JNR 101 Series pernah jadi kereta lokal andalan di Tokyo dan Osaka. Baik saat masih jamannya Japanese National Railway (JNR) hingga pasca privatisasi jadi JR Group. Sekilas bagian depan mirip KRL Rheostatik yang pernah beroperasi di Indonesia. Kini seluruh unit telah purnatugas dan dimuseumkan.
Dibanding armada JR 115 Series Setouchi, trainset ini usianya lebih tua. Jika 115 mulai diproduksi dan dinas tahun 1963, nah ini 6 tahun lebih tua. Tepatnya mulai dinas tahun 1957. Pastinya tahun segitu masih eranya Japanese National Railway (JNR).
Kereta legendaris ini menggunakan teknologi rheostatik jadul. Bahkan ketika awal-awal beroperasi pun nggak pakai AC. Untuk pendingin udaranya saat awal-awal operasional menggunakan kipas angin.
JNR 101 Series Dialokasikan untuk Tokyo dan Osaka
Selama masa dinasnya, JNR 101 Series dialokasikan untuk dinas di Tokyo Area dan Osaka Area. Untuk Tokyo misalnya alokasinya cukup merata yakni:
- Chuo Line
- Itsukaichi Line
- Keihin-Tohoku Line
- Musashino Line
- Nambu Line
- Chuo Shobu Line
- Tsurumi Line
- Yamanote Line
- Akabane Line
Itu artinya kereta ini banyak dinas di jalur utama dan penting seperti Chuo Main Line dan Yamanote Line. Berarti pernah singgah di Shibuya dong? Jelas, secara Shibuya Station adalah salah satu stasiun di Yamanote Line. Bahkan termasuk yang sibuk. Kalo paling sibuk sih Shinjuku Station.
Sedangkan di Osaka Area, JNR 101 Series beroperasi di Kansai Main Line, Katamachi Line, Osaka Loop Line, dan Sakurajima Line. Jalur-jalur tersebut juga andalan di Osaka. Apalagi Loop Line yang terkoneksi langsung dengan jalur menuju Universal Studios Japan (USJ).
Oh iya, sewaktu kereta ini masih dinas, USJ belum dibangun. Jadi belum sempat melayani sampai ke sana karena udah keburu dipensiunkan.
Kaca Depan Mirip KRL Rheostatik
Nah kalo kamu nyadar nih, bagian depan JNR 101 Series itu mirip lho sama KRL Rheostatik! Eh, yang bener nih? Ya mungkin kamu baru melihat KRL Rheostatik Mild Steel ketika bagian depannya udah dimodifikasi. Jendela depannya udah jadi dua.
Padahal aslinya sih jendela depan KRL Rheostatik Mild Steel, baik Batch-1 maupun setelahnya, itu terdiri dari 3 kotak. Nah itu yang membuatnya mirip dengan JNR 101 Series ini. Bahkan ada yang bilang juga mirip sama JR 103 Series.
Meski sama dari tampilan kaca. Sebetulnya secara body keseluruhan kereta ini beda dengan MCW 500 Series (nama lain KRL Rheostatik Mild Steel ketika awal dinas di Indonesia).
JNR 101 Series Malah Mirip “Adiknya”
Kalo bagian body secara umum dan interior, 101 Series malah lebih menyerupai 103 series. Karena itu 101 dan 103 bisa dibilang kakak beradik. Adapun yang beda dengan sang adik ialah ujung kereta yakni batas antara kabin penumpang dan kabin masinis.
Walaupun secara umum JNR 101 Series itu hampir sama dengan JR 103 Series yang juga sempat beroperasi di Indonesia. Awalnya sebagai KRL Semi Express hingga Commuter Line sebelum pensiun.
Pensiun dan Dimuseumkan.
Operasional JNR 101 Series berakhir pada tahun 2003. Berarti masa dinasnya lama juga ya, 46 tahun. Padahal si MCW 500 sendiri dinas di Indonesia selama 38 tahun (1976-2014). Dihitung sejak awal dinas melayani Jakarta-Bogor PP menggantikan si Bonbon peninggalan Belanda.
Namun, nasib kereta ini jauh lebih baik ketimbang si Rheos. Sekalipun mayoritas dirucat dan ada juga yang diupgrade jadi 103 Series. Sebagian trainset diselamatkan dengan ditempatkan di museum (dimuseumkan).
Salah satunya ialah Kumoha 101-902 yang kini disimpan di The Railway Museum Saitama. Trainset ini dulunya beroperasi di Chuo Main Line. Display bagian depan Takao, berarti tujuan kereta ini Takao Station yang berada di jalur tersebut. Juga livery orange kental dengan Chuo Main Line, wallohu a’lam.
Leave a Reply