Banyaknya persilangan akibat single track Surabaya Malang. Naik kereta jadi dianggap kurang ideal. Karena waktu tempuh bisa lebih lama. Makanya nggak sedikit memilih transportasi lain. Ada apa gerangan?
Pendahuluan
Masih berkaitan dengan konten sebelumnya, Trip Kereta Api Tumapel, meskipun bukan kelanjutan. Kali ini kita akan membahas tentang transportasi kereta api penghubung dua kota bertetangga Surabaya dan Malang.
Seperti di konten tersebut banyak anggapan bahwa kereta api kurang ideal untuk memenuhi kebutuhan para penglaju antar kedua kota. Bahkan nggak sedikit yang lebih memilih transportasi alternatif seperti bus.
Ada apa gerangan? Apa yang menyebabkan transportasi kereta api komuter dianggap nggaik begitu ideal di koridor tersebut?
Single Track Surabaya Malang Sejak era Kolonial
Masalah paling mendasar tentu saja single track Surabaya Malang. Sejak awal dibangun oleh Staats Spoorwegen (SS) sebagai bagian dari Sejarah Kereta Api Surabaya hingga sekarang masih seperti itu.
Bahkan ketika terjadi bencana Lumpur Porong jalur tersebut dalam ancaman besar. Sebenarnya problem yang satu ini udah ada solusinya. PT.KAI bersama DJKA (Direktorat Jenderal Kereta Api) telah mereaktivasi petak Sidoarjo-Mojokerto via Tarik.
Rencananya itu akan jadi bagian dari relokasi jalur kereta api apabila nantinya terendam lumpur dan nggak bisa diselamatkan. Kabar baiknya hingga saat ini kemungkinan paling jelek itu belum terjadi. Meski ancaman juga masih ada.
Keberadaan single track Surabaya Malang pun menjadi bertambah vital mengingat segmen Pasuruan – jember – Banyuwangi pun ikutan memanfaatkan jalur tersebut. Dari Surabaya jalur bercabang di Stasiun Bangil.
Single Track Surabaya Malang Banyak Persilangan
Kondisi Single Track Surabaya Malang otomatis menjadikannya banyak persilangan antar kereta. Terutama di segmen Surabaya-Bangil. Disitulah terjadi pertemuan antara kereta api rute Blitar dan Banyuwangi.
Persilangan paling banyak terjadi di Stasiun Wonokromo, Waru, Gedangan, hingga Sidoarjo. Bahkan di malam hari Stasiun Gedangan nggak lagi melayani persilangan antar kereta.
Dalam kondisi begini kebayanglah gimana jadinya kalo ada kereta mengalami delay. Udah pasti perjalanan akan menjadi kacau. Seperti pada trip Kereta Api Tumapel itu tertahan hampir satu jam di Wonokromo dan Waru.
Info pertama membuat bingung. Barulah yang versi tukang ojol itu mendekati benar. Bahwa ada kereta mengalami gangguan di Stasiun Bangil. Sehingga Perka Tumapel delay sampai 1 jam.
Nggak Sedikit Cari Alternatif Lain
Dengan kondisi demikian banyak yang menyebutkan terutama dari pakar dan forum transportasi bahwa untuk kereta komuter Surabaya Malang itu belum memenuhi ekspektasi.
Apalagi kalo sampe delay bisa sejam begitu jadilah kurang ideal. Karenanya nggak sedikit para komuter itu yang mencari alternatif transportasi lain seperti Bus. Jadi naik KRD Sidoarjo dulu dilanjut bus jurusan Arjosari Malang
Metode estafet gitu bahkan oleh sebagian orang dianggap lebih baik ketimbang full trip Kereta Api Tumapel atau Penataran. Apalagi sekarang ada Trans Jatim yang cukup memudahkan para komuter ini.
Kesimpulan
Single Track Surabaya Malang membuat perjalanan kereta api komuter menjadi kurang ideal sebagai penghubung kedua kota. Mengharuskan terjadinya persilangan dan bisa terjadi kekacauan bila ada satu kereta mengalami delay.
Kondisi demikian membuat nggak sedikit para komuter yang lebih memilih transportasi umum alternatif seperti bus. Naik KRD Sidoarjo lanjut bus jurusan Arjosari. Bahkan sekarang bisa memanfaatkan Trans Jatim.
Galeri Foto
Single Track Surabaya Malang Jadi Jawaban
Nah konten ini merupakan jawaban mengapa sampai terjadi delay pada Trip Kereta Api Tumapel tanggal 15 November 2022. Delaynya nyampe satu jam pula. Kondisi demikian mengharuskan adanya persilangan.
Apalagi di segmen Bangil juga dilewati kereta jurusan Jember dan Banyuwangi. Nah problem kalo sampe ada satu aja delay apalagi gangguan. Dan benar aja dapat info dari tukang Ojol ternyata ada kereta gangguan di Stasiun Bangil.
Leave a Reply