Stasiun Pasuruan dan Sejarah Jalur Pertama Milik SS

stasiun pasuruan sejarah jalur pertama staats spoorwegen

Keberadaan Stasiun Pasuruan tak bisa lepas dari sejarah jalur pertama milik Staats Spoorwegen (SS). Bersamaan dengan itu stasiun mulai beroperasi pada 1878. Kemudian menjadi tonggak terbentuknya Jalur Blitar, Surabaya Solo, hingga Banyuwangi.

Pendahuluan

Dalam sejarah jalur kereta api pertama di Indonesia mulai beroperasi tahun 1867. Menghubungkan Semarang dan Tanggung. Namun ketika itu yang jadi operator ialah NISM (Nederlandsch Indische Spoorweg Maatschappij). Operator kereta api swasta Hindia Belanda.

Pemerintah Kolonial baru mengoperasikan si ular besi untuk pertama kalinya 11 tahun kemudian. Melalui operator Staats Spoorwegen (SS), jalur kereta Surabaya Pasuruan mulai operasional. Ditambah percabangan ke Stasiun Malang yang selesai tahun 1879.

Seiring berjalannya waktu, jaringan rel kereta api milik Staats Spoorwegen (SS) terus mengalami perkembangan. Bahkan mendominasi perkeretaapian di Hindia Belanda. Jaringan tersebut masih eksis hingga sekarang. Bahkan sebagian besarnya merupkana lintas utama.

Termasuk segmen Surabaya Pasuruan kemudian berkembang hingga ujung timur Pulau Jawa. Seperti apakah perkembangannya?

Before We Go

Pembahasan ini masih berkaitan dengan tiga sebelumnya. Pertama, Kereta Commuter Line Supas : Ekonomi Plus Kemenhub 6 Ribu. Ketika kereta tersebut masih menggunakan KA Ekonomi Plus Kemenhub.

Kemudian Jadwal Commuter Line Supas : Ekonomi 106 dan Bernomor, bersamaan dengan perubahan sarana dan penerapan nomor tempat duduk. Terakhir adalah Naik Kereta Komuter Supas : Jalur Pertama dan Lumpur Lapindo.

Stasiun Pasuruan, Awalnya Merupakan Ujung (Terminus)

Keberadaan stasiun di pusat kota ini tak bisa dilepaskan dari sejarah jalur kereta pertama yang dibangun oleh pemerintah kolonial. Stasiun ini adalah titik ujung atau terminus jaringan kereta api yang beroperasi 1878. Bersama dengan Stasiun Surabaya Kota dan Bangil menjadi salah satu yang tertua dibangun pemerintah kolonial lewat Staats Spoorwegen (SS).

stasiun pasuruan salah satu tertua milik staats spoorwegen

Stasiun Pasuruan, Bukan Terminus Sejak 1880-an

Staats Spoorwegen (SS) terus mengembangkan jaringan rel kereta api. Terutama di wilayah timur (Oosterlijnen). Tak cukup mentok di Kota Pasuruan, memasuki dekade 1880-an, jaringan rel kereta api arah timur terus diperluas. Pada 1884 telah mencapai Probolinggo. Hingga pada akhirnya mencapai ujung timur pulau Jawa di Banyuwangi tahun 1903.

asalnya ujung kini titik awal ke ujung rel timur

Berbagai Dinamika Pasca Kemerdekaan

Jalur Kereta Surabaya Banyuwangi via Stasiun Pasuruan mengalami berbagai dinamika terutama pasca Kemerdekaan Indonesia. Salah satu yang paling fenomenal adalah perubahan titik ujung rel di timur Pulau Jawa.

Hingga tahun 1984 titik ujung masih berada di Stasiun Banyuwangi Lama. Sebetulnya stasiun ini cukup dekat dengan Pelabuhan Kota Banyuwangi (sekarang Pantai Boom). Karena terus mengalami pendangkalan, aktivitas pelabuhan pindah ke daerah Tanjungwangi yang kemudian dikenal sebagai Pelabuhan Ketapang.

Dalam rangka mengintegrasikan seluruh layanan transportasi dengan penyeberangan baru, Pemerintah membangun stasiun baru tahun 1984. Stasiun ini beroperasi 1985 dengan nama Banyuwangi Baru dan berganti nama jadi Ketapang tahun 2019. Sejak itulah aktivitas pindah ke Ketapang.

Ujung timur baru benar-benar bergeser ke sana tahun 1988. Seiring dengan berakhirnya operasional Stasiun Banyuwangi Lama. Adapun Pasuruan tak begitu banyak mengalami perubahan. Kecuali di tahun 1884 yang bukan lagi stasiun terminus (ujung).

Stasiun Pertama di Daop 9 Jember

Bukan lagi terminus, bahkan sejatinya stasiun ini merupakan yang pertama di Daop 9 Jember. Wilayah operasional PT KAI tersebut mulainya dari stasiun ini. Adapun stasiun lainnya yang masih berada di Kabupaten Pasuruan yakni Bangil itu masih berada dibawah Daop 8 Surabaya.

masuk wilayah daop 9 jember

Masih Terminus Kereta Commuter Line Supas

Meskipun bukan lagi titik ujung, Stasiun Pasuruan masih berperan sebagai terminus. Namun untuk layanan Kereta Commuter Line Supas.

Kereta ini memiliki relasi yang sama sebagaimana jalur kereta pertama milik Staats Spoorwegen (SS). Memulai perjalanan dari Stasiun Surabaya Kota dan berakhir di sini. Kemudian balik lagi.

Dalam sehari ada 8 perjalanan Kereta Commuter Line Supas di koridor bersejarah ini. Rinciannya 4 perjalanan dari Stasiun Surabaya Kota dan 4 lagi dari sini. Untuk lebih jelasnya bisa dilihat di sini Jadwal Commuter Line Supas : Ekonomi 106 dan Bernomor.

terminus commuter line supas

Kesimpulan

Keberadaan Stasiun Pasuruan tak bisa lepas dari Jalur Pertama Staats Spoorwegen (SS) dan perkembangan jaringan kereta api milik pemerintah Kolonial Belanda.

Sampai dengan tahun 1883, stasiun ini merupakan terminus. Kemudian sejak 1884 rel diperpanjang ke Ketapang dan 1903 mencapai ujung timur di Stasiun Banyuwangi Lama. Sampai akhirnya bergesek ke Ketapang tahun 1988.

Meski bukan lagi titik akhir, stasiun ini masih menjadi terminus bagi layanan Kereta Commuter Line Supas. Dengan 8 kali perjalanan pulang pergi dari Stasiun Surabaya Kota hingga ke sini.

Lanjut Jadwal Stasiun Kereta Pasuruan : Semua Perjalanan ke Ujung Timur

InSyaaAlloh pembahasan ini masih akan lanjut ke Jadwal Stasiun Kereta Pasuruan : Semua Perjalanan ke Ujung Timur. Kereta Apa aja yang dilayani di stasiun bersejarah ini? Semua akan dibahas pada pembahasan tersebut.

Comments

Leave a Reply