Meski hanya pemberhentian, Stasiun UI Depok ternyata punya peran strategis dalam pembangunan Double Track Manggarai Bogor Tahap ke-1. Proyek yang nggak bisa lepas dari Relokasi Kampus UI ke Depok. Karena masih minimnya akses ke sana.
Pendahuluan
Dalam sejarahnya, pembanguan Double Track Manggarai Bogor nggak lepas dari relokasi kampus Universitas Indonesia ke Depok. Setelah melalui kajian sejak 1975, pihak Universitas Indonesia yang waktu itu menginginkan adanya integrasi kampus akhirnya memilih Depok sebagai lokasi kampus baru.
Namun akses ke sana masih minim. Memang waktu itu udah ada jalur kereta Jakarta Bogor. KRL juga telah beroperasi lagi sejak 1976. Masalahnya jalur tersebut masih single track. Khususnya dari Stasiun Manggarai hingga Stasiun Bogor.
Momen relokasi Kampus UI ke Depok itu kemudian mendorong PJKA untuk membangun Double Track Fase ke-1 antara Manggarai Depok. Pada tahun 1987, Kampus Depok memulai aktivitasnya, termasuk stasiun pemberhentian yang juga menjadi fasilitas kampus yang baru.
Sejarah Relokasi Kampus UI dan Proyek Double Track
Awal dekade 1970-an, Kampus Universitas Indonesia tersebar di tiga lokasi berbeda: Pegangsaan Timur, Rawamangun, dan Salemba. Hal ini menimbulkan masalah dan tak sesuai dengan visi Universitas Indonesia yakni kegiatan kampus yang terintegrasi.
Kajian Relokasi Integrasi Kampus UI Tahun 1975
Tahun 1975, mulailah kajian relokasi yang tujuannya untuk menyatukan dan mengintegrasikan Kampus UI. Setelah melalui berbagai proses dan studi banding, sebuah lokasi di Depok yang masih berbatasan dengan Jakarta Selatan. Lokasi tersebut dilintasi Jalur Kereta Jakarta Bogor.
Double Track Untuk Mendukung Kegiatan Kampus Depok
Namun minimnya akses ke Depok dan jalur kereta yang masih single track jadi PR. Itu jelas bakal menghambat akses menuju Kampus baru.
Karenanya Pihak UI bersama dengan PJKA, Pemprov Jawa Barat dan DKI Jakarta sepakat untuk mengembangkan jalur kereta peninggalan Belanda itu. Sekaligus memulai Proyek Double Track dari Stasiun Manggarai ke Stasiun Bogor.
Dengan fase pertama di segmen Manggarai Depok. Sebagai dukungan untuk memperlancar akses ke Kampus UI Depok. Termasuk menambah pemberhentian yang akan jadi fasilitas kampus baru itu.
Peran Strategis Stasiun UI Depok
Akhirnya Kampus yang baru dan terintegrasi di satu lokasi memulai aktivitasnya pada tahun 1987. Bersamaan dengan itu, Stasiun UI Depok juga mulai beroperasi. Berkontribusi besar dalam perkembangan kawasan dan proyek Double Track.
Stasiun UI Depok : Fasilitas Kampus dan Pemberhentian
Terletak nggak jauh dari Pintu Masuk Kampus UI Depok, stasiun ini sejatinya merupakan bagian dari fasilitas Kampus UI Depok yang baru dan terintegrasi. Meski PJKA (kini PT. KAI) tetap menjadi operatornya.
Sejak tahun 1987, stasiun ini telah menjadi pemberhentian KRL Jabotabek. Khususnya kereta ekonomi. Dimana waktu itu juga terdapat layanan kereta ekspres1.
Pangsa pasar stasiun ini ialah Civitas Akademika Universitas Indonesia. Terutama mereka yang tinggal di Jakarta. Sehingga Jalur KA Manggarai Padalarang2 warisan kolonial ini waktu itu jadi akses paling mudah menuju kampus UI Depok.

Perkembangan Kawasan Sekitar Kampus dan Stasiun UI Depok
Namun Seiring berjalannya waktu, wilayah sekitar Kampus dan Stasiun semakin berkembang. Banyak hunian baru bermunculan.
Termasuk keberadaan rumah kost-kostan bagi mahasiswa. Sehingga masyarakat sekitar banyak yang lebih memilih memanfaatkan stasiun ini. Daripada harus jauh-jauh ke Stasiun Depok.
Peran Strategis Wujudkan Double Track
Hal yang terpenting dari keberadaan Kampus dan Stasiun UI Depok tentu saja Double Track Manggarai Bogor Fase-1. Meski baru sampai Depok itu udah cukup mengurangi waktu tempuh KRL Jabotabek.
Dengan adanya Double Track akan menghapus kegiatan persilangan antar kereta. Meski untuk persusulan masih tetap ada dan biasa dilakukan di Stasiun Pasar Minggu.
Double Track jelas memperlancar akses transportasi Civitas Akademika UI. Begitupun dengan masyarakat Depok yang mengandalkan KRL sebagai moda transportasi untuk melakukan aktivitas di Jakarta.

Kesimpulan
Keberadaan Kampus dan Stasiun UI Depok merupakan dorongan untuk membangun Double Track Manggarai Bogor Fase-1. Meskipun baru separuh jalan sampai Depok, hal ini udah cukup menjadi kemudahan akses transportasi.
Terutama bagi Civitas Akademika dan masyarakat yang biasa menggunakan KRL Jabotabek sebagai moda transportasi. Di sinilah peran strategis stasiun yang mulai beroperasi tahun 1987 ini.
Bisa jadi tanpa relokasi Kampus UI ke Depok berikut pembangunan stasiun di dalamnya, nggak akan ada proyek Double Track Manggarai Bogor. Kalopun ada paling menunggu beberapa tahun lagi baru bisa terwujud.
InSyaaAlloh Lanjut “Akhirnya Steril Lagi”
Pembahasan tentang Stasiun UI Depok masih akan lanjut. InSyaaAlloh kita akan membahas tentang perkembangan stasiun yang juga jadi fasilitas kampus Depok ini. Di artikel berjudul Timeline Stasiun Universitas Indonesia : Akhirnya Steril Lagi.
- KRL Pakuan Ekspres mulai beroperasi tahun 1987-1988. Menggunakan rangkaian KRL Rheostatik Stainless Steel yang telah dimodifikasi jadi kelas bisnis (KL2). Namun kereta ini berjalan langsung di Stasiun UI Depok. ↩︎
- Sejatinya jalur ini pertama kali dioperasikan oleh NISM tanggal 31 Januari 1873 menghubungkan Batavia dan Buitenzorg (Bogor). Pada tahun 1878, Staats Spoorwegen (SS) memulai perluasan jalur kereta api hingga ke Priangan dan jalur kereta Bogor Bandung ini mulai beroperasi tahun 1884. Kemudian jadi bagian dari Lintas Utama Trans Jawa. Segmen Batavia-Buitenzorg diakuisisi SS tahun 1920. Hal inilah yang jadi latar belakang penamaan Jalur KA Manggarai Padalarang (SS juga mengoperasikan Stasiun Manggarai sebagai pengganti Mestercornelis Passer). Kemudian pada 1930, melalui ESS, lintas Batavia Buitenzorg dielektrifikasi. ↩︎


Leave a Reply