Jalur Trem Malang jadi bagian dari pengembangan jaringan transportasi perkotaan. Dibangun bersamaan dengan lintas utama dari Stasiun Malang ke Blitar secara bertahap dan membelah Alun Alun Kota Malang. Sayang jejaknya nyaris hilang.
Pendahuluan
Sebagaimana dalam konten sebelumnya, “Stasiun Malang Pertama di Kota Apel” dan ”Stasiun Malang Sisi Timur Kini Hidup Lagi”, si ular besi telah menembus Malang Raya di tahun 1879.
Malang waktu itu masih merupakan kota kecil di Karesidenan Pasuruan. Posisinya terpencil namun punya potensi hasil pertanian bagus. Masuknya kereta api otomatis meningkatkan perekonomian setempat.
Pengangkutan hasil bumi jadi lebih cepat. Demikian halnya mobilitas penumpang dan militer. Ketika itu Malang juga merupakan basis militer. Dengan semakin tumbuhnya kota praktis membutuhkan moda transportasi yang handal.
Jalur Kereta Api Dilanjutkan ke Blitar
Tahun 1896-1897 lintas kereta api Bangil – Malang diperpanjang hingga arah Blitar. Pada periode ini turut dibangun Stasiun Malang Kotalama (MLK) dan Kepanjen (KPJ). Demikian pula jaringan rel kereta api di dalam kota.
Jalur Trem Malang di Dalam Kota
Bersamaan dengan perluasan jaringan rel di lintas utama, turut dibangun jaringan kereta api dalam kota Malang. Nah untuk dalam kota ini formatnya ialah jalur Trem Malang.
Jalur trem Malang dibangun dalam 8 tahap, dimana tahap awal lebih fokus di Malang Selatan. Trem dioperasikan Malang Stroomtram Maatschappij (MS), operator kereta api swasta, dan pusat kendalinya berada di Jagalan.
Jalur Trem Malang ke Selatan
Sampai dengan tahap ke-5 fokus pembangunan lebih mengarah ke selatan. Boleh jadi tujuannya memang untuk sekaligus membuka keterisolasian. Karena saat itu Malang termasuk kota pedalaman di Karesidenan Pasuruan.
Meskipun demikian punya potensi ekonomi bagus khususnya di bidang pertanian dan perkebunan. Didukung oleh iklim di Malang yang sejuk. Karenanya potensi itu perlu dimaksimalkan. Terutama dalam hal pengangkutan.
Disamping hasil bumi, trem Malang juga digunakan sebagai sarana angkutan penumpang. Terutama untuk mendukung lintas utama yang telah dibangun oleh Staats Spoorwegen (SS).
Tahap 1 Malang Bululawang
Lintas trem pertama yang dibangun menghubungkan Malang dan Bululawang. Satu kawasan yang sekarang posisinya nggak jauh dari Kepanjen. Tentunya masuk wilayah Kabupaten Malang bagian selatan.
Tahap 2 Bululawang Gondanglegi
Jalur trem dilanjutkan lagi ke selatan yakni Gondanglegi. Sama juga wilayah yang sekarang masuk Kabupaten Malang daerah selatan. Bahkan boleh dibilang udah masuk Kepanjen.
Tahap 3 Gondanglegi Talok
Nah dari sini jalurnya berbelok ke Timur yakni Talok. Masih sama-sama di Kabupaten Malang saat ini.
Tahap 4 Talok Dampit
Pembangunan diteruskan lagi makin ke timur yakni ke Dampit. Kini Gondanglegi, Talok dan Dampit telah berada di dalam satu lintasan yakni Lintas Timur (East Line).
Tahap 5 Gondanglegi Kepanjen
Akhirnya Pusat Kota Kepanjen terhubung juga dengan Kota Malang. Bahkan sebelumnya pun telah terhubung oleh lintas utama Malang Blitar yang dioperasikan Staatspoorwegen (SS). Karenanya Kepanjen ini jadi titik transfer penumpang Trem Malang Stroomtram (MS) ke Staats Spoorwegen (SS) dan sebaliknya.
Tahap 6 Tumpang Singasari
Pertama kalinya jalur trem Malang dibangun agak ke utara. Nah di tahap ini lintas nya belum tersambung dengan jaringan Malang Stroomtram (MS). Namun penumpang Staats Spoorwegen (SS) bisa transit di Singasari.
Tahap 7 Malang Blimbing
Disinilah lintas selatan dan utara Malang mulai tersambung jaringan jalur Trem Malang milik Malang Stroomtram Maatschappij (MS). Sehingga pusat kendali di Malang Jagalan pun bisa beroperasi maksimal.
Nah di Blimbing ketemu dengan lintas Tumpang – Singasari yang telah lebih dulu ada. Titik transfer ke Staats Spoorwegen (SS) pun bertambah di Blimbing. Sebelumnya Singasari, Malang Kotalama, dan Kepanjen
Tahap 8 Sedayu Turan
Lintas ini sejatinya mirip dengan Tumpang Singasari pada awal pembangunannya. Meskipun begitu dari Turan terhubung dengan segmen Gondanglegi – Talok – Dampit. Dimana Turen merupakan titik terminus.
Memotong Alun Alun Kota Malang
Satu segmen yakni Malang Blimbing terbilang unik karena memotong Alun Alun Kota Malang. Bekas jalurnya sempat viral di tahun 2020 ditemukan di daerah Kayutangan. Nggak jauh dari kawasan tersebut.
Uniknya lagi ada satu foto jadul memperlihatkan Tram seperti berhenti di tengah kawasan alun-alun. Padahal seharusnya nggak boleh ada aktivitas turun naik penumpang di situ. Entah memang ada stopplast atau gimana di situ.
Apapun yang terjadi saat itu intinya Trem merupakan moda transportasi penting di Kota Malang. Menunjukkan bahwa Kota Apel itu selangkah lebih maju karena punya transportasi perkotaan berbasis rel.
Akhir Kisah Jalur Trem Malang
Seiring perkembangan waktu dan munculnya moda transportasi yang lebih modern. Lambat laun Trem pun ditinggalkan. Tahun 1959 menjadi akhir dari operasional jalur Trem Malang berikut seluruh armadanya.
Kini bekas jalurnya nyaris udah nggak lagi bisa ditemukan. Kecuali di beberapa tempat aja. Salah satunya di Kayutangan itu. Juga akses penghubung antara Stasiun Malang Jagalan dan Stasiun Malang Kotalama.
Hingga kini jalur tersebut masih aktif melayani rangkaian kereta ketel Pertamina dari Depot Pertamina Malang ke Surabaya via Stasiun Malang. Bahkan Stasiun Jagalan juga telah berubah fungsi jadi pemukiman penduduk. Walaupun masih asset PT. KAI. Termasuk juga sisa-sisa Malang Stroomtram (MS) lainnya.
Kesimpulan
Bersamaan dengan perluasan lintas utama Malang menuju Blitar, jalur Trem Malang dibangun secara bertahap mulai tahun 1897 hingga 1908. Awalnya dibangun koridor selatan dari Malang ke Bululawang hingga Kepanjen.
Baru setelah itu giliran sisi utara mulai segmen Tumpang Singasari dan akhirnya terhubung dengan Malang via Blimbing dan membelah Alun-Alun Kota Malang. Sejak itu Kota Malang telah memiliki moda transportasi perkotaan berbasis rel.
Sayangnya seiring berjalananya waktu dan perkembangan transportasi, Trem mulai ditinggalkan. Hingga semua berakhir di tahun 1959 dan hanya menyisakan sebagian kecil peninggalan.
Seperti bekas rel di Kayutangan dan jalur penghubung Dipo Pertamina ke Malang Kotalama via Jagalan. Seluruh peninggalan Malang Stroomtram (MS) kini menjadi asset PT. KAI.
Galeri Foto




Daftar Pustaka
Arif Ramadana. 2020. Menilik Sejarah Perkembangan Trem Sebagai alat angkut pada masa kolonial di Kota Malang. Jakarta : IDN Times
Olivier Johannes Raap. 2017. Sepoer Oeap di Djawa Tempo Doeloe. Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia (KPG)
Leave a Reply