Dinas Pelayaran PJKA : Sisa Kejayaan Pelabuhan Boom

01 Divisi pelayaran PJKA Sisa Kejayaan Pelabuhan Boom Banyuwangi

Dinas Pelayaran PJKA adalah divsi yang khusus mengoperasikan kapal ferry penyeberangan untuk mendukung konektivitas dengan kereta api. Salah satunya pernah ada di Banyuwangi. Namun pada tahun 1989 divisi ini dibubarkan dan seluruh armada kapal dialihkan ke ASDP.

Pendahuluan

Wah masih belum kelar aja nih bahas Stasiun Banyuwangi Lama dan Pelabuhan Boom. Padahal stasiun harusnya udah selesai dengan Dipo Lokomotif Banyuwangi. Eh ternyata masih kurang karena ujung rel Pulau Jawa yang lama di Pelabuhan Boom Banyuwangi terlewat. Nah karena udah dibahas juga, rasanya kurang lengkap kalo nggak sekalian sama klimaks-nya. Seperti apakah klimaks-nya?

Dinas Pelayaran PJKA dan Konektivitas Angkutan Kereta Api

Ini dia klimaksnya, Dinas Pelayaran PJKA. Kaget kan ternyata dulu PJKA bukan hanya mengoperasikan kereta api. Tapi juga jadi operator kapal laut. Lebih tepat kapal ferry untuk penyeberangan antarpulau yang tentu saja nggak bisa lepas dari kereta api.

Jadi keberadaan divisi ini sebetulnya berkaitan dengan konektivitas angkutan kereta api. Terutama di stasiun terminus atau ujung rel yang terpisah oleh selat (laut) atau Sungai.

Dinas Pelayaran PJKA : Warisan Staats Spoorwegen (SS)

Sebetulnya di era kolonial, kegiatan penyeberangan antarpulau yang terkoneksi dengan kereta api udah pernah ada. Staats Spoorwegen (SS) dulu pernah mengoperasikan kapal penyeberangan antar pulau. Nah setelah Indonesia Merdeka dan pengakuan kedaulatan oleh Kerajaan belanda, warisan ini diteruskan oleh Djawatan Kereta Api (DKA). Kemudian PNKA dan akhirnya PJKA.

Dinas Pelayaran PJKA : Selat Bali hingga Sungai Musi

Divisi ini pernah beroperasi di Selat Bali dengan rute Boom-Gilimanuk PP. Rute ini terkoneksi dengan Kereta Api Mutara Timur yang perjalanannya berakhir di Stasiun Banyuwangi Lama. Penumpang yang hendak melanjutkan perjalanan menuju Pulau Bali diangkut oleh bus yang nantinya diseberangkan Kapal Penyeberangan milik PJKA dari Pelabuhan Boom Banyuwangi.

Hal yang sama pun terjadi di Selat Madura atau rute Ujung Kamal. Menghubungkan Lintas Surabaya dengan Jalur Kereta Api Madura. Kemudian Selat Sunda antara Merak dan Panjang. Hingga di Sumatera Selatan yang melayani penyeberangan Sungai Musi dan Sungai Ogan yang terkoneksi dengan Stasiun Kertapati.

Sisa Kejayaan Pelabuhan Boom Banyuwangi

Balik lagi ke Tanah Suku Osing, keberadaan Dinas Pelayaran PJKA ini merupakan bagian dari kejayaan Pelabuhan Boom Banyuwangi yang telah berlangsung sejak era kolonial. Karena dulunya aktivitas penyeberangan Jawa Bali memang di sini. Jalur kereta api berakhir di sini. Namun perjalanan Kereta Api Mutiara Timur memang nggak nyampe ke sini.

Penumpangnya pindah naik bus yang disediakan oleh PJKA dan kemudian menyeberang ke Bali via Pelabuhan Boom Banyuwangi naik Kapal PJKA. Meskipun bukan operator resmi, PJKA turut andil dalam periode kejayaan Pelabuhan Boom Banyuwangi. Bahkan pernah jadi homebase untuk kapal ferry penyeberangan.

03 Pernah Jadi Base Divisi Kelautan PJKA (Ujung Rel Timur)

Operasikan Dua Kapal : KM Blambangan dan KM Kintamani

Di rute Boom-Gilimanuk PP, PJKA mengoperasikan dua kapal ferry penyeberangan. Masing-masing KM Blambangan dan KM Kintamani. Kedua kapal ini terintegrasi dengan Kereta Api Mutiara Timur. Jadi penumpang tujuan Bali maupun yang dari Bali punya semacam tiket terusan. Kereta Api udah sekaligus bus pengumpan dan penyeberangannya.

04 PJKA Pernah Operasikan Dua Kapal Penyeberangan Boom Gilimanuk

Berakhir Tahun 1989 dan Dilanjutkan ASDP

Aktivitas penyeberangan di Pelabuhan Boom Banyuwangi berakhir tahun 1985. Kemudian pindah ke Ketapang yang jaraknya lebih dekat dengan Gilimanuk. Otomatis rute KM Blambangan dan KM Kintamani juga mengalami perubahan pada saat itu.

Sayangnya Dinas Pelayaran PJKA harus mengakhiri operasionalnya pada tahun 1989. Diantara sebab ialah Beroperasinya Jembatan Ampera dan Penutupan Jalur Kereta Api Madura yang berpengaruh pada keberlangsungan divisi ini. Seluruh asset dialihkan ke ASDP. Kegiatan penyeberangan pun lanjut bersama ASDP. Adapun PJKA fokus ke angkutan kereta api.

Kesimpulan.

Meski bukan operator, Pelabuhan Boom Banyuwangi pernah menjadi base Dinas Pelayaran PJKA. Divisi yang dulu pernah ada dan merupakan warisan dari Staats Spoorwegen (SS). Khusus mengoperasikan kapal ferry penyeberangan antarpulau yang terkoneksi langsung dengan angkutan kereta api.

Salah satunya di rute Boom-Gilimanuk, divisi ini mengoperasikan KM Blambangan dan KM Kintamani yang terkoneksi Kereta Api Mutiara Timur. Sayangnya divisi ini harus mengakhiri operasionalnya tahun 1989. Semua asset diserahkan dan kegiatan penyeberangan dilanjutkan oleh ASDP.

02 Sekarang Lebih Dikenal Pantai Boom Marina

Comments

Leave a Reply