Tokaido Sanyo Shinkansen merupakan kereta cepat pertama di dunia. Meski kedua jalur baru tersambung setelah satu dekade, keberadaan moda transportasi teknologi tinggi tersebut telah mempercepat konektivitas antara Pulau Honshu (utama) dan Kyushu. Perlahan mengambil alih peran Blue Train Japan
Kehancuran Jepang pada Perang Dunia ke-2 juga berdampak pada perkeretaapian di negara tersebut. Seperti kebanyakan kota yang hancur-hancuran dibombardir Sekutu, si ular besi ketika itupun mengalami nasib yang kurang lebih sama. Padahal Kekaisaran Jepang udah punya kereta unggulan jarak jauh ketika itu.
Fuji Blue Train Japan menjadi pelopor kereta jarak jauh pertama. Melayani rute Tokyo dan Shimonoseki. Bahkan telah menjadi Transit Oriented Development (TOD) juga. Terkoneksi langsung layanan ferry menuju Busan, Korea Selatan, yang saat itu masih menjadi wilayah kekuasaan Kekaisaran Jepang.
Sayangnya perang meluluhlantakkan semuanya. Termasuk juga layanan Fuji Blue Train Japan harus terhenti di tahun 1944. Setahun berselang giliran Kekaisaran Jepang menyerah tanpa syarat kepada Sekutu. Sebagai dampak dari Bom Atom Hiroshima dan Nagasaki.
Barulah awal tahun 1960-an, Blue Train Japan beroperasi lagi. Meski secara bertahap dari rute Tokyo-Kobe dulu di Tokaido Main Line. Sebelum akhirnya menghubungkan Tokyo dan Kagoshima di Pulau Kyushu. Kala itu Fuji memecah rekor sebagai kereta dengan rute terpanjang dan waktu tempuh terlama di Jepang.
Selain Fuji ada Asakaze yang juga beroperasi di Tokaido Main Line dan Sanyo Line. Sama-sama menghubungkan Tokyo dan Pulau Kyushu. Bedanya perjalanan Asakaze berakhir di Hakata.
Tokaido Sanyo Shinkansen Mulai Beroperasi 1 Oktober 1964
Jepang mulai bangkit dari keterpurukan pasca perang. Aktivitas perkeretaapian kembali menggeliat. Salah satunya pengoperasian Blue Train Japan itu tadi. Kali ini dioperasikan oleh Japanese National Railway (JNR) sebagai ganti Japanese Government Railway (JGR) sebelumnya. Namun ternyata keberadaan Blue Train Japan dan layanan Limited Express lainnya dirasa belum cukup.
Apalagi Jepang akan menjadi tuan rumah Olimpiade 1964. Butuh banyak pembenahan dan pembangunan infrastruktur baru untuk menyukseskan gelaran itu. Salah satunya di bidang Transportasi Kereta. Perlu ada percepatan waktu tempuh antar kedua kota utama yakni Tokyo dan Osaka.
Awalnya dicoba dengan Kodama Limited Express yang beroperasi di Tokaido Main Line. Menggunakan trainset 151 Series pada tahun 1958. Cuma untuk meningkatkan kecepatan Kodama terkendala oleh gaunge 1.067 mm yang waktu itu mendominasi Jepang. Dengan gaunge segitu kereta nggak bisa dipacu dengan kecepatan lebih dari 180 km/jam.
Karena itu mau nggak mau harus ada semacam inovasi. Trainset baru yang beroperasi di jalur baru dengan standard gaunge 1.435 mm. Inovasi berupa kereta berkecepatan tinggi dan melesat seperti peluru. Kelak kereta tersebut akan dikenal dengan sebutan Bullet Train.
Pada tanggal 1 Oktober 1964, kereta tersebut mulai beroperasi. Trainsetnya beda dengan kereta lain yang udah ada sebelumnya. Kereta ini melesat dengan kecepatan 200 hingga 250 km/jam. Bener kaya peluru ya? Nah inilah kereta super express alias Shinkansen. Disebut Bullet Train bukan semata kecepatan tingginya. Tapi juga bentuknya menyerupai peluru.
Shinkansen pertama ini tipe 0 Series. Merupakan pelopor kereta super express dan jadi yang pertama di dunia. Dengan Shinkansen yang beroperasi di jalur berbeda dengan Tokaido Main Line existing, Tokyo dan Osaka ditempuh dalam waktu 4 jam saja. Padahal aslinya setara Jakarta dan Surabaya. Shinkansen pertama ini disebut juga Tokaido Shinkansen. Keretanya sendiri namanya Hikari.
Satu dekade kemudian, 1975, segmen kedua dibangun dari Osaka (Shin Osaka Station) ke Kobe hingga Hakata di Pulau Kyushu. Nah segmen inilah Sanyo Shinkansen Line yang paralel dengan Sanyo Main Line eksisting. Karena itu Tokaido dan Sanyo Shinkansen sering disebut satu paket Tokaido Sanyo Shinkansen.
Percepatan Konektivitas Tokyo dan Kyushu
Beroperasinya Tokaido Sanyo Shinkansen memberi dampak bagi layanan Blue Train Japan yang telah eksis sebelumnya. Meski telah memperbarui trainset, tak ayal persaingan dengan Si Super Express membuatnya megap-megap. Nggak kuat bersaing sampe akhirnya harus potong rute hingga digabung dengan kereta lainnya.
Dengan Tokaido Sanyo Shinkansen, perjalanan ke Hakata hingga Kagoshima Chuo bisa ditempuh hanya dalam waktu 7 hingga 8 jam saja. Jauh lebih cepat bukan? Nggak perlu nginep segala dan nggak ada lagi cerita nyepur sampe 24 jam lebih. Berangkat sore ketemu sore lagi.
Seiring berjalan waktu, trainset pun selalu diupgrade. Kini Shinkansen N700 Series rutin wara wiri di jalur ini. Untuk layanan Tokaido Sanyo Shinkansen sendiri terdiri dari tiga kelas yakni: Nozomi, Hikari, Kodama. Dimana Nozomi adalah kelas tertinggi dan hanya berhenti di beberapa stasiun saja. Hikari di stasiun-stasiun utama. Kodama di semua stasiun.
Untuk Sanyo Shinkansen dari Shin-Osaka ke Kagoshima Chuo juga pakai armada N700 Series. Namun bedanya untuk Sanyo Shinkansen hanya ada Mizuho dan Sakura. Juga beda dari segi operator. Untuk Tokaido dioperasikan JR Central. Sanyo Shinkansen operatornya Kyushu Railway Company (JR Kyushu) dan JR West.
Leave a Reply