Kereta Api Pangrango : Hidupkan Kembali Jalur Legendaris

Kereta Api Pangrango Hidupkan Kembali Jalur Legendaris

Beroperasinya Kereta Api Pangrango pada 9 November 2013 seolah hidupkan lagi jalur legendaris Bogor Bandung. Meskipun hanya sampai Sukabumi, kehadirannya juga menjadi pencetus beroperasinya kereta lain pada jalur tersebut. Padahal sebelumnya beberapa kali mengalami pasang surut.

Pendahuluan

Tak banyak yang mengetahui bahwa Jalur Kereta Bogor Bandung adalah jalur kereta pertama yang menghubungkan Jakarta dan Bandung. Bahkan lebih dari itu dengan kota-kota lainnya di Pulau Jawa. Merupakan jalur yang pertama membangun konektivitas antara Jakarta dan Surabaya. Dua kota metropolitan di Pulau Jawa.

Peranana jalur ini sangat penting sebelum tahun 1906. Namun perlahan mulai tergantikan sejak Staats Spoorwegen (SS) membangun beberapa shortcut untuk memperpendek waktu tempuh Jakarta dan Surabaya. Misalnya Jalur KA Cikampek Padalarang yang mulai beroperasi tahun 1906. Menyusul kemudian Jalur KA Cikampek Cirebon dan Jalur KA Cirebon Kroya pada 1915.

Praktis jalur inipun hanya menjadi lintas utama sekunder. Kemunduran semakin terlihat nyata pasca kemerdekaan. Jalur legendaris banyak mengalami dinamika dan periode pasang surut. Pernah sama sekali tak dilewati satu pun kereta api. Sampai menjelang akhir 2013, jalur legendaris inipun kembali berdenyut. Meski belum sepenuhnya.

pemandangan sungai cimahi di petak karangtengah cisaat

Kereta Api Pangrango dan Berbagai Dinamikanya

Kereta tersebut yang mengawali dinasnya 9 November 2013 membuat jalur legendaris kembali berdenyut. Beroperasinya Pangrango seolah menjadi angin segar. Karena tak lama setelahnya giliran Siliwangi di rute Sukabumi-Cianjur. Walaupun telah kembali hidup, berbagai dinamika pernah mewarnah masa dinas kereta tersebut. Seperti apakah dinamikanya?

stasiun cigombong dengan tikungan besarnya

Gantikan KRD Bumi Geulis

Nggak usah menunggu terlalu lama. Setelah melakukan banyak pembenahan di sisi infrastruktur, Jalur Legendaris inipun kembali menggeliat. Pada tanggal 9 November 2013, PT. KAI meluncurkan Kereta Api Pangrango yang melayani rute Bogor Sukabumi PP sebagai pengganti KRD Bumi Geulis yang pensiun di 2012.

Berbeda dengan pendahulunya tersebut, Kereta Api Pangrango merupakan kereta konvensional yang ditarik lokomotif. Pada awal masa dinasnya, kereta ini merupakan campuran eksekutif dan ekonomi plus. Dalam satu rangkaian terdiri dari 1 kereta eksekutif, 1 kereta makan pembangkit, dan 5 kereta ekonomi 106 pax. Stamformasi yang bertahan hingga awal tahun 2020.

Beroperasi Bersamaan dengan Stasiun Bogor Paledang

Ada yang unik dimana awal masa dinas Kereta Api Pangrango itu bersamaan dengan beroperasinya Stasiun Bogor Paledang (BOP). Jadi gini, Stasiun Bogor (BOO) waktu itu dalam kondisi cukup crawded dengan layanan KRL Commuter Line.

Apalagi ada dua line yang diberangkatkan dari Stasiun Bogor yakni Red Line tujuan Stasiun Jakarta Kota dan Yellow LIne tujuan Stasiun Jatinegara via Tanah Abang. Hal yang membuat layanan non-KRL menjadi mustahil di sana.

Sehingga PT. KAI akhirnya mengoperasikan bangunan tambahan yang berjarak sekitar 500 meter sebelah selatan Stasiun Bogor. Tepat di belakang Taman Topi Square. Bangunan ini kemudian menjadi Halte Bogor Paledang yang sangat sederhana dengan satu jalur saja. Khusus untuk pemberhentian Kereta Api Pangrango.

Walaupun resminya di rute Bogor Sukabumi PP, titik awal keberangkatan dan destinasi akhir di Kota Bogor ada di Halte Bogor Paledang. Walaupun untuk langsiran masih di Stasiun Bogor. Pola seperti ini terus bertahan hingga tahun 2022.

Pernah Beroperasi Sampai Stasiun Cianjur

Selain Stasiun Bogor Paledang (BOP), ada lagi kereta yang beroperasi hampir bersamaan dengan kereta ini, yakni Kereta Api Siliwangi. Bedanya Siliwangi melayani rute Sukabumi Cianjur PP dengan stamformasi identik. Namun sayang dari segi okupansi, Siliwangi berbeda jauh dengan Pangrango yang selalu ramai. Okupansi Siliwangi sangat minim.

Untuk menyiasati hal tersebut, rute Pangrango pun diperpanjang sampai Stasiun Cianjur. Namun saat balik lagi menuju Halte Bogor Paledang, namanya berubah menjadi Siliwangi. Satu kereta dengan dua nama layaknya Penataran dan Dhoho.

Kereta Api Pangrango Sempat Akan Dijadikan Perintis

Pola perjalanan dengan dua nama di rute Bogor Paledang – Cianjur PP berlangsung hingga akhir 2015. Memasuki tahun 2016, status Pangrango dan Siliwangi diturunkan menjadi KA Perintis hanya dengan layanan kereta ekonomi 106 penumpang dan menggunakan tarif subsidi.

Rutenya pun kembali seperti sediakala. Pangrango di rute Bogor Paledang – Sukabumi PP dan Siliwangi di Sukabumi -Cianjur PP. Namun perubahan ini ternyata mengundang protes dari para pengguna Kereta Pangrango. Mereka menuntut agar layanan kereta eksekutif kembali.

Akhirnya karena desakan para pelanggan setia, PT. KAI mengembalikan kereta eksekutif ke Pangrango. Tak hanya itu statusnya pun kembali menjadi KA Aglomerasi seperti ketika awal beroperasi 9 November 2013.

interior kereta eksekutif pangrango

Pandemi Covid-19 dan Perubahan Dukungan Sarana

Kereta Api Pangrango kembali mengalami dinamika pada tahun 2020. Namun itu karena adanya Pandemi Covid-19 yang menyebabkan keluarnya kebijakan Pembatasan Sosial Skala Besar (PSBB). Kebijakan yang otomatis menghentikan operasional kereta ini.

Hanya saja nggak sepenuhnya mematikan lagi jalur legendaris. Mengingat di saat yang sama juga tengah berlangsung upgrade lintas Bogor Sukabumi menjadi double track, penggantian ke R54 standard lintas utama, dan sistem persinyalan elektrik.

Ketika kereta ini kembali beroperasi, terjadi perubahan dukungan sarana. Kereta eksekutif ditambah jadi 2 dan ekonomi nya upgrade ke New Image 80 penumpang. Sehingga stamformasi pada tahun 2020 menjadi 2 kereta eksekutif, 1 kereta makan, dan 4 kereta ekonomi New Image.

Kereta Api Pangrango di Stasiun Sukabumi

Terminus Stasiun Bogor Mulai Juni 2022

Bersamaan dengan proyek double track lintas Bogor Sukabumi, Halte Bogor Paledang upgrade menjadi Stasiun Bogor Paledang. Pola Perjalanan KRL Commuter Line pun mengalami perubahan dengan pemberlakuan Switching Over (SO5) sehingga Stasiun Bogor hanya melayani satu line, Red Line Bogor-Jakarta Kota.

Dengan demikian Perjalanan Kereta Api Pangrango bisa dilayani dari Stasiun Bogor per 1 Juni 2022. Sejak itu terminusnya bergeser ke Stasiun Bogor. Walaupun ini hanya sementara. Karena PT. KAI dan Pemkot Bogor membangun skybridge penghubung dengan Stasiun Bogor Paledang.

Kereta Api Pangrango Juga Menyediakan Kereta Premium

Kereta Api Pangrango : Dari New Image ke Premium Modifikasi

Di Gapeka 2025, Kereta Api Pangrango sekali lagi mengalami perubahan sarana. Kali ini terjadi di kereta ekonomi New Image-nya. Berubah jadi kereta Premium modifikasi. Beda dengan sebelumnya, kereta ini merupakan modifikasi dari kereta ekonomi 106 pax buatan tahun 2005. Dari segi usia jelas lebih tua dari New Image keluaran tahun 2016.

Selain itu juga berbeda dengan Kereta Premium Asli. Dimana pada Premium modifikasi nggak ada TV dan mode malam. Sarana ini sebelumnya pernah dipakai KA Gadjah Wong. Sementara itu kereta eksekutifnya nggak ada perubahan.

menggunakan sarana premium modifikasi ex gadjah wong

Kereta Api Pangrango Kembali ke Stasiun Bogor Paledang

Mulai tanggal 16 Juni 2025 terminus kereta ini kembali ke Stasiun Bogor Paledang (BOP). Bersamaan dengan mulai ujicoba pengoperasian skybridge, dan akan resmi pada 18 Juni 2025. Meskipun menuai pro dan kontra, kondisi Stasiun Bogor Paledang kini berbeda jauh dari tahun 2013.

Stasiun Bogor Paledang telah memiliki 3 jalur. Bahkan proses langsiran lokomotif pun bisa saja hanya sampai PJL Jalan Kapten Muslihat. Mungkin nggak lagi masuk ke Stasiun Bogor. Jalur 1-2 merupakan spoor lurus yang juga nyambung ke Stasiun Bogor. Sementara Jalur 3 itu spoor badug. Sistem persinyalan pun telah elektrik.

Adanya skybridge sebenarnya cukup memudahkan penumpang yang turun dari KRL dan akan lanjut ke Sukabumi. Nggak perlu lagi keluar ke Jalan Kapten Muslihat. Cukup langsung menuju skybridge yang ada di selatan Stasiun Bogor. Bagi mereka yang punya keterbatasan juga tersedia fasilitas lift.

Kesimpulan

Beroperasi pada 9 November 2013, kehadiran Kereta Api Pangrango membawa angin segar bagi Jalur Legendaris Bogor Bandung. Khususnya di lintas Bogor Sukabumi yang pernah satu waktu sama sekali nggak dilewati kereta api. Gantikan KRD Bumi Geulis yang purnatugas tahun 2012.

Kereta ini beberapa kali mengalami dinamika. Rutenya pernah sampai Stasiun Cianjur dan pernah juga akan dijadikan kereta perintis meski akhirnya batal dan tetap aglomerasi. Sama juga dengan layanan keretanya.

Periode 2013-2020 stamformasinya 1 kereta eksekutif, 1 kereta makan, dan 5 kereta ekonomi 106 pax. Kemudian 2020 sampai 2025 dengan 2 kereta eksekutif, 1 kereta makan, dan 4 kereta ekonomi New Image 2016 kapasitas 80 pax. Mulai Gapeka 2025, ekonomi new image-nya ganti jadi Premium Modifikasi.

Mulai 16 Juni 2025 mendatang, titik terminusnya kembali lagi ke Stasiun Bogor Paledang (BOP). Mengingat skybridge penghubung dengan Stasiun Bogor telah siap untuk beroperasi. Kondisi Stasiun Bogor Paledang juga telah jauh berbeda dari 2013. Paling nyata adalah punya 3 jalur dengan sistem persinyalan elektrik.

Comments

Leave a Reply