Jalur KA Bandung Cicalengka Dalam Pusaran Sejarah

Jalur KA Bandung Cicalengka Dalam Sejarah

Mulai beroperasi Juni 1884, Jalur KA Bandung Cicalengka mengalami banyak dinamika dalam pusaran sejarah. Mulai dari pembangunan Viaduct (1938) dan sekarang diupgrade jadi double track seluruhnya.

Seiring tuntas dan beroperasinya jalur kereta api antara Batavia dan Bandung 17 Mei 1884, Staatspoorwegen (SS) melanjutkan pembangunan ke Cicalengka. Sebagai langkah awal untuk menghubungkan Batavia dengan wilayah Jawa Tengah, Yogyakarta dan Jawa Timur. Nantinya jalur tersebut akan menjadi lintas utama.

Segmen Batavia-Bandung meliputi jalur yang kini kita kenal dengan nama resmi Jalur KA Manggarai-Padalarang. Termasuk petak ekstrem Cipatat-Tagog Apu yang hingga kini masih dalam proses agar bisa dioperasikan lagi. Adapun segmen Padalarang-Bandung merupakan jalur datar.

Terdapat beberapa stasiun persinggahan di segmen tersebut. Mulai dari Stasiun Cimahi, Stasiun Cimindi, dan Stasiun Ciroyom. Lho Gadobangkong nggak termasuk? Halte kecil tersebut baru dibangun sekitar akhir dekade 1980-an.

Jalur KA Bandung Cicalengka Tanpa Viaduct

Ketika awal diresmikan pada Juni 1884 segmen ini dibangun tanpa Viaduct Kebon Jukut yang sekarang kita kenal. Dulu disitu pake JPL Landraaweg. Bila melihat foto jadul, JPL Landraaweg ada di sisi barat Sungai Cikapundung. Di sisi timurnya belum ada jalan sebagaimana sekarang.

Viaduct ini baru dibangun sekitar pertengahan 1930-an. Seiring perkembangan Kota Bandung. Saat ini kawasan sekitar Viaduct menjadi jalan akses penting bagi perekonomian Kota Bandung. Dari selatan ke utara via Braga akan lewat Viaduct sisi timur.  

Sementara dari selatan ke Stasiun Bandung (utara) dan Pasir Kaliki lewat Viaduct sisi barat. Seperti halnya dari Kebonjati dan Stasiun Selatan ke Lembong. Juga akan melintas JPL Braga.

JPL Braga Nan Legendaris

Selepas Landraaweg (Kebon Jukut), terdapat satu spot yang juga legendaris yakni JPL Braga 162. JPL ini telah eksis sejak jalur KA Bandung Cicalengka dibuka untuk pertama kalinya. Bahkan dulu di sekitar situ ada percabangan ke sebuah gudang. Bangunan gudang kini telah beralih fungsi menjadi Bank Mandiri.

Gardu JPL Braga 162 telah memanfaatkan bangunan baru. Adapun bangunan lamanya masih ada dan tetap dilestarikan. Meskipun nggak lagi dioperasikan. Terakhir bangunan itu masih beroperasi di dekade 1990-an hingga pergantian millennium.

Selepas spot bersejarah itu JPL Merdeka. Nggak ada yang istimewa di sini kecuali Gereja Katedral St. Petrus. Sama juga bangunan gereja ini merupakan warisan sejarah dan telah ada sejak masa kolonial.

Menurut masterplan pengembangan jaringan kereta api Bandung Raya, di sini nantinya akan dibangun stasiun tambahan. Sekilas memang sangat dekat dengan Stasiun Bandung. Boleh jadi dibangunnya stasiun itu untuk meringankan beban Stasiun Bandung yang semakin padat seiring waktu. Apalagi akan punya layanan Feeder KCJB.

Selepas Stasiun Bandung sendiri ada Stasiun Cikudapateuh. Mulanya hanyalah halte kecil namun berkembang jadi punya percabangan ke Pasar Kosambi hingga Soreang dan Ciwidey. Berada tepat di Posweg (sekarang Jalan Ahmad Yani).

Double Track Kiaracondong-Cicalengka

Pertama kali dibuka, Jalur KA Bandung Cicalengka tentunya masih single track. Namun dalam perkembangan selanjutnya dibuat jadi double track. Terutama sejak Viaduct Kebon Jukut selesai dibangun pertengahan 1930-an. Viaduct ini mengakomodasi double track.

Jalur double track membentang dari Stasiun Padalarang, kemudian ke Stasiun Bandung, dan berakhir di Stasiun Kiaracondong. Nah dari sisi ke Cicalengka masih single track. Kondisi terus berlangsung bahkan hingga ratusan tahun kemudian.

Keberadaan single track jelas merupakan hambatan tersendiri bagi traffic kereta api. Terlebih ada KA Lokal Bandung Raya sebagai kereta komuter perkotaan. Namanya komuter butuh headway sesingkat mungkin. Gegara single track headway-nya jadi 30-45 menit. Bahkan bisa 1 jam.

Secara lintas selatan ini aslinya juga jalur utama. Bahkan jalur utama yang pertama kali dibangun di Pulau Jawa. Nah lintas yang dilayani KA Lokal Bandung Raya ini terus diupayakan agar bisa double track seluruhnya. Dan akhirnya dimulailah pembangunan double track Kiaracondong-Cicalengka.

Saat ini progress pembangunan telah menyelesaikan jalur baru di lintas Cimekar hingga Haurpugur. Mungkin di tahap pertama bisa aja ke Haurpugur dulu. Baru nantinya tembus Cicalengka. Untuk blok Cicalengka memang tengah mulai tahap pembangunan. Hanya saja butuh pengerasan tanah karena akan melintas daerah persawahan.

Jalur KA Bandung Cicalengka Siap Double Track

Dengan demikian nantinya seluruh jalur KA Bandung Cicalengka akan double track. Headway KA Lokal Bandung Raya bisa jadi lebih singkat. Bahkan setelah semuanya selesai akan dilakukan proses elektrifikasi. Sehingga KA Lokal Bandung Raya yang sekarang masih pake kereta konvensonal nantinya menggunakan rangkaian KRL.

Galeri Foto

Comments

One response to “Jalur KA Bandung Cicalengka Dalam Pusaran Sejarah”

Leave a Reply