang di Kasugihan.
Jalur Kereta Cicalengka Garut Layani 6 Perjalanan Kereta Api
Kini jalur kereta Cicalengka Garut merupakan jalur penting di kawasan Priangan. Meskipun di sisi lain pernah mengalami pasang surut. Bahkan jalur KA Cibatu-Garut sempat non-aktif selama kurang lebih 36 tahun (1983-2019)
Jumlah stasiun dan halte nya juga menyusut jadi tinggal 10 dari semula 14. Bahkan untuk bangunan halte kini tinggal menyisakan Halte Leuwigoong. Halte Citameng, Hunjurea, Cinunuk, dan Cimurah telah ditutup permanen.
Meskipun demikian jalur kereta api yang jadi salah satu segmen dalam Jalur Padalarang Kasugihan ini memiliki 6 layanan perjalanan kereta api. 2 kereta api lokal dan 4 kereta api jarak jauh.
KA Lokal Garut Cibatuan dan Lokal Cibatuan
Untuk kereta lokal, terdapat 3 kali perjalanan KA Lokal Garut Cibatuan. Riciannya untuk rute Garut-Purwakarta PP (dihitung 2 kali) dan Garut-Padalarang sebanyak satu perjalanan.
Ditambah KA Lokal Cibatuan rute Padalarang-Cibatu PP yang dihitung sebanyak dua kali perjalanan. Malam dari Padalarang dan perjalanan pagi dari Stasiun Cibatu.
Baik KA Lokal Garut Cibatuan maupun Lokal Cibatuan berhenti di semua stasiun. Hanya KA 442 yang nggak berhenti di Halte Leuwigoong. Begitupula Stasiun Lebakjero nggak melayani penumpang.
Kereta Api Cikuray
Lanjut ke Kereta Api Jarak Jauh, ialah Sang Pelopor Kereta Api Cikuray di rute Garut-Jakarta Pasar Senen PP (dihitung 2 perjalanan). KAJJ pertama yang berhasil melintas di jalur legendaris.
Untuk segmen jalur kereta Cicalengka Garut, Kereta Api Cikuray berhenti di Stasiun Cicalengka, Stasiun Leles, Stasiun Cibatu dan Stasiun Garut. Bahkan disediakan tarif khusus.
Kereta Api Serayu
KAJJ lainnya ialah Kereta Api Serayu dari Stasiun Purwokerto tujuan akhir Stasiun Jakarta Pasar Senen. Di Kabupaten Garut, Kereta Api Serayu singgah di Stasiun Cibatu dan Stasiun Leles.
Semua perjalanan kereta api Serayu, baik Serayu Pagi maupun Serayu Malam dari kedua arah berhenti di kedua stasiun tersebut. Sehingga totalnya 4 perjalanan. Ini jadi KAJJ terbanyak yang berhenti di wilayah Garut Raya.
Kereta Api Pasundan
Kemudahan buat wargi Garut Raya yang hendak menuju Jogja, Solo, hingga Surabaya. Nggak perlu repot dan ribet ke Cipeundeuy. Kereta Api Pasundan siap layani kamu dari Stasiun Leles dan Stasiun Cibatu.
Juga bagi yang nggak mau ribet harus ke Bandung dulu (via Stasiun Kiaracondong) ketika hendak ke wilayah Garut. Karena dari Surabaya Gubeng ke Kiaracondong juga berhenti di Leles dan Cibatu.
Kereta Api Malabar
Satu-satunya kereta api yang boleh dibilang elite ini ternyata juga berhenti di Stasiun Leles. Namun hanya KA 120 dari Bandung ke Malang aja yang dijadwalkan berhenti di Stasiun Leles.
Kesimpulan
Jalur kereta Cicalengka Garut merupakan lanjutan dari jalur kereta api Jakarta-Bandung-Cicalengka (via Bogor) yang telah dibangun sebelumnya. Tujuannya untuk membuka keterisolasian Garut yang kaya akan potensi ekonomi.
Semula terdiri dari 14 stasiun dan halte. Namun seiring perjalanan waktu dan sempat alami pasang surut jumlahnya berkurang jadi 10 stasiun dan halte. Dimana Halte Leuwigoong jadi satu-satunya halte yang masih bertahan hingga kini.
Lintas utama yang jadi bagian dari Jalur Padalarang Kasugihan ini merupakan jalur penting saat ini. Tercatat 5 perjalanan kereta api Lokal dan 9 perjalanan KAJJ dilayani di sini. Paling banyak ialah Kereta Api Serayu (Purwokerto-Jakarta Pasar Senen PP).
Galeri Foto Jalur Kereta Cicalengka Garut
Jadwal Perjalanan Kereta Api
Berikut adalah jadwal perjalanan Kereta Api di Stasiun-Stasiun yang ada di segmen Jalur Kereta Cicalengka Garut. Berdasarkan Gapeka 2021
KA Lokal Garut Cibatuan 441
Rute: Stasiun Garut – Stasiun Purwakarta
Garut | Wanaraja | Pasir Jengkol | Cibatu | Halte Leuwigoong | Karangsari | Leles | Nagreg | Cicalengka |
10.55 | 11.10 | 11.32 | 11.46 | 12.50 | 12.01 | 12.11 | 12.35 | 12.52 |
KA Lokal Garut Cibatuan 442
Rute : Stasiun Purwakarta – Stasiun Garut
Cicalengka | Nagreg | Leles | Karangsari | Halte Leuwigoong | Cibatu | Pasir Jengkol | Wanaraja | Garut |
20.30 | 20.47 | 21.10 | 21.19 | 21.25 | 21.35 | 21.48 | 22.01 | 22.23 |
KA Lokal Cibatuan 447
Rute : Stasiun Cibatu – Stasiun Padalarang
Cibatu | Halte Leuwigoong | Karangsari | Leles | Nagreg | Cicalengka |
04.40 | 04.46 | 05.11 | 05.22 | 05.46 | 06.05 |
KA Lokal Garut Cibatuan 448
Rute : Stasiun Purwakarta – Stasiun Garut (berjalan langsung Halte Leuwigoong)
Cicalengka | Nagreg | Leles | Karangsari | Cibatu | Pasir Jengkol | Wanaraja | Garut |
08.12 | 08.33 | 08.57 | 09.27 | 09.42 | 09.55 | 10.08 | 10.29 |
KA Lokal Garut Cibatuan 451
Rute : Stasiun Garut – Stasiun Padalarang
Garut | Wanaraja | Pasir Jengkol | Cibatu | Halte Leuwigoong | Karangsari | Leles | Nagreg | Cicalengka |
06.05 | 06.27 | 06.40 | 06.55 | 07.02 | 07.11 | 07.22 | 07.54 | 08.11 |
Kereta Api Cikuray
Rute : Stasiun Garut – Stasiun Jakarta Pasar Senen PP
No KA | Garut | Cibatu | Leles | Nagreg | Cicalengka |
7047 | 07.05 | 07.49 | 08.11 | 08.55 | 09.13 |
No. KA | Cicalengka | Nagreg | Leles | Cibatu | Garut |
7048 | 23.00 | 23.17 | 23.40 | 23.58 | 00.53 |
Kereta Api Serayu
Rute : Stasiun Purwokerto – Stasiun Jakarta Pasar Senen PP (via Kiaracondong)
No. KA | Rute | Stasiun KA | Datang | Berangkat |
301 | Purwokerto – Jakarta Pasar Senen | Cibatu | 12.12 | 12.16 |
301 | Purwokerto – Jakarta Pasar Senen | Leles | 12.32 | 12.35 |
302 | Jakarta Pasar Senen – Purwokerto | Leles | 14.30 | 14.32 |
302 | Jakarta Pasar Senen – Purwokerto | Cibatu | 14.47 | 14.56 |
305 | Purwokerto – Jakarta Pasar Senen | Cibatu | 22.06 | 22.09 |
305 | Purwokerto – Jakarta Pasar Senen | Leles | 22.24 | 22.26 |
308 | Jakarta Pasar Senen – Purwokerto | Leles | 01.13 | 01.15 |
308 | Jakarta Pasar Senen – Purwokerto | Cibatu | 01.30 | 01.33 |
Kereta Api Pasundan
Rute: Stasiun Kiaracondong – Stasiun Surabaya Gubeng PP
No. KA | Rute | Stasiun KA | Datang | Berangkat |
286 | Kiaracondong – Surabaya Gubeng | Leles | 11.01 | 11.03 |
286 | Kiaracondong – Surabaya Gubeng | Cibatu | 11.18 | 11.20 |
285 | Surabaya Gubeng – Kiaracondong | Cibatu | 18.00 | 18.03 |
285 | Surabaya Gubeng – Kiaracondong | Leles | 18.19 | 18.23 |
285 | Surabaya Gubeng – Kiaracondong | Nagreg | 18.44 | 19.00 |
Kereta Api Malabar
Rute: Bandung – Malang
No. KA | Rute | Stasiun KA | Datang | Berangkat |
120 | Bandung – Malang | Leles | 18.21 | 18.25 |
Referensi
Mulyana, Agus. 2017. Sejarah Kereta Api di Priangan. Yogyakarta: Penerbit Ombak
Raap, Oliver Johannes. 2017. Sepoer Oeap di Djawa Tempo Doeloe. Jakarta: KPG (Kepustakaan Populer Gramedia)
Leave a Reply