Urgensi Double Track Cicalengka dan Lintas Utama Lainnya

urgensi double track cicalengka dan lintas utama lainnya

Banyak yang mengaitkan kecelakaan kemarin dengan Double Track Cicalengka yang belum tuntas. Seberapa pentingkah itu dan juga di lintas utama lainnya secara umum?

Pendahuluan

Tragedi Cicalengka dimana dua kereta bertabrakan adu banteng di petak Haurpugur Cicalengka yang masih menggunakan single track. Berdasarkan kesaksian seorang penumpang KA 350 Commuter Line Bandung Raya harusnya menunggu KA 65 Turangga di Stasiun Haurpugur

Namun yang terjadi malah KA 350 diberangkatkan dan ketika berjalan pelan memasuki Stasiun Cicalengka, saat itu pula KA 65 menghantam dari arah berlawanan. Tercatat 4 orang meninggal dunia dalam musibah ini.

Pasca Tragedi Cicalengka berbagai spekulasi pun berhembus. Tak sedikit yang menyorot dan mengaitkan kecelakaan ini dengan kondisi petak Haurpugur Cicalengka yang sampai detik ini masih single track.

Double Track Bandung Saat Ini

Sedikit info Double Track Bandung telah tersambung dari Gedebage ke Haurpugur. Untuk Kiaracondong ke Gedebage saat ini sudah mendekati 90% secara dua jalur telah terpasang dan rel baru telah digunakan untuk lalu lintas kereta api (penerapan Switching Over).

Adapun segmen Haurpugur Cicalengka baru dalam tahap pengecoran untuk meratakan tanah yang sebelumnya merupakan sawah. Lebih dari itu, segmen ini juga satu-satunya yang masih menggunakan persinyalan mekanik. Sedangkan lainnya telah beralih ke elektrik.

Masih single track dan sinyal mekanik membuat kondisi segmen ini dikaitkan dengan Tragedi Cicalengka. Sebagian kecil ada yang sampai mempolitisasi musibah ini hingga diluar konteks. Kejadian yang bertepatan dengan tahun politik, masalah begini kerap dijadikan bahan untuk ribut di sosial media.

Sementara segmen itu sendiri adalah bagian dari Lintas Utama (jalur selatan) yang juga tersambung dengan Jalur Kereta Cicalengka Garut dan membentang terus hingga ke Surabaya. Hampir semua segmen Priangan masih single track. Pertanyaan seberapa pentingkah Double Track?

Double Track Cicalengka Rencana Lama

Sebetulnya pembangunan Double Track Cicalengka telah lama diwacanakan. Pasalnya jalur yang dilewati Kereta Commuter Line Bandung Raya baru sampai Stasiun Kiaracondong yang double track. Selebihnya masih single track. Hal ini telah berlangsung lama sejak era Kolonial.

Harus diakui perkembangan transportasi umum di Bandung Raya memang banyak mengalami kendala. Bukan hanya berbasis rel tapi juga jalan raya. Sering ditemukan adanya Pro dan Kontra.

Pembangunan Double Track Cicalengka dinilai terlambat. Memang lebih baik terlambat daripada nggak ada sama sekali. Biar gimanapun juga layanan komuter harus terus ditingkatkan sebagai bagian dari upaya untuk memindah masyarakat dari kendaraan pribadi ke transportasi umum.

Untuk jangka panjang direncanakan jalur kereta Padalarang Cicalengka akan dielektrifikasi. Nantinya Kereta Commuter Line Bandung Raya menggunakan KRL sebagai ganti kereta konvensional yang masih dipakai hingga kini.

Double Track Cicalengka Belum 80%

Adapun perkembangan Double Track Cicalengka sejauh ini masih belum mencapai 80% karena segmen Kiaracondong dan Cicalengka masih pakai single track. Bahkan yang terakhir disebut sistem persinyalan masih mekanik.

Dari Gedebage ke Haurpugur saat ini telah menggunakan double track. Dimana nggak ada lagi aktivitas persilangan dan persusulan antar kereta di sepanjang jalur. Aktivitas tersebut hanya ada di Stasiun Cicalengka, Haurpugur, Gedebage, dan Kiaracondong.

Kiaracondong ke Gedebage dua jalur rel kereta telah terpasang. Saat ini telah dilakukan switching over ke jalur baru karena akan dilakukan penggantian rel lama. Boleh dibilang untuk segmen ini progresnya 90%. Tinggal menunggu selesai penggantian hingga double track bisa dilewati dengan aman.

Nah Double Track Cicalengka di bagian akhir inilah yang masih sangat tertinggal. Malah baru tahap pengecoran dan meratakan tanah yang sebelumnya sawah. Ketika terjadi Tragedi Cicalengka, proses pengerjaan masih berlangsung.

Ideal Untuk Lintas Utama Padat

Double Track Cicalengka dan Lintas Utama secara umum memang perlu. Apalagi bila traffic perkeretaapian di situ sangat padat. Untuk jalur yang dilewati KA Commuter Line Bandung Raya sendiri itu termasuk padat. Makanya begitu urgen diterapkan disitu.

Lintas utama lainnya yang idealnya dibangun double Track adalah Blitar Line. Disini juga ada aktivitas Commuter Line Dhoho Penataran dan sejumlah rangkaian kereta api jarak jauh.

Sedangkan lintas utama yang nggak begitu padat seperti Jalur KA Cibatu Garut dan Brumbung Solo itu single track dirasa masih cukup. Demikian pula sistem persinyalan mekanik masih bisa dipakai di keduanya.

Untuk yang padat jelas lebih bagus dibangun double track atau minimalnya sistem persinyalan diganti dulu dari mekanik ke elektrik bila ada sedikit kendala semisal pembebasan lahan. Dalam rangka meningkatkan keamanan dan keselamatan perjalanan kereta.

Kesimpulan

Belajar dari Tragedi Cicalengka yang terjadi kemarin, keberadaan Double Track Cicalengka dan Lintas Utama padat lainnya memang perlu. Hal itu terkait dengan faktor keamanan dan keselamatan perjalanan.

Jika memang ada kendala pembebasan lahan misalnya, minimal persinyalan dirubah dari mekanik ke elektrik.

Galeri Foto

Comments

Leave a Reply