Premium New Generation, Mungkinkah? Solusi Untuk Kenyamanan

premium new generation modifikasi mungkinkah solusi untuk kenyamanan lebih

Premium New Generation Modifikasi mungkin aja jadi solusi untuk kenyamanan. Dengan merombak interior dan menjadikannya New Generation. Namun semuanya kembali lagi ke operator, dalam hal ini PT. KAI. Bersediakah untuk memodifikasi sarana Premium nya?

Pendahuluan

Semua bermula dari kegagalan SSNG dalam ujicoba di Terowongan Garahan. Dalam rangka perpanjangan rute Kereta Api Logawa sampai Stasiun Ketapang. Akhirnya opsi yang diambil oleh PT.KAI adalah merubah dukungan sarana dari semula K3 SSNG menjadi Premium SSG1. Dengan kata lain downgrade.

Downgrade yang sejatinya juga untuk keselamatan perjalanan ternyata menimbulkan pro dan kontra. Berbagai usulan pun muncul mulai dari merenovasi Terowongan sampai pada permintaan agar PT. INKA memproduksi SSNG dengan body yang lebih ramping.

Nah ketika SSNG sekali lagi menjalani ujicoba di Terowongan Sasaksaat ternyata malah sukses. Alhasil usulan SSNG ramping pun mau nggak mau harus dikesampingkan. Karena buat apa toh memproduksi duksar yang hanya untuk satu kereta? Sedangkan duksar itu sifatnya dinamis. Nggak hanya digunakan oleh satu kereta tapi kadang rollingan dengan kereta lainnya.

Downgrade duksar Logawa memang hanya sementara. Tetapi sementara ini juga bisa diartikan banyak. Setelah usulan SSNG ramping dikesampingkan, muncul lagi usulan yang berkaitan dengan Kereta Premium. Seperti apakah itu?

Gambaran Singkat Kereta Ekonomi

Sebelum masuk ke pembahasan terlebih dulu kita mesti mengetahui seperti apa gambaran kereta ekonomi yang ada saat ini. Bila diamati, saat ini kereta ekonomi itu banyak variannya sampai membuat bingung. Mulai dari Ekonomi PSO dengan kapasitas 106 Seat, Ekonomi Plus Kemenhub dan New Image 80 seat, Premium kapasitas 80 seat, hingga New Generaton di 72 seat.

Nah Premium ini terbagi tiga lagi yakni Mild Steel, Modifikasi, dan Stainless Steel generasi ke-1 (SSG1). Adapun ekonomi plus kemenhub 80 seat saat ini masih tersedia di Kereta Api Cikuray yang beroperasi reguler dengan tarif PSO. Selebihnya cadangan. Kebanyakan telah dimodifikasi jadi New Generation.

Dari sini aja udah biikin bingung. Memang sih dulu Pak Jonan pernah menyebut bahwa kedepan hanya akan ada dua kelas saja yakni Eksekutif (K1) dan Ekonomi (K3). Jika melihat pada pernyataan tersebut berarti ekonominya adalah New Generation yang sejatinya hampir tak jauh beda dengan eksekutif.

bermula dari ka logawa yang downgrade ke premium ssg1

Premium New Generation Modifikasi : Langkah Awal Penyederhanaan

Usulan untuk merombak kereta Premium SSG1 walaupun hanya segelintir saja nampaknya perlu menjadi perhatian. Pasalnya ketika rangkaian SSG1 pertama kali dinas tahun 2018 itu antara Eksekutif dan Premium (Ekonomi) masih sedikit jomplang. Karena masih ada seat mundur dan beradu dengkul1.

Kereta Premium berkapasitas 80 seat. Separuh seat berjalan searah dan separuh lagi berlawanan arah alias mundur. Di tengah-nya (nomor 10-11) berhadapan dan nyaris adu dengkul. Bukan hanya Premium, kapasitas 80 seat dengan interior sama juga terjadi di Ekonomi New Image keluaran 20162.

Nah dengan memodifikasi interior kereta premium menjadi New Generation sejatinya bisa menjadi langkah awal penyederhanaan. Sehingga nantinya kereta ekonomi (K3) itu standard nya ya New Generation.

exterior kereta premium ssg1

Premium New Generation Modifikasi : Kapasitas Berkurang Jadi 72 Seat

Dengan memodifikasi interior Kereta Premium baik Mild Steel maupun SSG1 berarti mengurangi kapasitas yang ada dari semula 80 seat menjadi 72 seat. Hal ini juga akan meniadakan seat yang berjalan mundur.

Karena dengan 72 seat kursinya bisa diputar (revolving seat). Disesuaikan dengan arah kereta. Inilah yang sebetulnya diharapkan. Sehingga bisa menghadirkan kenyamanan.

keberadaan seat mundur mengurangi kenyamanan kapasitas 80 seat

Solusi Untuk Kenyamanan (Paling Realistis)

Karena itulah Premium New Generation Modifikasi bisa jadi solusi untuk sebuah kenyamanan lebih. Karena pengguna kereta Premium itu kerap mengeluh bila mendapatkan seat mundur. Meskipun ada trik untuk mencegahnya namun semua lagi-lagi tergantung pada kondisi sarana di lapangan.

Jadi dengan kapasitas menyusut dan revolving seat yang disesuaikan arah kereta bisa menjadi solusi bagi mereka yang nggak mau duduk dalam posisi mundur. Modifikasi ini juga merupakan opsi paling realistis. Karena bisa dikerjakan oleh Balai Yasa Manggarai.

Nggak harus bergantung pada PT. INKA apalagi ngarepin SSNG ramping yang mustahil bisa dipenuhi hanya untuk satu kereta saja. Modifikasi Premium tentunya nggak hanya menyasar satu kereta saja tetapi untuk beberapa kereta. Terutama yang masih menggunakan Premium

keberadaan seat mundur mengurangi kenyamanan kapasitas 80 seat

Kembali ke PT. KAI Selaku Operator

Meski Kereta Premium New Generation bisa menjadi solusi jangka pendek yang paling realistis, semua kembali lagi ke PT. KAI. Bola ada di tangan operator. Apakah bersedia untuk melakukan modifikasi terhadap kereta premium? Kita nantikan saja.

Yang jelas sekarang kita nikmati saja KA Logawa yang telah diperpanjang ke Ketapang dan downgrade. Juga KA Jarak Jauh lain yang masih mengoperasikan Kereta Premium. Benar ini hanya sementara. Tapi sementara-nya ini bisa banyak arti. Nggak tau juga sampai kapan3.

Kesimpulan

Berawal dari KA Logawa yang downgrade agar bisa tetap perpanjangan rute sampai Stasiun Ketapang. Opsi SSNG ramping telah dicoret dengan keberhasilan SSNG menembus Terowongan Sasaksaat. Namun muncul usulan walaupun hanya segelintir yakni Kereta Premium New Generation Modifikasi.

Bila dilihat sebetulnya ini solusi untuk kenyamanan lebih. Apalagi bagi mereka yang ogah duduk dalam posisi mundur. Paling realistis malahan. Selain itu untuk penyederhanaan layanan kereta ekonomi yang punya duksar beragam.

Modifikasi bisa dikerjakan oleh Balai Yasa Manggarai. Namun bola ada di tangan operator. Semua bergantung pada PT. KAI. Jadi untuk sekarang baiknya nikmati saja dulu downgrade KA Logawa nya. Juga KA Jarak Jauh yang masih membawa Kereta Premium.


  1. Kereta Premium tentu saja bukan hanya SSG1 keluaran 2018 dan 2019. Tetapi juga Mild Steel tahun 2017 ↩︎
  2. Bahkan yang ini jarak antar kursinya sangat sempit ↩︎
  3. Kecuali ngarep SSNG ramping, sebenarnya ada opsi untuk renovasi atau membangun terowongan baru. Namun ini kewenangan ada di DJKA. Membangun terowongan baru jelas akan memakan waktu dan anggaran nggak sedikit. Opsi berikutnya adalah evaluasi secara berkala. Apakah perpanjangan rute KA Logawa dengan downgrade duksar tetap akan membuat okupansi stabil ataukah sebaliknya? Ini juga harus dicermati. ↩︎

Comments

Leave a Reply