01 Agresi Militer Belanda 1 dan Gerbong Maut Bondowoso

Agresi Militer Belanda 1 dan Gerbong Maut Bondowoso

Agresi Militer Belanda 1 merupakan awal dari sebuah tragedi kemanusiaan yakni Gerbong Maut Bondowoso. Tragedi itu memakan 46 korban meninggal dunia yang terdiri dari pejuang dan rakyat.

Pendahuluan

Sebuah gerbong kereta barang tersimpan di Museum Brawijaya Kota Malang. Namun itu bukanlah gerbong barang biasa. Lebih dari itu merupakan saksi sebuah peristiwa memilukan di masa perang kemerdekaan.

Gerbong tersebut digunakan untuk mengangkut tahanan militer Belanda dari kalangan pejuang dan rakyat Indonesia. Mereka hendak memindahkan dari Penjara Bondowoso ke Bubutan Surabaya.

Pemindahan yang ternyata tak berlagsung mulus. Pasalnya 46 dari 100 korban tahanan militer itu meninggal dunia karena kehabisan oksigen. Sebuah tragedi yang belakangan terkenal dengan sebutan Gerbong Maut Bondowoso.

Gagalnya Perundingan Linggarjati

Terjadinya tragedi Gerbong Maut Bondowoso tak bisa lepas dari Agresi Militer Belanda 1. Namun itu juga diawali dari kegagalan Perundingan Linggarjati antara Republik Indonesia dan Kerajaan Belanda.

Akibat perbedaan tafsir dari keduabelah pihak. Dimana pada akhirnya pihak Belanda menyatakan tak lagi terikat dengan perundingan. Memang pada dasarnya mereka sendiri masih berusaha menguasai Indonesia yang telah merdeka

Agresi Militer Belanda 1 : Pengambilan Asset Penting

Tanggal 21 Juli 1947 mulailah Agresi Militer Belanda 1. Dengan kekuatan penuh dan serba modern menyerbu Indonesia. Agresi Militer yang dinamai Operatie Product ini tujuan untuk menegakkan kembali kolonial sekaligus menduduki asset-asset penting seperti perkebunan, industri, hingga kereta api.

Agresi Militer Belanda 1 : Bondowoso Diduduki

Kekuatan tak seimbang membuat pihak Republik harus menyingkir ke pegunungan untuk selanjutnya melakukan perlawanan secara gerilya. Dengan demikian Belanda berhasil menduduki sejumlah kota. Salah satunya Bondowoso.

Meski demikian serangan gerilya dari para pejuang tetap berjalan setiap hari. Hal itu membuat militer Belanda melakukan aksi penangkapan secara besar-besaran. Baik pejuang yang terciduk maupun rakyat yang dicurigai sebagai penyokong.

Perlakuan Kejam Militer Belanda

Mereka yang tertangkap mendapatkan perlakuan kejam dan tak manusiawi. Penangkapan gencar akhirnya membuat Penjara Bondowoso semakin penuh dan tak bisa menampung tahanan lagi.

Pemindahan Tahanan ke Penjara Bubutan Surabaya

Pihak Belanda berencana memindahkan para tahanan terutama yang kelas berat ke Penjara Bubutan Surabaya. Mereka dari kalangan pejuang seperti Tentara Republik Indonesia (TRI), Kepolisian, hingga Laskar. Juga dari rakyat biasa yang dianggap penyokong utama.

Pengangkutan Dengan Kereta Api

Moda transportasi kereta api dipilih untuk pemindahan tahanan. Dilakukan dalam 3 tahap. Pada dua tahap awal tak menemui masalah karena menggunakan kereta penumpang. Namun pengangkutan ke-3 berujung malapetaka.

Pasalnya tahap ke-3 ini menggunakan kereta barang yang tertutup rapat. Di dalamnya udah pasti minim oksigen. Terlebih tawanan yang diangkut berjumlah 100 orang dan dibagi ke dalam 3 gerbong barang.

Agresi Militer Belanda 1 : Perjalanan Menuju Petaka

Sepanjang perjalanan menuju Surabaya para tahanan kerap menggedor-gedor dinding gerbong karena kehausan dan udara pengap. Namun para penjaga tak menghiraukan. Sebaliknya malah balik memaki.

Setibanya di Stasiun Wonokromo Surabaya, dari 100 tahanan 49 diantaranya meninggal dunia. Terbanyak berada di gerbong GR-10152 dimana nggak ada satupun tahanan yang hidup. Sebuah petaka yang dikenal sebagai Tragedi Gerbong Maut Bondowoso.

Agresi Militer Belanda 1: Bukti Kekejaman Militer Belanda.

Tragedi Gerbong Maut Bondowoso yang diawali Agresi Militer Belanda 1 menjadi satu bukti kekejaman Militer Belanda terhadap rakyat Indonesia. Terlebih kepada pejuang Pro Kemerdekaan. Aksi Militer itu sendiri mendapat kecaman dari PBB dan dunia Internasional.

Kesimpulan

Tak lengkap membahas Tragedi Gerbong Maut Bondowoso tanpa Agresi Militer Belanda 1. Sebab aksi militer yang dinamakan Operatie Product dan bertujuan menegakkan kembali kolonial dan menguasai asset penting merupakan awal mula terjadinya peristiwa memilukan itu.

Terlebih setelah berhasil menduduki Bondowoso, pihak Militer Belanda melakukan penangkapan besar-besaran hingga membuat Penjara Bondowoso penuh. Tahanan kelas berat dipindahkan ke Penjara Bubutan Surabaya.

Proses pemindahan menggunakan kereta api dalam 3 tahap. Sayangnya tahap 3 malah berujung malapetaka dengan jatuhnya 49 korban meninggal dunia karena menggunakan kereta barang tanpa ventilasi. Satu peristiwa yang dikenal dengan nama Tragedi Gerbong Maut Bondowoso.

InSyaaAlloh Lanjut ke Tragedi Gerbong Maut Bondowoso

Pembahasan masih akan dilanjutkan lagi, InSyaaAlloh, ke Tragedi Gerbong Maut Bondowoso. Berupa kronologis pemindahan tahanan pro Republik dari Penjara Bondowoso ke Penjara Bubutan Surabaya yang berujung petaka tersebut.

Galeri Foto

Referensi

Anonymus. 2021. Agresi Militer Belanda I: Sebab dan Kronologi Serangan. Jakarta: CNN Indonesia

Anggita Apriliani dan Andari Novianti. 2022. Gerbong Maut Bondowoso: Saksi Bisu Kejamnya Belanda Usai Indonesia Merdeka. Jakarta: Kumparan Travel

Hendi Jo. 2017. 13 Jam Bersama Maut. Jakarta: Historia ID