Stasiun Banyuwangi Lama : Kini Pasar dan Perkampungan

Stasiun Banyuwangi Lama _ Kini Jadi Pasar dan Perkampungan

Stasiun Banyuwangi Lama dioperasikan Staats Spoorwegen (SS) tahun 1903. Kegiatan perkeretaapian di sini berakhir pada 1988. Bersamaan dengan pindahnya aktivitas pelabuhan dari Boom ke Ketapang. Kini telah berubah menjadi Pasar dan Perkampungan Warga.

Video tentang Stasiun Banyuwangi Lama juga ada di Mugen ID YouTube Channel. Bagi yang ingin menonton di YouTube, ini link-nya https://youtu.be/EKung-tlcKI

Pendahuluan

Sebuah Bangunan Lama berdiri di Jalan Pierre Tendean Banyuwangi. Sekilas merupakan kompeks pertokoan. Namun sebetulnya bangunan itu dulunya merupakan stasiun kereta api yang melayani perjalanan penumpang dan angkutan barang. Plang tanda Asset PT. KAI juga terpasang di depannya.

Tepat ke seberang ada lagi sebuah bangunan bergaya kolonial. Perkiraan bekas rumah dinas. Juga dengan tanda Asset milik KAI di depannya. Melangkah sedikit dan masuk ke Jalan Lumba-Lumba semakin membuktikan bahwa bangunan ini adalah bekas stasiun yang kini telah berubah jadi pasar.

Lalu berjalan lagi lebih jauh kita akan ketemu bangunan bekas Dipo Lokomotif yang berada di tengah-tengah perkampungan warga. Bekas Dipo itu sekarang dimanfaatkan oleh warga tak ubahnya gudang. Kawasan yang pernah menjadi saksi sejarah perkeretaapian Indonesia dan jika melihat kondisinya sekarang, aktivitas perkeretaapian mustahil untuk kembali ke sana.

Bangunan Utama Stasiun Kini Sudah Sedikit Berbeda

Stasiun Banyuwangi Lama : Paling Timur Tapi Bukan Ujung

Bangunan pertokoan yang dimaksud adalah bekas Stasiun Banyuwangi Lama. Stasiun ini mulai beroperasi tahun 1903 sebagai bagian dari Jalur Kereta Surabaya Banyuwangi yang telah dibangun sejak 1878. Staats Spoorwegen (SS) adalah operator stasiun ini. Merupakan stasiun kereta paling timur di Pulau Jawa walaupun bukan ujung rel. Karena jalur rel kereta baru berakhir di Pelabuhan Boom.

Stasiun Banyuwangi Lama di Era Staats Spoorwegen (SS)

Stasiun Banyuwangi Lama : Rumah Lama Sang Legenda

Stasiun ini merupakan pintu masuk utama Banyuwangi selama hampir 9 dekade. Sejak pertama kali dioperasikan oleh Staats Spoorwegen (SS) tahun 1903 hingga berakhir di era PJKA tahun 1988. Stasiun ini pernah jadi “rumah” bagi Kereta Api Mutiara Timur yang mulai beroperasi tahun 1972. Ketika sang legenda hadir dengan layanan campuran bisnis-ekonomi.

Posisinya yang dekat dengan Pelabuhan Boom menjadikan Sang Legenda juga terkoneksi dengan penyeberangan ke Pulau Bali. Apalagi dulu pernah ada PJKA Laut yang mengoperasikan Kapal Ferry Penyeberangan. Tiket kereta udah berikut penyeberangan bila ingin lanjut ke Bali.

Stasiun Banyuwangi Lama : Punya Dipo Lokomotif

Sebagai stasiun utama di Banyuwangi, stasiun ini punya fasilitas Dipo Lokomotif beserta turntable-nya. Dengan nama Dipo Lokomotif Banyuwangi. Sebagai Stasiun paling Timur (meski bukan ujung), keberadaan Dipo Lokomotif Banyuwangi beserta Turntable-nya tentu sangat urgent.

Terlebih di era Staats Spoorwegen (SS) menggunakan lokomotif uap yang hanya bisa searah. Sehingga membutuhkan turntable untuk membalik arah.

Bekas Dipo Lokomotif Banyuwangi Kondisi Minim Perawatan

Relokasi Jalur Kereta dan Akhir Aktivitas Perkeretaapian

Pada tahun 1985 terjadi perpindahan aktivitas pelabuhan penyeberangan dari Boom1 ke Ketapang. Dimana jarak dari Ketapang ke Pulau Bali (Gilimanuk) lebih dekat daripada Boom ke Gilimanuk. Perpindahan ini membuat PJKA melakukan relokasi jalur kereta api ke sebelah barat mengarah Pelabuhan Ketapang.

Jalur baru ini mulai dari Kabat sampai Ketapang, lewat Karangasem dan Argopuro. PJKA membangun Stasiun Banyuwangi Baru2 yang dekat dengan Pelabuhan Ketapang. Praktis di tahun itu, aktivitas perkeretaapian pun pindah ke Banyuwangi Baru3. Termasuk layanan Kereta Api Mutiara Timur. Dipo Lokomotif-nya juga pindah ke sana.

Meskipun begitu Stasiun Banyuwangi Lama masih beroperasi sebatas layani angkutan barang. Tahun 1988 angkutan barang juga ikutan pindah ke stasiun yang baru di Ketapang. Dengan demikian, aktivitas perkeretaapian pun berakhir.

Tutup Permanen Jadi Pasar Pujasera Karangrejo dan Perkampungan Warga

Relokasi jalur kereta api ke segmen Kabat-Ketapang praktis mengakhiri aktivitas perkeretaapian segmen lama Kabat-Boom. Praktis jalur berikut Stasiun Banyuwangi Lama dan segala fasilitasnya tutup permanen.

Kegiatan perkeretaapian lantas berganti menjadi perdagangan. Emplasemen Stasiun telah berubah menjadi jejeran pertokoan Pasar Pujasera Karangrejo. Bangunan utama di Jalan Pierre Tendean jadi pertokoan.

Sedangkan bekas Dipo Lokomotif Banyuwangi kondisi kurang terawat dan dimanfaatkan warga jadi gudang. Sedangkan turntable terpendam di pekarangan Masjid. Dipo ini berada di tengah perkampungan warga. Sebuah jembatan kecil nggak jauh dari bekas Dipo juga berubah jadi akses masuk perkampungan untuk kendaraan bermotor maupun pejalan kaki.

Rel-nya sendiri pun udah nggak lagi terlihat. Bekas jalur kereta kini menjadi Gang Depo. Seolah menunjukkan bahwa di sini dulunya jalur kereta. Meski masih banyak ditemukan plang tanda Asset KAI, aktivitas perkeretaapian nggak akan balik lagi ke sini. Semua udah tutup permanen dan beralih fungsi.

Emplasemen Utara Kini Berubah Jadi Pasar Pujasera Karangrejo

Bangunan Utama Stasiun Banyuwangi Lama Sempat Renovasi?

Sadar nggak ya kalo diperhatikan antara bangunan asli yang dibangun Staats Spoorwegen (SS) dan bangunan sekarang yang warnanya Tosca itu ada beda lho. Bangunan asli SS itu atap bangunan utamanya menyamping semua dan hanya ada kanopi di pintu utama. Sedangkan yang sekarang, mungkin juga era PNKA, itu udah berubah.

Atap di pintu masuk utama dan mungkin hall utamanya berbentuk segitiga menghadap ke barat. Dengan logo PNKA terpasang. Sedangkan kanopinya masih mirip dengan peninggalan SS. Adapun bagian emplasemen dan peron semuanya masih peninggalan SS. Dari sini boleh dibilang stasiun ini sempat renovasi sebelum tutup permanen. Entah kapan renovasinya, belum ditemukan catatannya.

Kesimpulan

Stasiun Banyuwangi Lama beroperasi tahun 1903 hingga 1988. Pindahnya aktivitas pelabuhan penyeberangan dari Boom ke Ketapang membuat PJKA merelokasi jalur kereta ke sebelah barat yang menghubungkan Kabat dan Ketapang via Karangasem dan Argopuro.

Aktivitas perkeretaapian, termasuk layanan Kereta Api Mutiara Timur, pindah ke Stasiun Banyuwangi Baru4 yang dekat dengan Pelabuhan Ketapang. Menyusul pada 1988 angkutan barang juga ikutan pindah ke sana. Sejak itulah semua aktivitas perkeretaapian di segmen Kabat-Boom berakhir.

Stasiun dan kawasan sekitarnya berubah menjadi Pasar Pujasera Karangrejo dan Perkampungan Penduduk. Bangunan utama juga berubah jadi pertokoan. Fasilitas pendukung Dipo Lokomotif kini dimanfaatkan warga sebagai gudang. Meski banyak ditemukan tanda Asset KAI, aktivitas perkeretaapian nggak akan balik lagi ke sini. Semua telah tutup permanen dan beralih fungsi.

Bangunan utama stasiun sepertinya sempat mengalami renovasi. Walaupun belum diketahui kapan renovasinya. Karena ada perbedaan di hall utama antara bangunan asli Staats Spoorwegen (SS) dan bangunan yang ada sekarang udah jadi pertokoan.

InSyaaAlloh Lanjut ke Emplasemen

Pembahasan tentang Stasiun Banyuwangi Lama peninggalan Staats Spoorwegen (SS) inSyaaAlloh lanjut ke Emplasemen. Kini telah berubah jadi Pasar Pujasera Karangrejo. Langsung aja ke sini : Emplasemen Stasiun Banyuwangi Lama (Jejak Itu Kini Hilang)


  1. Pelabuhan Boom kini lebih dikenal sebagai Pantai Boom Marina, salah satu destinasi wisata. Meski sebenarnya masih ada fungsi pelabuhan namun hanya sebatas pelabuhan nelayan dan kapal wisata. Adapun jalur kereta-nya udah nggak ditemukan sama sekali. ↩︎
  2. Pada akhir tahun 2019 karena posisinya yang jauh, Stasiun Banyuwangi Baru ganti nama jadi Ketapang. Sedangkan Karangasem jadi Stasiun Banyuwangi Kota karena letaknya lebih dekat ke Banyuwangi nya. ↩︎
  3. Ibid ↩︎
  4. Ibid ↩︎

Comments

Leave a Reply