Stasiun Pasar Gede merupakan segmen pertama Jalur Kereta Api Ngabean Pundong yang resmi beroperasi pada 15 Desember 1917. Namun sayangnya dibongkar seiring kedatangan Jepang. Kini jadi sekolahan dan seolah terlupakan.
Pendahuluan
Kebanyakan jalur kereta api yang ditutup pada masa penjajahan Jepang jarang sekali menyisakan bekas ataupun jejak. Sekalinya ada paling hanya sebatas jembatan. Seperti di jalur Rancaekek Tanjungsari dimana jembatan Cikuda merupakan satu bukti paling konkrit.
Apakah hanya jalur itu aja yang ditutup ketika Jepang datang tahun 1942? Ternyata nggak, masih ada yang lain khususnya di Yogyakarta. Seperti telah disinggung sedikit pada pembahasan tentang Stasiun Ngabean.
Yogyakarta pernah memiliki jaringan rel kereta api, khususnya yang membentang arah selatan menuju Bantul hingga Kulonprogo. Salah satunya ialah lintas Ngabean-Pundong.
Uniknya jalur ini menggunakan standard gaunge 1.435 mm. Mengingat lintasnya yang cenderung datar. Namun semuanya sirna di tahun 1942 seiring kedatangan militer Jepang. Semua dibongkar dan hanya sisakan Yogyakarta-Palbapang. Dengan spoor diganti jadi 1.067 mm.
Stasiun Pasar Gede Sebagai Segmen Pertama
Setelah beroperasinya lintas Yogyakarta – Palbapang – Srandakan, NISM (Nederlandch Indische Stroomtram Maatschappij) membangun percabangan arah timur dari Stasiun Ngabean.
Jalur ini percis berada di sebelah selatan Kraton Yogyakarta. Kalo sekarang itu posisinya nggak jauh dari Plengkung Nirbaya, pintu masuk Alun Alun Kidul. Dari Stasiun Ngabean menuju Stasiun Pundong di Kabupaten Bantul.
Adapun motif ekonomi jadi latar belakang pembangunan jalur kereta api ini. Selain keberadaan Pasar Gede di bekas ibukota Kesultanan Mataram yakni Kotagede. Banyak terdapat Pabrik Gula di daerah Preletan hingga Pundong.
Jalur kereta api dibangun dalam dua tahap. Dimana tahap awal ialah segmen Ngabean-Pasar Gede. Dimana Stasiun Pasar Gede yang masuk wilayah Kotagede menjadi titik akhir segmen pertama ini. Juga dibangun dua halte yakni Timuran dan Sidikan.
Stasiun Pasar Gede Posisinya Agak ke Utara
Namun ada yang unik dimana Stasiun Pasar Gede ternyata posisinya berada agak ke utara dari wilayah Kotagede. Termasuk Pasar Gede nya sendiri. Juga alun-alun dan sebuah masjid. Ini merupakan bekas ibukota Kesultanan Mataram.
Sejak masa tersebut, Kotagede merupakan daerah penting. Pusat keramaian dan berkontribusi dalam kegiatan ekonomi. Ditambah adanya Pasar Gede juga di daerah tersebut sebagai pusat perekonomian.
Karenanya pihak NISM membangun jalur kereta api. Nggak lain untuk mendukung kegiatan ekonomi di daerah Kotagede. Di dalamnya terdapat pasar, alun-alun, masjid, hingga pemukiman penduduk.
Stasiun Pasar Gede dan Segmen Pundong
Pembangunan jalur kereta api dilanjutkan dari Stasiun Pasar Gede menuju daerah Pleredan dan operasional 1 Juli 1918. Daerah tersebut banyak terdapat pabrik gula dan perkebunan tebu. Sampai akhirnya tersambung hingga Pundong, 15 Oktober 1918.
Di sini juga ada Pabrik Gula Pundong. Nah semakin jelaslah motif NISM membangun jalur kereta api ialah ekonomi. Mulai dari keberadaan pasar hingga pabrik gula dan perkebunan tebu.
Stasiun Pasar Gede Di Non Aktifkan Jepang
Secara umum perkeretaapian Yogyakarta mengalami masa-masa keemasan hingga tahun 1941. Setahun berikutnya seiring kedatangan militer Jepang kejayaan itupun pudar.
Pihak Jepang membongkar hampir seluruh jalur kereta api yang telah dibangun sejak 1917 dan hanya menyisakan Yogyakarta – Palbapang. Dengan mengganti lebar spoor menjadi 1.067 mm.
Praktis dengan pembongkaran tersebut, Stasiun Pasar Gede menjadi non aktif sejak tahun 1942. Banyak sarana seperti lokomotif NIS untuk spoor 1.435 mm akhirnya mangkrak sejak saat itu.
Berubah Jadi SMPN 9 Yogyakarta dan Terlupakan
Seiring berjalannya waktu, keberadaan Stasiun Pasar Gede dan jalur kereta api dari Stasiun Ngabean hingga Pundong secara umum seolah terlupakan begitu saja. Bahkan bekas stasiun kini telah berubah menjadi SMPN 9 Yogyakarta.
Nah saat ini bangunan di Jalan Ngeksigondo tersebut lebih melekat sebagai gedung sekolahan. Bahkan sisa-sisa rel kereta api mulai dari Jalan MT Haryono hingga Ngeksigondo telah hilang tanpa sisa. Nggak ada lagi jejak-jejak si ular besi di sana.
Kesimpulan
Stasiun Pasar Gede adalah bagian dari Jalur kereta api Ngabean Pundong. Dibangun tak lepas dari motif ekonomi dimana terdapat pasar, pabrik gula, hingga perkebunan. Terutama di daerah Plereddan hingga Pundong.
Namun semua itu berakhir seiring kedatangan militer Jepang pada tahun 1942. Jalur kereta api dibongkar dan stasiun otomatis non-aktif. Kini daerah tersebut lebih identik dengan SMPN 9 Yogyakarta. Stasiun berikut jalur kereta api seolah terlupakan. Jejak-jejaknya pun telah hilang.
Galeri Foto
Peta Lokasi SMPN 9 Yogyakarta (Bekas Stasiun)
Berikut adalah peta lokasi gedung SMPN 9 Yogyakarta yang dulunya adalah bekas Stasiun Pasar Gede yang dibangun dan dioperasikan oleh NISM. Stasiun yang punya peranan penting dalam menunjang kegiatan perekonomian di Kotagede.
Leave a Reply