Kereta Inspeksi Madura kini memang hanya merupakan koleksi Museum Kereta Api Ambarawa. Namun lebih dari itu bagian dari sejarah. Bukti nyata keberadaan Si Ular Besi di Pulau Garam.
Pendahuluan
Bila berbicara tentang si Ular Besi tentu yang nyambung dari ujung ke ujung hanya di Pulau Jawa. Dengan berbagai percabangan yang ada. Walaupun panjang lintas yang masih aktif lumayan berkurang dari yang ada di masa penjajahan dulu.
Namun siapa sangka bahwa kereta api juga ada di luar Jawa. Salah satunya di Sumatera, meski terbatas dan nggak nyambung semuanya intinya si ular besi tetap menapaki roda besinya di Pulau Andalas.
Nah sebenarnya di Madura pun pernah ada kereta api di masa lalu. Sayang sejak tahun 1984 semua lintasan yang ada di sana berstatus non-aktif. Hal tersebut lantaran persaingan dengan angkutan jalan raya.
Kereta Inspeksi Madura dan Sejarah Perkeretaapian Pulau Garam
Adapun sisa-sisa kejayaan si ular besi masih nampak dari bekas stasiun maupun jalur rel kereta yang seringkali dijumpai di sana. Namun untuk sarana ada satu yang masih bisa diselamatkan. Meski saat ini telah menempati Museum Kereta Api Ambarawa.
Sisa sarana tersebut ialah Kereta Inspeksi Madura. Dari sini kita bisa mengetahui sejarah perkeretaapian Pulau Garam. Singkatnya sejarah itu mulai dengan peresmian operator swasta Madoera Stroomtram Maatschappij (MSM) tahun 1897.
Kemudian diikuti dengan pembangunan jalur kereta api dari kabupaten Bangkalan ke Kabupaten Sumenep secara bertahap mulai 1898 hingga 1913. Jalur Kamal-Bangkalan jadi yang pertama beroperasi dan terakhir Kamal-Kwanyar 1 September 1913.
Kereta Inspeksi Madura : Peninggalan Madoera Stroomtram Maatschappij (MSM)
Kereta ini merupakan satu-satunya peninggalan Madoera Stroomtram Maatschappij (MSM). Kini menjadi koleksi Museum Kereta Api Ambarawa. Meski begitu keberadaannya merupakan bukti nyata bahwa si ular besi pernah berjaya di Pulau Garam. Sampai dengan akhir masa bakti nya di tahun 1984 hingga penutupan seluruh lintas tahun 1987.
Kereta Inspeksi Madura : Saksi Dinamika Perkeretaapian Sejak Era Kolonial
Sejak seluruh lintasan kereta api Madura selesai dan beroperasi tanggal 1 September 1913, perkeretaapian di sana banyak mengalami dinamika dan pasang surut. Awalnya kereta api digunakan sebagai pengangkut garam sebagai komoditas utama.
Seiring berjalannya waktu, kereta api jadi transportasi andalan masyarakat Madura lantaran murah dan efisien. Namun sayang di dekade 1930-an terjadi krisis ekonomi. MSM selaku operator mengalami kerugian hingga harus menutup dua jalur yakni Tanah Merah-Kwanyar dan Pamekasan-Kalianget (1936-1937).
Pada masa pendudukan Jepang jalur kereta yang ditutup semakin menjadi. Hingga akhirnya setelah kemerdekaan tepatnya di tahun 1950 tinggal menyisakan dua jalur: Kamal – Pamekasan dan Kamal Bangkalan.
Puncak kemerosotan mulai terjadi awal dekade 1980-an. Ditandai dengan persaingan keras dari angkutan jalan raya. Kemudian sarana dan pra sarana semakin uzur. PJKA mengalami rugi dan harus menghentikan semua operasional kereta Madura di tahun 1984. Akhirnya seluruh lintas resmi ditutup tahun 1987.
Cukup banyak sarana dan pra sarana yang terbengkalai pasca penutupan. Meskipun begitu, Kereta Inspeksi Madura masih bisa diselamatkan. Dikirim untuk dijadikan koleksi Museum Kereta Api Ambarawa. Dengan demikian masih ada bukti nyata bahwa di Madura pernah ada Kereta Api.
Kesimpulan
Keberadaan Kereta Inspeksi Madura sebagai koleksi Museum kereta Api Ambarawa merupakan bukti nyata keberadaan si ular besi di Pulau Garam. Sekaligus menjadi saksi berbagai dinamika yang terjadi di dunia perkeretaapian Madura. Mulai awal beroperasi 1898 hingga penutupan total tahun 1987.
Leave a Reply