Stasiun Bogor Paledang telah banyak berubah. Kondisinya jauh lebih bagus dan lebih besar daripada 8 tahun lalu. Telah dilengkapi skybridge penghubung dengan Stasiun Bogor. Siap sambut kembali Kereta Pangrango, jadi terminus kereta aglomerasi itu.
Pendahuluan
Pertama kali beroperasi pada tahun 2013 bersamaan dengan Kereta Api Pangrango sebagai kelanjutan dari KRD Bumi Geulis. Sebagai halte yang khusus melayani perjalanan kereta aglomerasi tersebut. Waktu itu hanya sebuah halte kecil dengan satu jalur saja.
Seiring dengan pembangunan proyek Double Track Bogor Sukabumi pada tahun 2020, bangunan halte dirombak total. Kemudian upgrade menjadi stasiun dengan penambahan menjadi 4 jalur. Peranannya sebagai terminus Kereta Pangrango kemudian diambil alih oleh Stasiun Bogor.
Dengan telah siapnya skybridge dari Stasiun Bogor, stasiun ini pun siap untuk kembali menjadi terminus Kereta Pangrango. Terhitung mulai 16 Juni 2025 mendatang.
Stasiun Bogor Paledang (BOP), Sang Pemecah Kepadatan
Ketika KRD Bumi Geulis masih beroperasi, titik terminusnya ada di Stasiun Bogor (BOO). Namun kereta tersebut berhenti dinas tahun 2012 karena armadanya yang telah uzur dan beberapa kali mengalami kerusakan. Sampai pada tanggal 9 November 2013 PT. KAI meluncurkan Kereta Pangrango sebagai kelanjutan dari KRD tersebut.
Hanya saja waktu itu Stasiun Bogor (BOO) telah padat dengan jadwal dan layanan KRL Commuter Line. Bahkan di tahun 2013 masih melayani dua relasi yakni Bogor Jakarta Kota dan Bogor Jatinegara (Loop Line). Dengan kepadatan tersebut tentu sangat mustahil bila ditambah dengan Kereta Api Pangrango.
Sehingga PT. KAI membangun stasiun baru yang berjarak kurang lebih 500 meter sebelah selatan Stasiun Bogor. Dalam rangka memecah kepadatan tersebut. Khusus layani kereta aglomerasi tujuan Sukabumi.
Awal Beroperasi Sebagai Halte Dengan 1 Jalur
Tanggal 9 November 2013, PT. KAI meresmikan Kereta Pangrango rute Bogor Sukabumi PP. Sebagai penerus KRD Bumi Geulis. Bedanya kali ini menggunakan kereta konvensional yang ditarik lokomotif. Kereta Api Pangrango waktu itu terdiri dari 1 kereta eksekutif dan 5 kereta ekonomi. Dimana ekonomi nya gunakan sarana 106 penumpang layaknya ekonomi PSO.
Mengingat Stasiun Bogor sudah sangat sibuk dengan KRL Commuter Line dan setiap harinya harus mengakomodasi para penglaju. Tentu hal ini akan sangat mustahil bila tambah lagi Kereta Pangrango. Sehingga kepadatan itu harus dipecah dengan membangun pemberhentian baru yang berjarak 500 meter ke selatan.
Nah itulah yang kemudian menjadi Halte Bogor Paledang. Dengan bangunan yang masih sangat sederhana dan hanya memiliki satu jalur. Walaupun di sisi lain untuk kegiatan langsiran masih tetap di Stasiun Bogor yang padat.

Terminus Kereta Pangrango Sampai Gapeka 2019
Sejak 2013 Halte Bogor Paledang menjadi terminus Kereta Pangrango sampai dengan pemberlakuan Gapeka 2020. Waktu itu, penumpang KRL Commuter Line dari Stasiun Bogor yang mau lanjut naik Kereta Pangrango harus menyeberangi JPO Paledang dulu di dekat Pintu Barat Stasiun Bogor. Menyeberangi Jalan Kapten Muslihat.
Dari Halte ke Stasiun Bogor Paledang
Operasional Kereta Pangrango sempat berhenti sekitar bulan Maret 2020. Hal tersebut bersamaan dengan adanya kebijakan Pembatasan Sosial Skala Besar (PSSB) sebagai dampak langsung dari awal Pandemi Covid-19. Namun pada masa itu juga proyek double track Bogor Sukabumi mulai dikerjakan.
Sebagai bagian dari fase 1 antara Bogor Paledang sampai Cicurug, Bangunan halte upgrade jadi stasiun. Jalur yang semula hanya satu kini bertambah jadi 3 jalur. Dengan jalur 1 dan 2 merupakan sepur lurus ke lintasan double track Sukabumi. Sedangkan jalur 3 merupakan sepur badug.
Bukan Lagi Terminus Kereta Pangrango
Mulai tanggal 1 Juni 2022, Stasiun Bogor Paledang bukan lagi terminus Kereta Pangrango. Bersamaan dengan penerapan pola baru perjalanan KRL Commuter Line (SO5 di Gapeka 2021), Kereta Pangrango juga melayani penumpang dari Stasiun Bogor. Tentu saja itu untuk memudahkan calon penumpang agar tak perlu lagi menyeberangi JPO Paledang di pintu barat.
Namun sepertinya kebijakan tersebut hanya untuk sementara waktu. Sambil menunggu pembangunan skybridge penghubung antara Stasiun Bogor dengan Bogor Paledang yang dibangun oleh PT.KAI dan Pemkot Bogor. Mengingat kepadatan KRL Commuter Line meskipun kini hanya melayani satu koridor: Bogor-Jakarta Kota (Red Line).
Siap Kembali Jadi Terminus Kereta Pangrango
Skybride akhirnya selesai dibangun dan telah siap untuk digunakan. Tertanggal 16 Juni 2025, Stasiun Bogor Paledang akan kembali menjadi terminus Kereta Pangrango. Pola perjalanan pun kembali seperti sebelum 1 Juni 2022.
Hanya saja sekarang penumpang KRL yang mau lanjut ke Sukabumi tinggal menyeberang langsung via skybridge yang terletak di sisi selatan Stasiun Bogor. Skybridge bisa diakses dari sisi barat dan timur Stasiun Bogor. Keberadaan skybridge tentu akan sangat memudahkan calon penumpang.
Penumpang nggak perlu lagi nyeberang Jalan Kapten Muslihat yang ramai. Begitu pula nggak perlu menyeberangi JPO Paledang yang dinilai kurang bersahabat bagi sebagian kalangan. Terutama masyarakat berkebutuhan khusus.
Pro Kontra Kembalinya Kereta Pangrango ke Stasiun Bogor Paledang
Pemindahan ini tentu saja menimbulkan pro dan kontra. Perlu digarisbawahi bahwa kondisi Bogor Paledang udah nggak lagi seperti 8 tahun lalu. Sekarang udah jadi stasiun dengan 3 jalur. Jadi lebih besar daripada dulu. Aksesnya lebih mudah karena dari Stasiun Bogor tinggal naik skybridge aja tanpa harus keluar dulu menyeberangi Jalan Kapten Muslihat.
Kondisi Stasiun Bogor udah kurang kondusif bila dipaksakan tetap layani Kereta Pangrango. Bahkan mungkin ke depan setelah Cipatat Padalarang nyambung lagi akan ada kereta langsung ke Bandung. Jadi biarlah Stasiun Bogor tetap fokus dengan layanan KRL Commuter Line. Sementara KA Jarak Jauh dan Aglomerasi nya di Bogor Paledang. Saling membagi beban dan memecah kepadatan.

Kesimpulan
Stasiun Bogor Paledang (BOP) beroperasi bersamaan dengan Kereta Pangrango yang mulai dinas 9 November 2013 di rute Bogor Sukabumi PP. Menggantikan KRD Bumi Geulis yang berhenti dinas sejak 2012. Stasiun ini awalnya hanyalah sebuah halte sederhana dengan satu jalur. Sampai dengan Gapeka 2020 masih menjadi terminus Kereta Pangrango.
Kereta Aglomerasi itu sempat berhenti dinas di awal Pandemi Covid-19. Namun di saat yang sama juga tengah ada pembangunan double track Bogor Sukabumi. Halte Bogor Paledang lantas upgrade menjadi stasiun.
Peran sebagai terminus berhenti pada 1 Juni 2022. Saat Kereta Pangrango mulai melayani penumpang dari Stasiun Bogor. Namun bersama dengan itu juga PT. KAI dan Pemkot Bogor membangun skybridge penghubung Stasiun Bogor dengan Bogor Paledang. Jadi hanya bersifat sementara.
Terhitung 16 Juni 2025, stasiun ini akan kembali menjadi terminus Kereta Pangrango. Penumpang KRL yang akan lanjut ke Sukabumi cukup menyeberang lewat Skybridge baru di selatan Stasiun Bogor. Meski ada pro dan kontra, kondisi Bogor Paledang udah jauh berbeda dibanding 8 tahun lalu.

Leave a Reply