Stasiun Klakah telah ganti nama jadi Stasiun Lumajang. Terhitung mulai 10 Agustus 2025. Sayang perubahan nama ini nggak banyak diketahui. Justru tertutupi ramainya kasus Cirebon BT Batik Trusmi.
Pendahuluan
Akhir-akhir ini memang lagi ada drama Cirebon. Lho kok bisa gitu? Ini berkaitan dengan Naming Rights Stasiun Cirebon BT Batik Trusmi.
Kerasnya penolakan dari sebagian masyarakat dan politikus membuat PT. KAI membatalkan peresmian Naming Rights itu tanggal 1 Oktober 2025 kemarin. Jelas pihak BT Batik Trusmi sangat dirugikan
Mereka udah persiapan dari jauh hari. Uang udah banyak digelontorkan. Undangan juga terlanjur disebarluaskan. Kasihan banget kan acaranya sampai nggak jadi?
Lantas hal ini jadi isu besar. Banyak terjadi pro dan kontra. Di sini pihak KAI diminta untuk bertanggung jawab. Apalagi BT Batik Trusmi rugi banget akibat pembatalan ini.
Sayangnya drama ini membuat momen pergantian nama di tempat lain jadi terlupakan. Tertutupi oleh hebohnya pemberitaan batalnya Naming Rights ini. Padahal perubahan ini juga memunculkan pro dan kontra di media sosial.
Sekilas Tentang Stasiun Klakah di Lumajang
Tanggal 10 Agustus 2025 lalu Stasiun Klakah resmi berganti nama jadi Lumajang. Sayangnya momen ini cenderung sepi pemberitaan. Perubahan udah di acc sama Balai Teknik Perkeretaapian (BTP) Surabaya.
Sebelum melangkah lebih lanjut, ada baiknya kita review sedikit tentang Stasiun Klakah. Seperti kita tau, selama ini pintu masuk utama menuju Kabupaten Lumajang.
Stasiun Klakah dibangun Staats Spoorwegen tahun 1893 dan mulai beroperasi 1895. Sebagai bagian dari Lintas Probolinggo-Jember-Panarukan. Stasiun ini punya lintas cabang menuju Pasirian via Lumajang Kota (1896-1988)
Tercatat stasiun ini melayani hampir seluruh Perjalanan Kereta ke arah Ketapang. Hanya satu yang melintas langsung yakni KA Sri Tanjung. Nama Klakah sendiri mengacu pada kecamatan dimana stasiun tersebut berdiri.
Klakah Jadi Stasiun Lumajang, Gimana Dengan Eksisting?
Sejak bulan Mei 2025, Pemerintah Kabupaten Lumajang telah merencanakan pergantian nama Klakah menjadi Lumajang. Tujuannya agar para penumpang tau bahwa mereka telah nyampe di Lumajang.
Usulan tersebut diterima oleh Balai Teknik Perketaapian (BTP) Surabaya. Nama stasiun pun resmi berganti tanggal 10 Agustus 2025. Namun hal tersebut menimbulkan pro kontra di media sosial.
Alasannya selain karena jarak yang masih jauh ke Pusat Kota, juga keberadaan Lumajang sebagai stasiun non aktif di Jalur Klakah-Pasirian. Terletak tepat di Pusat Kota Lumajang. Nasib stasiun non-aktif itupun jadi tanda tanya.
Nggak sedikit pula yang mempertanyakan apakah ini tanda bahwa lintas cabang itu nggak akan direaktivasi. Memang pernah ada pemberitaan soal itu. Reaktivasi tersebut nggak bisa dilaksanakan karena biayanya sangat mahal.
Stasiun Lumajang “Jawaban” atas Keberadaan Stasiun Kereta
Pergantian ini bisa jadi merupakan jawaban atas pertanyaan “Apakah Lumajang Ada Stasiun Kereta?” Boleh jadi kamu ikut mempertanyakan hal tersebut. Nah apa yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah bisa jadi tujuannya memang itu.
Sebab selama ini orang taunya cuma Klakah bukan Lumajang. Klakah sendiri adalah nama Kecamatan dan stasiun berdiri di sini. Sedangkan Lumajang jelas Kabupaten.
Nggak banyak juga yang mengetahui keberadaan jalur non-aktif yang lewat pusat kota. Walaupun bekas stasiunnya masih ada dan telah beralih fungsi.
Tertutupi Kasus Cirebon BT Batik Trusmi
Sayang pergantian nama Klakah jadi Stasiun Lumajang kurang pemberitaan. Bahkan sekarang malah tertutupi sama kasus Naming Rights Stasiun Cirebon BT Batik Trusmi. Sehingga perubahan nama di Lumajang jadi nggak banyak diketahui.
Kasus Naming Rights Stasiun Cirebon masih bergulir dan tentu saja masih banyak pro kontra. Pihak yang pro berasal dari pelaku bisnis. Karena kerugian pihak BT Batik Trusmi atas pembatalan ini.
Sedangkan yang kontra kebanyakan mereka yang masih minim edukasi dan literasi. Nggak tau apa itu Naming Rights. Jadi ikut aja arus. Kebetulan banyak yang kontra. Semakin diperkuat oleh budayawan dan politikus.
Bahkan mereka makin nggak masuk akal. Alih-alih Naming Rights, malah minta penambahan Kejaksaan disitu. Wah makin seru lah. Tapi ingat gegara kasus ini juga pergantian nama di Lumajang sana jadi teralihkan.
Jadi Gimana Kita Harus Menyebut Stasiun Lumajang ?
Keberadaan stasiun eksisting di pusat kota membuat pergantian nama ini seolah rancu. Pastinya kamu juga bakal bingung harus bilang stasiun apa ya biar nggak ketukar?
Gampang sih, sebut aja Lumajang Klakah atau Lumajang Utara. Walaupun itu bukan nama resmi. Seperti halnya menyebut Stasiun Cirebon Kejaksaan. Secara Klakah dan Kejaksan adalah kecamatan.
Sedangkan yang eksisting bisa disebut Lumajang Kota. Walaupun mungkin aja benar Lintas Cabang akan tutup permanen.
Sekarang ini kebetulan masih transisi. Nama Klakah masih dipake. Bahkan kalo kamu mau pesan tiket, masih tercatat nama Stasiun Klakah. Jadi tinggal tunggu aja sampai beneran ganti.

Kesimpulan
Walaupun masih transisi dan belum tercatat di pemesanan tiket, sejak 10 Agustus 2025 Stasiun Klakah telah berganti nama jadi Stasiun Lumajang.
Meskipun pergantian ini menimbulkan kerancuan lantaran ada stasiun eksisting di pusat kota yang telah non-aktif sejak 1988. Sayang pergantian nama ini justru teralihkan dan tertutupi oleh kasus Naming Rights Stasiun Cirebon BT Batik Trusmi.
Lantas bila udah beneran ganti, cara kamu menyebutnya gampang aja. Biar nggak rancu, kamu bisa sebut Lumajang Klakah atau Lumajang Utara. Seperti halnya menyebut Cirebon Kejaksaan.


Leave a Reply