Rekonstruksi Ulang Sejarah KA Parahyangan : Ternyata Beda Kereta

rekonstruksi sejarah ka parahyangan ternyata beda kereta

Kembali dinas mulai 1 Februari 2025, sejarah KA Parahyangan ternyata harus direkonstruksi ulang. Apalagi setelah ditelusuri dengan seksama, antara Sang Legenda dan Argo Parahyangan tu beda kereta dan asal usulnya. Seperti apa sejarah sang legenda yang sebenarnya? Simak rekonstruksi berikut

Pendahuluan

Melanjutkan pembahasan sebelumnya yakni Jadwal KA Parahyangan 2025 : Lebih Banyak Pemberhentian. Kali ini kita akan merekonstruksi ulang timeline kereta legendaris yang telah kembali dari pensiunnya. Mulai 1 Februari 2025 bersamaan dengan berlakunya Gapeka 2025, PT.KAI kembali mengoperasikan Kereta Api Parahyangan sebagai pengganti Argo Parahyangan.

Kembalinya Legenda Priangan Barat ini disambut cukup hangat. Namun nggak sedikit yang menyebut sang Legenda balik hanya modal menghilangkan embel-embel argo-nya. Nah inilah yang cukup menarik untuk ditelusuri lebih lanjut. Terutama dari asal usul dan sejarah pertama kalinya kereta ini beroperasi.

Sejarah KA Parahyangan : Beroperasi 31 Juli 1971

Fakta sejarah KA Parahyangan yang nggak bisa dibantah lagi ialah kereta ini mulai beroperasi pada tanggal 31 Juli 1971. Waktu itu melayani rute dari Stasiun Jakarta Kota ke Stasiun Bandung, dan sebaliknya. Awalnya beroperasi dengan stamformasi 6 K2 (BW) dan 1 KM2 ditarik lokomotif BB301/304.

Memasuki dekade 1980-an, CC 201 mulai menarik kereta ini. Sesekali juga mulai membawa K1 (AW) yang saat itu masih dengan sistem sewa. Barulah sekitar tahun 1986 Kereta Api Parahyangan mulai meregulerkan K1-nya. Periode ini sampai dengan separuh dekade 1990-an merupakan masa keemasan Sang Legenda Priangan Barat1.

Sejarah KA Parahyangan : Mulai Terusik Argo Gede

Tanggal 31 Juli 1995 harusnya jadi hari menyenangkan buat Sang Legenda yang telah 24 tahun mengarungi Lintas Priangan Barat, dan melayani para pelanggan setianya di koridor Bandung Jakarta. Namun yang terjadi malah “dihadiahi” kereta baru yang tentu akan menjadi rivalnya.

Hari itu KA Argo Gede mulai mengawali masa dinasnya di koridor Bandung Jakarta. Dengan berbagai keunggulan dan waktu tempuh lebih cepat ketimbang Sang Legenda. Meski ini merupakan hadiah HUT Kemerdekaan Indonesia ke-50, tapi juga kado buruk buat Kereta Api Parahyangan. Mengingat sejak itulah persaingan sengit mulai.

Perka Argo Gede bahkan terus bertambah seiring berjalannya waktu. Sehingga pada dekade 2000-an mulai mengambil alih posisi sebagai penguasa Lintas Priangan Barat dengan tetap mempertahankan kenyamanannya. Adapun Kereta Api Parahyangan terus mengalami kemunduran.

Tol Cipularang Benar-Benar Mengakhiri Sepak Terjang Sang Legenda

Tahun 2004 Tol Cipularang resmi dibuka. Menjadikan trend baru pertumbuhan moda transportasi mobil travel. Di sini pesaing Kereta Api Parahyangan pun tambah lagi. Udah mah kalah saing sama KA Argo Gede, harus babak belur pula menghadapi persaingan dengan ban karet di Tol Cipularang.

Nggak kuat menanggung kerugian terus-menerus, PT. KAI akhirnya putuskan untuk mengakhiri masa dinas Sang Legenda. Sebaliknya KA Argo Gede yang menjadi rival sejak 1995 justru akan dipertahankan. Menggunakan jadwal peninggalan Kereta Api Parahyangan hingga direncanakan ada penambahan kereta bisnis di jam tertentu.

Tanggal 26 April 2010 adalah terakhir kalinya Sang Legenda dinas dan harus purnatugas setelah 38 tahun dinas dan meninggalkan banyak kenangan tak terlupakan. Karena besoknya peran Sang Legenda diambil alih seluruhnya oleh sang rival KA Argo Gede yang berganti nama jadi KA Argo Parahyangan.

Sejarah KA Parahyangan : Kembali Lagi Setelah Rival Pensiun

KA Argo Parahyangan memang terbilang sukses mengambil alih peran Kereta Api Parahyangan di Priangan Barat. Bahkan mencapai puncak kejayaan di tahun 2017 hingga 2020. Koridor Bandung Jakarta kembali menjadi tambang emas. Terutama setelah Tol Cikampek dan Cipularang sering macet.

Sayangnya kejayaan itu berakhir di tahun ke-10 masa dinasnya. Semua karena Pandemi Covid-19 yang berlangsung selama 2 tahun (2020-2022)2. Pada 1 Oktober 2003 Kereta Cepat Whoosh mulai beroperasi dengan menawarkan waktu tempuh hanya 30 menit hingga 1 jam saja. Tentu ini menjadi pesaing berat KA Argo Parahyangan melebihi Tol Cipularang.

Bahkan kereta ini sempat diwacanakan suntik mati setelah Whoosh beroperasi. Tanda-tanda ke sana pun nampak di awal 2024 dengan tak lagi punya duksar sendiri dan menjadi “sapu jagat”. Akhirnya pada 31 Januari 2025 KA Argo Parahyangan pun pensiun setelah 14,5 tahun bertugas3.

Jadi nggak perlu disuntik mati sebagaimana wacana yang beredar di awal-awal. Dibiarkan terus beroperasi seperti biasa. Namun jadwalnya berkurang dan nggak lagi punya duksar sendiri. Sampai terjadi pergantian ke Gapeka baru.

Sebaliknya, Kereta Api Parahyangan justru balik lagi dari masa pensiunnya yang telah memasuki tahun ke-14. Dengan pola masih “sapu jagat” peninggalan mantan rival di Lintas Priangan Barat. Memanfaatkan duksar KA Jarak Jauh lainnya maupun rollingan dengan Kereta Api Papandayan dan KA Pangandaran.

Kesimpulan

Dari rekonstruksi di Sejarah KA Parahyangan di atas bisa kita ambil kesimpulan bahwa Kereta Api Parahyangan dan KA Argo Parahyangan itu adalah dua kereta yang berbeda. Dari sejarah awal pun begitu.

Kereta Api Parahyangan mulai dinas pada 31 Juli 1971 dan sempat pensiun sejak 27 April 2010. Kemudian balik lagi 1 Februari 2025. Sedangkan KA Argo Parahyangan itu asalnya adalah KA Argo Gede yang mulai beroperasi 31 Juli 1995. Namun sejak 27 April 2010 direbranding jadi KA Argo Parahyangan dan purnatugas sejak 1 Febuari 2025.

Jika dihitung masa tugas pun, Total KA Argo Parahyangan telah mengabdi selama 29 tahun. Dengan 14,5 tahun diantaranya sebagai KA Argo Gede. Sedangkan Sang Legenda mengabdi 38,5 tahun sampai 26 April 2010. Kemudian pensiun dan kembali lagi 1 Februari 2025.

sejatinya ka argo parahyangan merupakan lanjutan dari argo gede

  1. Pembahasan lebih lengkap ada di Kereta Api Parahyangan : Sang Legenda Priangan Barat ↩︎
  2. Pada masa Pandemi Covid-19, KA Argo Parahyangan dihadapkan pada masalah pembatasan mobilitas. Kemudian dukungan sarana (duksar) yang banyak berkurang dan dialihkan ke kereta lain. Akhirnya hanya memiliki dua trainset. Itupun berujung dialihkan ke Kereta Api Papandayan dan KA Pangandaran. Sehingga KA Argo Parahyangan nggak ada sarana sama sekali dan meminjam dari kereta lain. ↩︎
  3. Ini adalah masa tugas hanya sebagai KA Argo Parahyangan terhitung 27 April 2010. Jika digabungkan dengan KA Argo Gede sejak 31 Juli 1995, maka kereta ini telah bertugas selama 29 tahun. ↩︎

Comments

Leave a Reply