Museum Brawijaya Gerbong Maut Tak Terpisahkan

01 Museum Brawijaya Gerbong Maut Tak Terpisahkan

Museum Brawijaya Gerbong Maut, menyaksikan saksi sejarah kelam masa Perang Kemerdekaan dulu. Jadi daya tarik dan icon sehingga sulit dipisahkan. Sayangnya ini hanyalah kunjungan singkat.  

Pendahuluan

Biasanya konten trip report nggak akan jauh dari perjalanan naik kereta api. Namun kali ini agak berbeda. Dimana kita akan mengunjungi sebuah museum di Kota Malang.

Meski nggak naik kereta, di museum itu terdapat gerbong kereta peninggalan sejarah. Bahkan bukan sembarangan gerbong ya. Karena itu adalah bukti nyata bagaimana perjuangan mempertahankan kemerdekaan dulu.

Sebuah gerbong barang kuno telah lama ada di museum milik TNI AD itu. Dulunya gerbong itu adalah kuburan para pejuang dan rakyat yang menjadi kekejaman Belanda yang masih berambisi menguasai Indonesia pasca kemerdekaan 17 Agustus 1945.

Museum Brawijaya Gerbong Maut Di Pusat Kota

Nggak terlalu sulit untuk mengunjungi Museum Brawijaya Gerbong Maut. Secara lokasinya juga masih berada di sekitar Pusat Kota Malang. Apalagi dari Stasiun Malang bisa aja tinggal order transportasi online untuk berkunjung ke sana.

Perjalanan ke Museum Brawijaya Gerbong Maut

Museum Brawijaya Gerbong Maut terletak di Jalan Besar Ijen No.25 A Kecamatan Klojen Kota Malang. Nah dari nama kecamatannya aja sebetulnya terlihat bahwa ini masih satu wilayah kecamatan dengan Stasiun Malang yang juga terletak di Klojen.

Hanya bedanya Stasiun Malang itu di Klojen Pusat. Nah untuk bisa sampai ke sini mesti melewati Alun Alun Malang dulu. Atau mungkin jalan lain gimana si tukang transportasi online-nya.

Start dari Hotel Margosuko

Namun pada saat berkunjung ke sini itu startnya dari Hotel Margosuko di Jalan KH. Ahmad Dahlan yang sebetulnya udah masuk Kawasan Kota Lama Malang. Meskipun juga masih di wilayah Klojen.

Sebetulnya Museum Brawijaya Saja

Adapun nama resmi museumnya sendiri ialah Museum Brawijaya. Dirintis oleh Mantan Panglima Kodam V Brawijaya, Brigjen TNI (Purn) Soerachman (1959-1962) pada tahun 1962 dan selesai 1968. Kemudian diresmikan tanggal 14 Mei 1968.

Aslinya merupakan museum perjuangan. Di sini banyak menyimpan koleksi benda-benda bersejarah khususnya yang berkaitan dengan perlengkapan militer. Utamanya ialah berbagai jenis persenjataan. Bahkan kendaraan dinas.

Gerbong Maut Paling Menarik Perhatian

Namun yang paling menarik perhatian ialah sebuah gerbong tua yang dipajang di halaman dalam museum. Gerbong berjenis GR 10152 ini memiliki catatan kelam sebagai kuburan para pejuang dan rakyat Indonesia asal Bondowoso.

Sehingga dijuluki sebagai Gerbong Maut. Ini adalah saksi sejarah kekejaman Belanda yang masih sangat berambisi untuk menjajah kembali Indonesia yang telah merdeka sejak 17 Agustus 1945.

Cerita Singkat Gerbong Maut Bondowoso

Nah karena yang diangkut adalah tawanan asal Bondowoso maka sering juga disebut Gerbong Maut Bondowoso. Aslinya rangkaian kereta yang membawa tawanan itu terdiri dari 3 gerbong barang. Namun hanya ini yang bisa diselamatkan.

Argesi Militer Belanda ke-1

Bermula ketika Agresi Militer Belanda ke-1 tahun 1947. Diikuti dengan penangkapan sejumlah orang yang dicurigai “ekstremis” oleh pihak Belanda. Tentunya yang dimaksud itu ialah para pejuang Republik (TNI, Polisi, Laskar).

Pemindahan Tahanan Katagori Berat ke Surabaya

Singkat cerita penjara Bondowoso overload. Pihak Belanda ingin memindahkan sebagian tahanan katagori berat ke Penjara Bubutan Surabaya. Untuk transportasi dipilih kereta api.

Neraka di atas Kereta Api

Para tahanan digiring ke Stasiun Bondowoso dan dinaikkan ke rangkaian kereta api dengan 3 gerbong barang tertutup rapat. Para tahanan dikunci di dalam. Nah perjalanan panjang seketika berubah menjadi neraka.

Ketika tiba di Stasiun Wonokromo, sebagian besar tahanan telah meninggal dunia. Tragisnya lagi di gerbong bernomor GR 10152 ini nggak satupun tahanan yang hidup.

Jadilah Museum Brawijaya Gerbong Maut

Nah gerbong GR 10152 ini yang sekarang ada dan dipajang di Museum Brawijaya. Dimana seluruh tahanan tewas di dalamnya. Bahkan gerbong ini disebut angker. Disinilah Museum Brawijaya Gerbong maut seolah tak terpisahkan. Telah menjadi daya tarik sekaligus icon.

Gimana cerita pemindahan tahanan oleh Belanda yang berujung maut itu? InSyaaAlloh akan dibahas dalam konten sendiri. Tentunya karena ini peristiwa sejarah akan masuk tema sejarah.

Tujuan Kunjungan ke Museum Brawijaya

Pemilihan judul Museum Brawijaya Gerbong Maut itu karena memang tujuannya ke sana untuk melihat langsung peninggalan sejarah kelam itu. Walaupun nggak naik kereta tapi yang dilihat tetap aja kereta.

Sehingga ini juga bisa dijadikan konten Naik Kereta Api. Dalam arti melihat-lihat rangkaian Gerbong Maut Bondowoso GR 10152 yang menewaskan semua tahanan pejuang dan rakyat Indonesia di masa Perang Kemerdekaan.

Gerbong Maut itu paling pertama dikunjungi. Setelah selesai melihat-lihat dan mengambil foto barulah ke benda-benda museum lainnya. Namun kunjungan itu singkat saja.

Pasalnya di hari itu tanggal 16 November 2022 juga ada agenda ke Jatim Park 1 dan Museum Angkut di Kota Batu. Jadi selepas kunjungan Museum Brawijaya Gerbong Maut langsung cabut ke sana.

Kesimpulan

Ini merupakan perjalanan kunjungan ke Museum Brawijaya Gerbong Maut. Tujuan utamanya jelas untuk melihat langsung saksi sejarah kelam kekejaman Belanda terhadap rakyat Indonesia di masa Perang Kemerdekaan.

Gerbong Maut bernomor GR 10152 ini ceritanya bahkan sangat miris. Karena semua yang diangkut di sana nggak satupun selamat. Adapun frase yang disandingkan dengan Museum Brawijaya itu dikarenakan gerbong ini seolah telah menjadi daya tarik sekaligus icon.

Sayangnya ini hanya kunjungan singkat. Sebab perjalanan akan berlanjut ke Kota Batu. Mengunjungi Jatim Park dan Museum Angkut. Meski habis melihat gerbong itu masih sempat melihat koleksi lainnya.

Galeri Foto Museum Brawijaya Gerbong Maut

Peta Lokasi dan Harga Tiket

Mau mengunjungi museum sekaligus menyaksikan sendiri saksi sejarah kelam kekejaman Belanda? Ini dia lokasinya. Masih di sekitaran Pusat Kota Malang. Harga Tiket Masuk Rp 10.000,00.

Comments

2 responses to “Museum Brawijaya Gerbong Maut Tak Terpisahkan”

Leave a Reply